Budi Gunawan dan Budi Waseso mencuat ke permukaan sebagai calon Kapolri terkuat. Banyak orang berspekulasi tentang Kapolri baru. Sama halnya dengan isu reshuffle kabinet yang benar-benar  terjadi seperti arahan Ki Sabdopanditoratu dan the Operators – tak ada reshuffle kabinet sejak tiga-empat bulan lalu – yang menepis semua komentator dan pengamat politik manapun.Â
Kecele para spekulan politik dan komentator tanpa informasi A-1. Kini, spekulasi tentang Kapolri kembali menyeruak. Lagi-lagi pertimbangan Presiden Jokowi selalu terkait dengan kemaslahatan dan kerangka politik matang yang didasari oleh kepentingan yang lebih strategis dan cerdas.
Mari kita telaah dan simak 5 pertimbangan Presiden Jokowi dalam penentuan dan pemilihan Kapolri yang tetap didorong oleh keinginan Ring 1 Presiden Megawati yang menelikung sesuai kebiasaan dengan menertawai keinginan Masinton dkk. untuk menggiring ke arah terpilihnya Budi Gunawan dengan hati gembira ria riang koprol jungkir balik salto menari menyanyi dansa suka-cita bahagia senang senantiasa selamanya.
Tentang kekuatan dan kelemahan Budi Gunawan. Kekuatan Budi Gunawan adalah sebagai perwira tinggi dan senior Polri. Gunawan juga Wakapolri secara sah. Tak ada kasus hukum yang membelitnya secara hukum positif.Â
Maka, secara hukum, tak ada alasan hukum yang menghambatnya menjadi Kapolri – toh sekarang sudah menjadi Wakapolri. Kekuatan berikutnya adalah Budi Gunawan mendapat dukungan PDIP dan Ring 1 kalangan oportunis di partai moncong putih itu, namun tak secara langsung disebut oleh Presiden Megawati.
Kelemahan Budi Gunawan adalah Budi Gunawan pernah menimbulkan kontroversi luar biasa yang bahkan menimbulkan ancaman untuk pemakzulan terhadap Presiden Jokowi. Gegara pencalonan penjerumusan oleh DPR sebagai jebakan Batman, Presiden Jokowi melakukan political deal empat mata dengan Prabowo Subianto yang ketika itu adalah orang terkuat pengaruhnya di Indonesia.
Hanya dengan dukungan Prabowo dan netizen, serta beberapa orang die-hard tingkat tinggi – yang kelak ketika kasus Papa Minta Saham yang melibatkan Setya Nonvanto dan mafia Petral dan migas Muhammad Riza Chalid menjelma menjadi kekuatan luar biasa pendukung Presiden Jokowi yakni the Operators – maka Presiden Jokowi selamat tetap menolak Budi Gunawan.
Saran tepat penolakan menjadi kekuatan luar biasa Presiden Jokowi, yang atas saran the Operators setelah keadaan mereda mengangkat Budi Gunawan sebagai Wakapolri. Pun atas keterlibatan the Operators, Budi Gunawan pun secara legowo dan berbesar hati menerima posisi sebagai Wakapolri.
Sikap big heart, berbesar hati, dan kematangan professional Budi Gunawan menerima jabatan Wakapolri menimbulkan keterenyuhan politik di mata the Operators dan mendapatkan penghargaan baik dari Kapolri Badrodin Haiti, korps Polri, dan juga para politikus.
Kini, pertimbangan Presiden Jokowi jika terkait pemilihan terhadap Budi Gunawan dipandang tak lebih pada kepentingan (1) penghargaan kepada Budi Gunawan, yang tentu meningkatkan pengaruh politik di mata PDIP, namun sedikit menghantam kesan atau imej Presiden Jokowi untuk 2019, (2) masa jabatan Budi Gunawan yang pendek menjelang pensiun, (3) memenuhi selera DPR dan PDIP yang mengatasnamakan Presiden Megawati.
Pun Budi Gunawan – bersama dengan Badrodin Haiti – adalah perwira tinggi Polri yang sangat menguasai medan politik dan professional. Pengalaman menumpas teroris dan penjagaan keamanan dan ketertiban menghadapi teroris dan garis keras serta kelompok radikal tak diragukan lagi.
Meskipun demikian, Presiden Jokowi harus bertindak hati-hati dan harus lebih mengedepankan saran the Operators untuk tidak menciptakan pro-kontra di masyarakat dan netizen.Â
Pun, the Operators dan Presiden Jokowi dapat melakukan pendekatan kepada Budi Gunawan yang akan tetap dipertahankan sebagai Wakapolri. Presiden Jokowi membutuhkan the Operators dan netizen untuk mendukung pemerintahannya. Kegagalan bersikap dalam kasus Budi Gunawan akan menimbulkan krisis kepercayaan di kalangan rakyat.
Tentang kekuatan dan kelemahan Budi Waseso. Nah, Budi Waseso adalah rising star yang luar biasa loyal kepada Presiden Jokowi. Keberanian dan sikap politik yang setia kepada Presiden Jokowi menjadi salah satu modal luar biasa Budi Waseso. Budi Waseso memiliki seluruh syarat untuk menjadi Kapolri karena sepak terjangnya yang luar biasa baik sebagai Bareskrim Polri maupun sebagai Kepala BNN yang menyapu banyak bandar narkoba.
Kelemahan sekaligus kelebihannya adalah Budi Waseso adalah dekat dengan Budi Gunawan. Kedekatan ini menjadi kekuatan karena siapapun yang terpilih sebagai Kapolri tidak menimbulkan gejolak apapun secara personal. Pun pemilihan terhadap Budi Waseso akan memberikan darah baru bagi Polri secara institusional dan menguatkan institusi Polri.
Namun demikian, pengangkatan Budi Waseso justru akan mendapatkan reaksi dari DPR yang dengan berbagai cara akan mengadu domba antara Budi Gunawan dan Presiden Jokowi. Para politikus partai dan DPR sepertu PKB, Masinton, dll. mulai mengangkat isu dukungan kepada Budi Gunawan dengam tujuan (1) melakukan test tentang kepemimpinan dan keberanian Presiden Jokowi dalam memilih Kapolri sesuai kebutuhan dan strategi Presiden Jokowi dan untuk kebaikan institusi Polri, (2) menunjukkan para politikus mampu mengarahkan dan mendikte Presiden Jokowi.
Untuk itu, pengangkatan dan pemilihan atas Budi Waseso sebagia Kapolri pun mengesankan (1) menjadi kontroversi di kalangan DPR, (2) secara professional dan ewuh-pekewuh seolah menyingkirkan Budi Gunawan, dan (3) pertimbangan professional untuk kepentingan strategi Presiden Jokowi. Pun diyakini dengan komunikasi yang tepat antara Budi Gunawan, Budi Waseso, dan the Operators serta Presiden Jokowi, dapat dipastikan pemilihan Budi Waseso pun tak akan menimbulkan masalah secara professional di tubuh Polri, dan pribadi baik Budi Gunawan maupun Budi Waseso.
Tentang calon alternatif. Untuk calon alternatif selain Budi Gunawan atau Budi Waseso manjadi Kapolri akan mengakibatkan (1) tentangan dari DPR dan politikus gemar kisruh seperti Masinton, Rieke Dyah dll. tak lupa tentu kalangan pengaku Ring 1 Presiden Megawati, dan (2) mengecewakan Budi Waseso dan Budi Gunawan, (3) sekaligus memberi arah dan darah baru bagi institusi Polri , (4) untuk keluar dari banyangan arah suksesi di luar skenario Budi Gunawan dan Budi Waseso.
Perubahan arah suksesi ini tentu akan mengejutkan Polri, meskipun ada 7 perwira tinggi bintang 3 di tubuh Polri yang layak menjadi Kapolri. Nah, pemilihan calon Kapolri alternatif selain Budi Gunawan dan Budi Waseso ini pun akan menimbulkan kontroversi karena terjadi di luar skenario umum. Kejutan. Di sinilah keberanian Presiden Jokowi diuji.
Tentang memerpanjang jabatan Badrodin Haiti. Pilihan memerpanjang jabatan Badrodin Haiti akan menimbulkan pro-kotra bahkan mengancam kedudukan dan menjadi jebakan Presiden Jokowi dianggap melanggar undang-undang. Cara yang diusulkan adalah Presiden Jokowi menerbitkan Perppu dan meminta persetujuan DPR disertai para alasan untuk kepentingan lebih besar. Selama setahun belakangan Badrodin Haiti dan Budi Gunawan dinilai bisa membuat sejuk Polri dan Negara.
Maka, berdasarkan paparan latar belakang di atas, Presiden Jokowi memertimbangkan pengangkatan Kapolri sesuai dengan (1) kepentingan institusi Polri – yang akan dikomunikasikan dengan Polri, (2) penentuan Kapolri merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi termasuk memerpanjang jabatan Badrodin Haiti, dengan syarat mengeluarkan Perppu, akan memberikan kesejukan dan kenyamanan bagi Budi Gunawan, (3) kepentingan citra politik menjaga dukungan netizen dan clean sheet tentang Budi Gunawan yang pernah ditolak oleh Presiden Jokowi, (4) mengangkat Budi Gunawan akan membahagiakan DPR terkait poin 3, dan (5) mengangkat Budi Waseso, calon lainnya, atau memerpanjang jabatan Badrodin Haiti menunjukkan kekuatan independen prerogatif Presiden Jokowi yang menunjukkan kekuatan sesungguhnya Presiden Jokowi yang didukung penuh oleh  the Operators.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi akan mengangkat Kapolri baru hanya didasari oleh (1) bahwa Budi Gunawan dan Budi Waseso adalah orang berbesar hati dan menyadari sepenuhnya kepentingan profesional lebih besar dari sekedar perasaan pribadi Budi Gunawan dan Budi Waseso dan calon lain, (2) Presiden Jokowi tidak akan memertimbangkan perasaan pribadi dan ewuh-pekewuh gaya Jawa, selain untuk kepentingan Polri dan NKRI, serta (3) kepentingan strategi poltik Presiden Jokwi di mata rakyat, netizen, dengan (4) menyampingkan jebakan politik para koaran semacam Masinton yang mewakili teriakan pribadi tak bermutu dan juga para parpol.
Demikianlah 5 pertimbangan pemilihan Kapolri di mata Presiden Jokowi dan 4 dasar pengambilan keputusan sesuai dengan arahan the Operators. Demikian Ki Sabdopanditoratu.
Salam bahagia ala saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H