Mohon tunggu...
Ni Nyoman Putri Hanna
Ni Nyoman Putri Hanna Mohon Tunggu... Konsultan (konsultasi kesulitan) -

Bapak Bali, Ibu Batak, Besar di Tanah Melayu (Dumai-Riau). Sain Fisika, Teknologi Pendidikan, Konsultan CM. Hidup itu seperti Nano-Nano.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menjadi Durhaka???

4 Februari 2016   21:54 Diperbarui: 4 Februari 2016   22:25 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sorake Beach Nias Selatan"][Pantai Sorake, Nias Selatan]

Tangisku pecah saat mendengar suara yang bicara dari seberang.

Ingatan ini mulai memutar kenangan yang pernah kita lalui bersama dalam penderitaan, duka, kesakitan dan air mata.

Sungguh aku tidak menyangka, mengapa engkau tega merencanakan ini setelah penolakan yang aku lakukan.

Ibu….

Aku tahu semua yang engkau lakukan adalah baik.

Semua yang engkau lakukan adalah untuk membuat aku bahagia tetapi..

Sungguh….

Bukan ini yang aku inginkan Ibu.

Ibu….

Tak bisakah engkau mengingat sedikit saja (kebaikan) yang sudah aku lakukan???

Sehingga engkau harus memaksaku mengatakan “iya”

Ibu..

Aku tak ingin engkau bersedih bahkan sampai membuatmu sakit.

Aku tak ingin menambah luka lamamu yang telah mengering

Aku tak ingin…..

Ibu….

Bukan aku tak ingin menikah dengan pilihanmu..

Bukan aku meragukan pilihanmu.

Ibu ……

Aku hanya perlu waktu menata hatiku yang terlanjur kaku.

Kaku dengan aktivitas menantangku.

Kaku melihat dia yang menjadi pilihanmu.

Ibu…

Sedikitpun tak ingin aku durhaka kepadamu.

Percayalah semua ada waktunya.

Bahkan indah pada waktunya.

 

Baturaja, 04-02-16

nnph

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun