Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kekalahan Anies dan FPI Kubur Ambisi Politik Prabowo di 2019

14 April 2017   15:31 Diperbarui: 15 April 2017   01:00 5978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasionalitas Prabowo pun bergerak namun di dalamnya tertutup oleh janji manis partai agama PKS yang menyelimuti kabut pikiran Prabowo. Selain partai agama PKS, si tukang mencla-mencle Amien Rais yang gagal memenuhi nazar janji jalan Jogja-Jakarta kalau Prabowo kalah, memberi gambaran bahwa dengan kampanye SARA, Anies dipastikan menang.

Prabowo pun terbuai. Namun menjelang sepekan sebelum pencoblosan berbagai gerakan penyadaran muncul dan menghantam Anies. Kesadaran publik untuk memilih Ahok dan menyingkirkan kemenangan FPI dan FUI menjadi target  warga DKI.

Kini dengan PPP dan PKB secara telak mendukung Ahok  dan juga NU dan GP Anshor mendukung Ahok, ruang kemenangan Anies menyempit. Faktor Lulung yang mendukung Anies pun tak akan bermanfaat sama sekali karena Lulung telah dipecat dari PPP. Faktor NU dan GP Anshor menggembosi dukungan terhadap Anies dan menguatkan Ahok.

Kesadaran warga DKI Jakarta kembali muncul. Dengan suara penolakan GP Anshor dan NU terhadap Anies yang didukung oleh ormas radikal FPI dan FUI, maka posisi penarikan dukungan head-to-head FPI dan FUI alias Anies-Sandi melawan NU dan GP Anshor alias Ahok-Djarot. Perang dukungan ini dipastikan akan dimenangkan oleh NU dan GP Anshor yang memiliki struktur organisasi jelas dan rapi.

Posisi head-to-head antara penentang FPI dengan FPI ini menjadi bola liar. Rakyat DKI Jakarta tidak bisa membayangkan DKI Jakarta di bawah FPI dan FUI. Apalagi ajakan menjadikan Jakarta Bersyariah menunjukkan Anies hanya akan memenuhi nafsu FPI untuk melebarkan sayap kekuasaan bersama HTI. Maka dengan penuh usaha rakyat DKI akan menghancurkan momentum kebangkitan FPI dengan menggandeng NU dan GP Anshor.

Dampak lain dari ketakutan warga akan dominasi FPI dan FUI itu pun akan menjalar ke berbagai kota di Indonesia. Jakarta akan dijadikan alat oleh FPI sebagai model kekuasaan yakni dengan mencari dukungan lewat penguasa daerah yang lemah seperti Anies yang mudah disetir untuk memenuhi agenda menjadikan Indonesia Bersyariah pada akhirnya. Rakyat DKI menyadari hal ini dan menolak Anies menjadi Gubernur DKI.

Kekalahan Anies ini pun sangat dikhawatirkan oleh Prabowo. Terlebih lagi Prabowo pun seakan lupa bahwa model kampanye menjurus fitnah dan SARA yang gagal di 2014 saat Pilpres sedang dipraktikkan secara blatant dan telak di DKI Jakarta. Kondisi politik yang panas persis seperti Pilpres 2014 membuat Prabowo sebenarnya sadar akan kekalahan Anies.

Pun Prabowo sadar mengulangi blunder menyetujui dan menggandengn FPI untuk strategi kampanye Anies. Investasi melibatkan FPI pendukung Anies ini akan menghantam upaya Prabowo untuk RI1 di 2019. Kekalahan Anies menguburkan peluang Prabowo menjadi bahkan maju di Pilpres 2019.

Dua sentimen politik (1) penolakan warga DKI kepada FPI yang ketakutan Gubernur DKI di bawah ketiap FPI, (2) kekelahan Anies mengubur kesempatan Prabowo menjadi Presiden RI, dan (3) ketakutan warga Jakarta akan dibentuknya Jakarta Bersyariah yang akan menjadi model kekuasaan boneka Anies di bawah kekuasaan FPI, membuat warga DKI dan NU serta GP Anshor menyingkirkan Anies.

Dampak politik selain FPI semakin tidak laku dengan kekalahan Anies ini, adalah Prabowo kembali menemui kekecewaan dan kehilanngan momentum 2019. Pun aliansi Anies dan FPI ini semakin menyemangati para pendukung Presiden Jokowi – yang hampir identik dengan pendukung Ahok – untuk bergerak menghambat gerak FPI dan Anies. Pun amunisi kekuatan melawan Islam radikal FPI bertambah dengan bergeraknya NU dan GP Anshor dan PPP serta PKB secara resmi mendukung Ahok. Lengkap sudah kekalahan Anies dan Prabowo – meskipun survei merujuk kemenangan Anies. Nah lho, Prabowo kalah lagi hehehe.

Salam bahagia ala saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun