Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kekalahan Anies dan FPI Kubur Ambisi Politik Prabowo di 2019

14 April 2017   15:31 Diperbarui: 15 April 2017   01:00 5978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ambisi Prabowo maju di Pilpres 2019 – dengan syarat bisa melewati UU Pileg dan Pilpres 2019 di DPR – dihancurkan oleh kekalahan Anies dan FPI di Pilkada DKI. Kekalahan Anies mengubur ambisi, mimpi, ilusi dan delusi Prabowo menjadi Presiden RI untuk upaya yang keempat kalinya. Prabowo memertaruhkan diri untuk maju di pilpres 2019 dengan menanam saham kepada Anies dan FPI. Dampak dari aliansi Anies-FPI-Prabowo ini sungguh dahsyat dan menentukan bukan hanya bagi DKI Jakarta namun bagi Republik Indonesia.

Mari kita telaah dampak politik dan sosial kekalahan Anies bagi Prabowo dengan menari menyanyi suka-cita bahagia senang sentosa sambil menertawai kekalahan Anies selamanya senantiasa.

Anies adalah orang Arab wakil dari komunitasnya seperti halnya Rizieq FPI. Kepribadian Anies sama persis dengan kepribadian Rizieq FPI. Identifikasi ini tampak dalam keseharian yakni keduanya adalah manusia ambisius kekuasaan. Rizieq FPI menyebut dirinya Imam Besar – suatu tradisi yang hanya berlaku bagi kalangan Islam aliran Syiah.

Anies yang haus kekuasaan – begitu dipecat karena tidak becus mengelola dana sertifikasi di Kemendiknas sampai kelebihan Rp 23 triliun – meloncat ke seberang musuh politik dan bergabung dengan pecundang Pilpres 2014 – Prabowo dan PKS. Untuk menguatkan strategi kampanye busuk 2014 – yang ternyata ditiru dan dipakai oleh Anies – maka kampanye SARA menjadi tema kampanye Anies.

Kampanye SARA adalah satu-satunya cara Anies menuai dukungan karena kalau berkoar tentang program, maka Ahok-Djarot telah membuktikan dan pasti Anies kedodoran. Untuk mendukung kampanye SARA ini, maka FPI dan FUI digandeng untuk memenangkan Anies.

Awalnya, aliansi FPI dan Anies serta Prabowo ini dianggap akan dengan mudah memenangi Pilkada DKI. Diperkirakan setelah sukses mengriminalisasi dan menekan Polri dan Kejaksaan untuk menyeret Ahok untuk tuduhan penodaan agama – akibat video si kepo kurang kerjaan Buni Yani yang akan dibui oleh ulahnya – warga DKI akan memilih Anies. Faktanya, Ahok masih memenangi putaran pertama Pilkada DKI 2017.

Namun, strategi Timses Ahok dengan dukungan luas berhasil menyetir sidang Ahok menjadi sidang yang lambat laun masyarakat tahu bahwa Ahok tidak bersalah dan hanya menjadi korban tekanan FPI dan FUI yang mendompleng fatwa MUI. Dampaknya adalah warga DKI sadar siapa di balik Anies selain FPI dan FUI.

Upaya menekan popularitas Ahok terganjal justru oleh ulah cara kampanye yang salah dengan FPI menjadi corong bagi Anies. Anies pun menjadi identik dengan FPI. FPI tampak akan menjadi penguasa baru di DKI dengan akan menjadikan Anies sebagai kuda tunggangan rencana FPI dan FUI membuat Jakarta Bersyariah yang telah dicanangkan.

Maka secara all-out Rizieq FPI berkoar-koar meminta pendukung FPI untuk mendukung Anies karena agenda FPI akan dipenuhi dan dijalankan oleh Anies. Anies pun tak lebih dari menjadi boneka FPI. Bahkan Prabowo pun dianggap tidak berperan oleh FPI. Kejengkelan Prabowo ini diwujudkan dengan pertemuan berbagai pentolan politik yang bertemu di rumah Prabowo. Prabowo sama sekali tidak mengundang Rizieq FPI sang skondan alias sekutu Anies.

Anies yang tahu bahwa JK memiliki ambisi menjadi Presiden RI di 2019 pun digandeng dengan masjid digunakan sebagai alat kampanye. JK pun secara diam-diam mendukung Anies lewat Aksa Mahmud dan Erwin Mahmud dan tampak makin merapat ke Prabowo. Istri JK mendukung Anies.

Prabowo sebenarnya menyadari setelah berpengalaman kalah di Pilpres 2014 karena mengusung kampanye negative bahkan kampanye kotor hitam – dengan bukti Obor Rakyat dan lain-lain – tidak begitu nyaman mengulangi dukungan kampanye Anies yang penuh dengan SARA. Kegamangan dan rasionalitas Prabowo ini dikalahkan oleh partai agama PKS. Partai agama PKS menyodorkan hasil survei palsu kepada Prabowo terkait Anies di DKI Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun