Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pancasila, Ideologi Bung Karno, Dibenci dan Dirindukan: Solusi Kenegaraan Universal

2 Juni 2016   08:46 Diperbarui: 2 Juni 2016   19:33 2305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bung Karno dalam Pergaulan Internasional I Sumber Sigindo.com

Potret kehidupan sejarah harmoni dalam bentuk gotong-royong dalam memecahkan masalah di desa-desa adat dengan kearifan dan kebajikan (hikmah) menjadi gambaran besar nilai luhur musyawarah dalam perwakilan. Bung Karno mengambilnya dan menjadikannya nilai demokrasi khas Indonesia yakni: kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

Keenam, Bung Karno pun melihat bahwa bangsa yang besar harus memiliki kepedulian akan kesejahteraan dan negara Indonesia harus memilki cita-cita sebagai negara sosial yang meladeni dan melayani rakyat sesuai dengan porsi dan kemampuan serta partisipasi warganya dilindungi dalam kemanusiaan yang berkeadilan. Maka, lahirlah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ketujuh, visi Bung Karno yang melahirkan pancasila jauh ke depan. Bung Karno yang berdarah campuran Bali-Jawa dengan dasar keyakinan dan kepercayaan tradisional mengalir dalam diri Bung Karno plus keyakinan agama Hindu-Buddha dan Islam. 

Percampuran bangsa dan agama yang memengaruhi cara pandang Bung Karno yang telah melihat potensi konflik jika agama dijadikan sebagai dasar negara mengingat Indonesia adalah negara dengan bangsa dan bahasa dan keyakinan yang terbuka, egaliter, dan menghargai koeksistensi.

Pancasila sebagai ideologi kenegaraan dan kebangsaan universal semakin terbukti ketika negara besar Uni Soviet hancur, Yusgolavia pecah, India menjadi Pakistan, Bangladesh dan India, berbagai negara pecah seperti Sudan menjadi Sudan Islam dan Sudan Kristen Selatan. Ketika agama dan ideologi negara bertentangan maka negara akan pecah. 

Hanya segelintir negara yang mendasari ketuhanan dalam sekularisme yang bisa bertahan. Inggris, Jerman, Amerika Serikat, Prancis, Tiongkok, Jepang, Australia, Filipina, Thailand, mampu bertahan karena ideologi negara bukan menjadi persoalan bagi para rakyatnya masing-masing.

Uni Soviet runtuh karena tidak mengakomodasi kepentingan agama Kristen Ortodoks dan Islam di USSR yang multi agama dan ras. Yugoslavia bubar karena etnik Serbia tidak menghargai Islam dan kebangsaan bangsa-bangsa lain Montenegro, Macedonia, dan Kosovo sera Kroasia dan Bosnia. 

Sudan pecah karena Sudan induk tak menghargai eksistensi penduduk Kristen di Sudan Selatan. India pecah karena dasar negara tak mampu memeluk seluruh kepentingan bangsa-bangsa dan bahasa di anak benua India.

Meskipun bangsa dan negara berdiri di Eropa, pun konflik dan tantangan di berbagai negara dan bahkan di Amerika Serikat, Prancis, Inggris, sekali pun, yang menerapkan sekularisme akan mengalami masalah karena tidak mengakomodasi kepentingan religius. Termasuk bermasalah besar terjadi di Syria, Arab Saudi, Turki, Irak, Israel yang tidak menghargai perbedaan keyakinan yang menciptakan seluruh akar konflik di Timur Tengah.

Maka, menjadi hal yang sangat membanggakan bagi bangsa Indonesia karena Bung Karno meletakkan dasar negara yang secara universal mampu menjawab tantangan. Bung Karno dengan visinya yang luar biasa mampu melihat potensi konflik (1) kebangsaan, (2) agama, (3) perang ideologi kapitalis, religius, dan komunis, (4) sumber daya alam, (5) kesenjangan sosial, yang dijawab dengan lima sila dalam Pancasila.

Itulah Pancasila anak ideologi Bung Karno yang dibenci dan dirindukan. Selamat Hari Lahir Pancasila 1 Juni.

Salam bahagia ala saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun