Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

5 Tantangan Presiden Jokowi Pasca Hancurkan Golkar dan Koalisi Prabowo

28 Mei 2016   14:24 Diperbarui: 28 Mei 2016   16:57 7103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, kolaborasi bandar narkoba, teroris, dan koruptor dalam mengganggu stabilitas politik dan ekonomi Indonesia pun tak akan dibiarkan. Pemetaan terhadap para teroris dan afiliasinya yang sudah di depan mata dengan ujung tombak unit anti teroris Densus 88 tetap akan diberikan kekuasaan imunitas bahkan langkah pre-emptive untuk menciduk bau teror akan dilakukan dengan UU anti teroris. 

Soal DPR yang akan membuat Dewan Pengawas Densus 88 biarkan saja sebagai mainan anak kecil agar banyak rapat di DPR sekaligus dapat uang saku hehehe.

Cara Presiden Jokowi mengatasinya adalah dengan memelototi secara pribadi dan konsisten proyek-proyek infrastruktur. Presiden Jokowi bersikap tegas dan harus memecat para pejabat yang menghambat pekerjaan – ingat SBY mengumpulkan para dirjen dan pejabat yang diangkat SBY selepas SBY pensiun dari 10 tahun penganggurannya tanpa membangun apa-apa. Hanya dengan cara tegas seperti itu Presiden Jokowi akan mencapai target pembangunan.

Terkait terorisme, pemetaan pelaku dan potensi pelaku sudah di genggaman aparat TNI, Polri dan BIN, bahkan upaya pemojokan secara sistematis dilakukan dengan operasi intelejen intensif yang tak diketahui oleh publik. Mantap.

Kedua, infiltrasi Golkar dalam pemerintahan Presiden Jokowi. Golkar sejak awal digiring oleh the Operators untuk maju mendukung Presiden Jokowi dengan cara melemahkan posisi Golkar ststus quo. 

Penyematan dan penyebutan Papa Minta Saham dan masuknya Papa Minta Saham si Setya Novanto, narapidana korupsi Nurdin Halid, Zaini pelalu video porno dalam kepengurusan Golkar sudah tepat. 

Terlebih lagi di Golkar masih duduk mentor penguasa Golkar sebagai Ketua Dewan Pembina Golkar sebagai posisi yang dulu diduduki oleh eyang saya Presiden Soeharto sungguh langkah tepat.

Golkar akan masuk kabinet namun hanya akan diberikan posisi anak bawang. Para pentolan Golkar seperti Jusuf Kalla dan Jenderal Luhut Pandjaitan dapat disebut sebagai posisi strategis. 

Golkar hanya perlu diberi posisi yang tidak melibatkan urusan politik dan ekonomi. Itu strategi Presiden Jokowi. Kenapa? Posisi strategis rawan menjadi alat tawar Golkar seperti kasus SBY yang disetir oleh sopir yang tidak piawai Aburizal Bakrie.

Jadi kepengurusan Golkar di bawah Setya Novanto dan ARB jelas akan melemahkan Golkar dan Golkar tak akan laku mengusung siapapun karena dianggap menjadi antek mereka, selain mendukung Presiden Jokowi. Ical dan Setya Novanto tak akan laku menjadi capres, bahkan gubernur maupun walikota pun tak akan terpilih. Dalam posisi seperti itu, sedikit hiburan politik dan kekuasaan dalam bentuk drama di DPR sudah cukup memuaskan bagi Golkar. Selesai!

Ketiga, pemanfaatan posisi menteri, dirjen, dan dirut BUMN, untuk membesarkan para parpol. Tantangan ini sungguh eminen di tengah politik korup. Partai politik besar dan berhasil hanya jika memanfaatkan uang sebagai energi politik entah dengan mengumpulkan iuran atau korupsi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun