Golkar saat ini adalah Golkar yang sesuai dengan keinginan the Operators dan the Supreme Operator: Golkar yang terpojok dan hancurnya Koalisi Prabowo. Strategi besar Presiden Jokowi yang menempatkan Golkar pada posisi limbo dalam politik sangat tepat.Â
Praktis kini kekuasaan ada di tangan Presiden Jokowi. Politik gaduh dan demokrasi ugal-ugalan ala Koalisi Prabowo berhasil diredam dengan elegan. Namun demikian, serangan balik politik dari dalam Presiden Jokowi menempatkan Presiden Jokowi di jalan terjal dalam bentuk sabotase politik dan pembangunan melawan program kerja Presiden Jokowi.
Mari kita telaah 5 jalan terjal yang harus dilalui oleh Presiden Jokowi dengan hati gembira ria riang sentosa bahagia suka-cita pesta-pora menari menyanyi dansa girang menonton drama politik selamanya senantiasa.
Sejak awal kekuatan Presiden Jokowi ada pada niat baik dan politik rekonsiliasi. Sikap dasar politik Presiden Jokowi ini tepat di tengah perlawanan ketat para koruptor dan kroni yang mencengkeram politik Indonesia.Â
Salah satu etalase paling hebat adalah perjuangan rakyat dan netizen mendudukkan Presiden Jokowi sebagai gubernur dan presiden – selain kasus Ahok sekarang. Betapa para koruptor melalui berbagai manuver hampir berhasil menyingkirkan kandidat gubernur dan presiden terbaik yang pernah dimiliki Indonesia itu.
Para trondolo politik berkolaborasi dengan para koruptor, mafia migas dan pejabat korup beramai-ramai melancarkan serangan berupa sabotase politik dan ekonomi: harga barang naik plus beras palsu dan daging sapi meroket salah satunya. Pun perlawanan status quo dipimpin oleh SBY dengan awal menginisiasi Pilkada lewat DPRD untuk tujuan menghambat pembongkaran praktik politik oligarki oleh parpol.Â
Berikutnya SBY pun menerima dengan berbunga-bunga UU MD3 yang sekarang menjadi barang rongsokan – yang sejatinya digunakan untuk alat tawar politik dan bahkan pemakzulan.
UU MD 3 yang powerful bahkan mengecoh para trondolo politik dari kalangan Koalisi Jokowi dari PDIP seperti Rieke Dyah Pitaloka dan Effendi Simbolon – yang sudah dibungkam oleh peringatan Presiden Megawati. Pun para badut politik seperti Fahri Hamzah, Fadli Zon, Bambang Soesatyo dan orang mudah dijepit Setya Novanto ikut bermain. Aneka pernyataan menyebut pemakzulan adalah kosa-kata mereka sehari-hari.
Siasat Presiden Jokowi dengan melakukan politik rekonsialiasi (1) bahkan termasuk kepada Jenderal Prabowo, (2) mendekati Presiden Megawati – sekaligus membuang peran SBY yang suka usil dengan membiarkannya berkoar sesuka hati, (3) menempatkan orang kuat seperti Jenderal Luhut Binsar Pandjaitan dan para jenderal, (4) menguasai TNI dan Polri, (5) memaksimalkan peran BIN dalam politik dan ekonomi serta hukum, dan (5) merangkul orang berpengaruh baik yang bersih maupun yang kotor – sekaligus melokalisir aktivitas perlawanan mereka, membuahkan hasil secara spektakuler.Â
Oposisi hancur berantakan ditelah strategi besar the Operators dan the Supreme Operators sendiri. Namun, kini di depan mata jalan terjal menghadang Presiden Jokowi dan strategi menghadapi tantangan pengganggu pembangunan tersebut.
Pertama, perlawanan koruptor dan mafia. Peradilan yang korup dan institusi hukum yang porak-poranda menjadi tantangan utama Presiden Jokowi. Korupsi dan mafia menjadi titik penghambat pembangunan infrastruktur, kelistrikan – termasuk para pemain penyedia listrik menghambat pembangunan 42,000 MW listrik. Pun pembebasan tanah untuk jalan tol dan jalur kereta api baru menemukan tantangan di lapangan.