Turki kembali diguncang bom. Bandara Ataturk di Turki diguncang bom dengan 36 tewas dan lebih dari 140 orang terluka. Bom itu semakin menambah panjang instabilitas dan ketidakamanan Turki sejak munculnya Arab Springs di Timur Tengah. Tiga pembunuh diri melakukan penyerangan dengan kombinasi senjata serbu Kalashnikov dan bom menyentak Turki. Gelombang serangan Turki itu diawali oleh sikap politik bumi hangus Erdogan yang gagal dalam konstelasi politik di Timur Tengah.
Mari kita telaah kaitan serangan bom di Bandara Attaturk dengan sikap politik bumi hangus Erdogan di Timur Tengah sejak Arab Springs, dengan komando Tayyip Erdogan yang segregatif, rasis, dan bermuka dua dengan hati jauh dari rasa gembira ria riang senang menonton kegagalan politik Turki berdasarkan ideologi Ikhwanul Muslim, mendukung ISIS, dan memerangi rakyat minoritas Kurdi di tiga negara sekaligus sambil menari menyanyi berdansa koprol salto selamanya senantiasa.
Telah dituliskan dalam tulisan terdahulu penyabab utama kekerasan di Turki adalah sikap politik Erdogan yang mendua dan bermuka dua dalam kaitan dengan ISIS, suku Kurdi, sejak Arab Springs. Politik Turki dengan Erdogan didasarkan pada kebencian etnis. Setelah belajar sejarah Turki, berhasil membunuh 1,5 juta bangsa Armenia di Turki dan mengusir sisanya, kini Turki berupaya melakukan bumi hangus dengan menghancurkan bangsa Kurdi di Iraq, Syria dan Turki Tenggara. Itu melahirkan musuh di tiga front di tiga negara sekaligus.
Dasar ideologi Ikhwanul Muslimin dan mimpi megalomania Erdogan telah membuat politik bumi hangus sebagai senjata Erdogan. Pun Turki dalam sejarahnya selain sangat membenci bangsa Kurdi, juga terhadap Syi’ah dan Iran. Hal ini sesuai dengan paham ideologi Erdogan sebagai wakil Ikhawanul Muslim satu-satunya di Timur Tengah selain partai agama PKS di Indonesia. (Lagi-lagi buktinya, genosida bumi hangus 1.5 juta orang terhadap bangsa Turki etnis Armenia dan memerangi bangsa Kurdi selama 40 tahun belakangan.)
Di Mesir, gambaran politik Turki dengan “Sultan” Erdogan mendukung politik bumi hangus sectarian Presiden Mursi. Turki membuktikan dengan dukungan Turki kepada Presiden Mesir Muhammad Morsi, tokoh Ikhawanul Muslimin – yang telah dijatuhi hukuman mati dan seumur hidup. Dukungan Erdogan kepada Morsi disebabkan oleh kesamaan ideologi Ikhwanul Muslimin yang akan menyapu bersih kekuasan dan membuat UU yang hanya mengakui Islam sebagai agama resmi , dengan menegasikan keberadaan Kristen Koptik di Mesir.
Bersamaan dengan gelombang Arab Spring yang mendera Syria, dukungan Turki pun justru diberikan kepada pemberontak. Bahkan ketika tahun 2013 dan sampai munculnya ISIS, Turki memberikan dukungan dengan memberikan akses bagi 25,000 teroris melintasi perbatasan Turki-Syria. Tanpa akses masuk melalui perbatasan Turki-Syria, ISIS tak akan mendapatkan teroris dari Barat dan Timur sebesar itu.
Tujuan Turki mendukung ISIS didasarkan pada (1) kepentingan akan melakukan pembunuhan dan bumi hangus kepada bangsa Kurdi di Syria, yang benar-benar dilakukan sepanjang 2015-2016 sekarang. Untuk alasan ini, Turki melakukan serangan kepada pasukan Turki YPA di Syria yang sejatinya pasukan paling efektif melawan ISIS.
Lalu (2) kepentingan melawan pemerintahan Assad yang melindungi kelompok Kristen, Katholik, Syiah dan berbagai suku di Syria. Selanjutnya (3) kepentingan ekonomi Turki yang membeli minyak murah dari ISIS yang melakukan penjarahan.
Karena 3 alasan di atas, maka Turki mendukung ISIS yang melakukan bumi hangus kepada selain kelompok keyakinannya. Ketika ISIS mulai diserang oleh Russia dan minyak murah ISIS tidak mengalir lagi ke anak Erdogan, Keuntungan ekonomi dan terbukanya kedok Turki oleh intelejen Russia yang mendukung ISIS tak mengurangi dukungan Turki kepada ISIS. Hal ini disebabkan oleh ideologi Ikhwanul Muslimin yang mendekati ideologi ISIS dan cocok dengan ideologi bumi hangus Erdogan. Kemarahan Turki diwujudkan dengan penembakjatuhan pesawat Russia.
Namun, tekanan media di Turki yang oposan dengan kebijakan Erdogan mendukung ISIS dan Eropa membuat Erdogan terpojok. Erdogan menjawab tekanan media dengan melakukan bumi hangus dan sensor besar-besaran terhadap media dan memenjarakan banyak wartawan.
Tekanan Uni Eropa terkait pengungsi dan dukungan Turki kepada ISIS membuat Erdogan sedikit mengendorkan dukungan dan menutup perbatasan Turki-Syria untuk masuknya teroris pendukung ISIS melintas ke Syria. Akibatnya, ISIS mulai marah dan melakukan serangan-serangan bom di Turki.
Politik Erdogan yang memusuhi Assad – hanya gara-gara Assad melindungi seluruh bangsa-bangsa dan etnis Arab, Alawiyah, Kurdi, dan Syriia serta seluruh sekte agama, Syi’ah, Sunni, Kristen, Katholik, Islam – melahirkan serangan balik kepada Turki. Keamanan dan ketertiban Turki dipertaruhkan.
Maka, akibat politik bumi hangus Erdogan yang (1) mendukung ISIS dan meninggalkan ISIS setelah minyak murah ISIS tak mengucur ke Turki serta perdagangan senjata illegal di Turki untuk teroris ISIS, (2) memusuhi Kurdi di Iraq, Syria, dan Turki Tenggara telah menyebabkan serangan balasan bangsa Kurdi terhadap Turki, maka Turki menerima buah bermuka dua yakni serangan-serangan bom dan instabilitas di Turki.
Bagi Erdogan, dengan ideologi politik bumi hangus (1) terhadap Kurdi, (2) musuh politik, (3) menjaga jarak dukungan kepada ISIS – yang membuat marah ISIS, (4) bumi hangus dan genosida terhadap bangsa Kurdi, dan (5) membumihanguskan media serta wartawan, telah membuat Erdogan tetap berkuasa.
Lebih jauh, dengan demikian, sentimen ideologi segregasi Ikhwanul Muslimin benar-benar merasuk dalam diri Erdogan, dan lebih jauh, dibuktikan dengan politik bumi hangus. Akibatnya, serangan balik menghantam stabilitas Turki. Dan … lagi-lagi kambing hitamnya adalah ISIS dan PKK dan bangsa Kurdi yang sesungguhnya dipicu oleh sikap politik bumi hangus akibat ideologi Ikhwanul Muslimin. Maka instabilitas Turki akan semakin dipertaruhkan dan harga politik bumi hangus Erdogan harus dibayar mahal oleh rakyat Turki sendiri. Salah satunya serangan bersenjata dan bom bunuh diri di Bandara Attaturk Istanbul.
Salam bahagia ala saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H