Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hedonisme a la M. Sanusi Korupsi dan Para Pemimpin Negeri Ini

2 April 2016   00:05 Diperbarui: 2 April 2016   00:46 6284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kondisi mencari jati diri sebagai pribadi, eyang saya Presiden Soeharto menemukan hedonismenya pada kebangsawanan eyang putri Siti Hartinah alias Tien Soeharto. Hedonisme eyang saya Presiden Soeharto dicurahkan sepenuhnya kepada kebanggaan kebudayaan Jawa dan aristokrasi Jawa sebagai balasan dendam akan identitas awal eyang saya Presiden Soeharto.

Makanya eyang saya Presiden Soeharto membangun istana bernama Ndalem Kalitan – sebagai istana penyeimbang aristokrasinya Istana Mangkunegaran dan Kasunanan. Ndalem Kalitan adalah wujud hedonism eyang saya Presiden Soeharto, selain mencintai anak-anak yang membuat eyang saya Presiden Soeharto terjerembab dan buruk nama karena ulah sebagian om dan sepupu saya: kasus tata niaga cengkeh, mobnas, sebagai contoh.

Hedonisme Presiden BJ Habibie berupa nafsu hebat kepada sains dan teknologi, yang diimbangan dengan mahabah dan cinta kepada keluarga, bangsa, agama dan negara. Hasilnya ratusan paten  teknologi pesawat terbang dimiliki oleh Presiden Habibie. Beliaulah penggagas ICMI, pula, selain industri pesawat terbang Indonesia. Luar biasa. Semangat hidup hedonis diubah untuk kemajuan.

Presiden Gus Dur. Nah, wujud hedonisme Presiden KH Abdurrahman Wahid adalah dalam bentuk mencintai Tuhan dengan segala pluralismenya yang mencengangkan. Sikap mencintai hidup yang luar biasa disalurkan untuk memberikan kesempatan hidup dan martabat bagi manusia lain. Maka Presiden Gus Dur pun menjadi satu-satunya presiden dan pemimpin politik di Bumi yang meresmikan agama Konghucu.

Presiden Megawati., Nah gelagak nasionalisme Bung Karno tak bisa tidak mengalir deras dalam diri Ibu Megawati. Putri bangsawati Bengkulu Ibu Negara Fatmawati dijejali nasionalisme dan demokrasi serta kebangsaan sejak lahir – namun jauh dari sifat dan rasa seni tinggi yang tidak menurun dari Bung Karno yang menjadikan Ibu Mega kaku bagai karang dan teguh bagai gunung menjulang.

Hedonisme Ibu Megawati dicurahkan dan dalam bentuk kecintaan kepada bangsa dan rakyat Indonesia. Ibu Megawati sejak kecil terbiasa kaya dan sederhana sebagai anak Pemimpin Besar Revolusi dan besar dalam lingkaran Istana dan protokoler dunia, maka Ibu Megawati tak mengalami kekagetan dan gegar Istana ketika berkuasa.

Namun, akibat hidup selalu gemerlap, Ibu Mega kurang peka akan nasib rakyat kecil. Contohnya, ketika berkuasa di Istana Ibu Megawati belum pernah sekali pun menghadiri acara peringatan 27 Juli 1996 yang menewaskan salah satunya teman saya – Sony sampai saat ini hilang, untung saya dilindungi oleh wartawan senior Rosihan Anwar yang berdiri di samping saya di pojokan Jl. Surabaya menonton peristiwa 27 Juli 1996. (Ibu Megawati sangat tergantung bisikan di Ring 1 selamanya.)

Presiden Jokowi. Nah, hedonisme Presiden Jokowi tampak sekali terinspirasi oleh Bung Karno dan Khalifah Umar ibnu Khattab. Kecintaan kepada dunia diwujudkan dalam usaha keras untuk tidak miskin dan semangat hidup dengan bekerja keras. Maka ketika menjadi Walikota Solo, Gubernur DKI, dan Presiden RI, Presiden Jokowi selalu menekankan kepada rakyatnya: bekerja keras. Karena hanya dengan bekerja keras maka kemajuan dan kenikmatan hidup – tidak jatuh miskin – akan tercapai dan bisa dicapai. Gebernur Ahok memiliki kemiripan sikap seperti Presiden Jokowi.

Jadi, sikap mencintai hidup dengan sikap hidup hedonis a la M. Sanusi dan M. Taufik pun sebenarnya bisa menjadi positif dan mendorong untuk kemajuan. Sejarah kejayaan peradaban bangsa Mesir, Asiria, Sumeria, India, Barat, Yahudi, Medang, Majapahit, Sriwijaya, Jepang dan Tiongkok juga didorong oleh hedonisme yang positif. Pun para presiden RI sejak Presiden Bung Karno, eyang saya Presiden Soeharto, Presiden BJ Habibie, Presiden Megawati, sampai Presiden Jokowi, serta Gubernur Ahok memiliki kehidupan hedonisme dan sikap hidup hedonis yang diarahkan untuk kepentingan rakyat yang mereka cintai. Bukan seperti M. Sanusi dan M. Taufik tentunya.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun