Nah, modus menghindari transfer bank dan menggunakan transaksi cash juga dikira aman. Padahal bank juga memberikan tanda tertentu bagi penarikan uang cash dan pemantauan oleh PPATK terkait penarikan tunai menjadi alat untuk mengendus korupsi.
Pun  pemilihan mall, hotel, plaza, restaurant, rumah makan, dan bahkan parkiran gedung menjadi tempat favorit transaksi korupsi penyerahan uang cash adalah jebakan empuk bagi penangkapan mereka. Apalagi semua tempat itu ada CCTV-nya dan ingat sebagian besar kepala keamanan gedung adalah para purnawirawan TNI dan Polri. Dengan demikian gerak-gerik mereka akan terpantau dengan mudah. Mau lari ke mana? Kost-an? Seperti tempat tinggal Anggita? Atau ke hotel kelas Melati yang salah-salah lebih celaka lagi bisa-bisa dirampok dan dibunuh preman kelas teri jika tahu ada uang miliaran rupiah?
Catatan: Tiga peringatan dan saran untuk para calon koruptor, (1) jangan menggunakan handphone sama sekali dan (2) jangan ngajak-ajak perempuan seperti Patrialis Akbar dan Luthfi Hasan Ishaaq dan Akil Mochtar, dan (3) jangan gunakan tempat umum untuk transaksi korupsi. Trus di mana? Di kuburan saja.
Salam bahagia ala saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H