Catatan Noorsy sebagai pengamat politik tak berdampak apapun bahkan ketika menjadi anggota DPR/MPR 1999-2004 tak memberikan dampak apapun selain Noorsy mendapat gaji doang dan tak berguna bagi rakyat – dan duduk manis sebagai komisaris Pelindo seperti halnya Faisal Basri.
Kebanyakan pengamat ekonomi tak akan becus ketika harus dihadapkan pada kondisi nyata bekerja. Contohnya Faisal Basri gagal di Pelindo yang bahkan Dirut Pelindo jadi tersangka. Rizal Ramli dua kali zaman Presiden Gus Dur dan Presiden Jokowi gagal bekerja tanpa hasil malah teriak-teriak nggak karuan berseberangan dengan para menteri lain, ya dipecatlah oleh Presiden Jokowi. Â
Terlepas dari siapa Noorsy, dapat dipastikan Noorsy maju dan akan gagal di tahapan verifikasi KPUD. Sementara Jamaluddin – teman seperjuangan Noorsy memilih berpura-pura menyesal gagal mendaftar di KPUD dari jalur independen. Itulah dagelan politik baru.
Kini, akan sangat seru melihat Risma benar-benar maju menantang Ahok dan keok. Pupus sudah karir Risma dan PDIP akan ditinggalkan oleh pendukung karena hanya menjadi kaki tangan kepentingan elite PDIP dan para cecunguk yang tidak suka dengan upaya pemberantasan korupsi Ahok. Giliran PDIP dan Megawati menjadi oposisi melawan Jokowi dan Golkar hahahahaha.
Salam bahagia ala saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H