[caption caption="Amien Rais dan sekondannya kenangan KMP I Sumber Tempo.com"][/caption]Kini, kepada Prabowo kita harus hormati dan cintai. Kini, pantang dan nggak-nggak lagi , jangan kritik Prabowo Subianto, sang pembela NKRI. Karena Prabowo tetap konsisten membela bangsa sejak lahir sampai kini. Kini, pantang mencerca Prabowo karena koalisi Prabowo bubar ditelan sejarah negeri. Karena teman-teman Prabowo berkhianat meninggalkannya seorang diri. Mari kita bernyanyi merayakan bubarnya koalisi Prabowo dengan gembira ria riang ria senang girang namun tetap membela dan menghormati Prabowo sebagai negarawan pembela NKRI sejati.Â
Kini, pantang menertawakan Prabowo karena koalisi Prabowo telah bubar hancur dan undur diri. Karena konsep koalisi permanen bukan ide rasional Prabowi sendiri. Kini, pantang mengejek Prabowo karena koalisi hilang tanpa makna berarti. Sementara Golkar, PAN, PPP, tergoda kekuasaan dan uang yang menari-nari.
Kini Prabowo pun menyadari seandainya Prabowo menang memimpin NKRI, tak terbayangkan para politikus akan menjadikan Prabowo sebagai kuda tunggangan mengeruk keuntungan diri. Karena ternyata mereka hanya berjuang untuk kekuasaan dan uang bukan untuk membangun seperti dicitakan Prabowo untuk negeri dan NKRI. Maka pun bubarnya koalisi Prabowo layak disyukuri karena menunjukkan siapa kawan siapa lawan siapa pembela negeri.
Kini, pantang mengernyitkan dahi untuk Prabowo yang tengah berjuang seorang diri. Karena Ical, Hatta, Setya, Ade, Kifly semua hengkang menyembah Presiden Jokowi meminta jatah nasi. Kini, saatnya menjunjung konsistensi membangun negeri dengan kritik membangun dan berisi. Karena Prabowo kini menjadi pendekar yang berjuang sendiri.
Kini, pantang mengejek, menjelekkan Prabowo yang tengah mengukur, tafakur, merenungi diri. Karena perjuangan Prabowo ditelikung oleh para temannya para koruptor rakus tak tahu diri. Kini, pun kita semua menyadari dan hormati bahwa Prabowo belajar makna berjuang untuk NKRI. Bahwa sehebat apapun Prabowo, karena salah memilih teman maka kekalahan menghantui diri.
Kini, Prabowo pun semakin mengerti bahwa kejumawaan ala Fadli Zon, Fahri Hamzah, Amien Rais, Ahmad Dhani, Debby tak berarti. Karena kesombongan para pendukung dan kampanye hitam tak mengena di hati rakyat seluruh negeri. Kini, Prabowo jika kebenaran diperjuangkannya, rakyat tetap di belakang Prabowo membela negeri. Karena rakyat tidak bodoh dan tahu membela kebenaran dan kemungkaran dijauhi.
Kini, Prabowo tetirah dan merenung memikirkan perjuangan yang tak pernah berhenti bela NKRI. Jangan lagi-lagi berteman dengan Lumpur Lapindo, Hatta, Suryadharma Ali yang korupsi. Kini, baik bagi Prabowo maupun Presiden Jokowi belajar tentang makna politik sejati. Bahwa dalam politik yang abadi adalah kepentingan diri dan dalam politik tak ada teman sejati.
Oom Prabowo yang saya cintai, saya adalah pengagum Oom Prabowo yang berani tegar membela NKRI dengan mengamankan para mahasiswa merongrong negeri. Ketika semua menuduh Oom Prabowo menculik dalam kasus Mawar dll. karena eyang saya Presiden Soeharto yang juga bapak mertua Oom Prabowo sudah undur diri tak punya taji, hanya Oom yang menanggung tanggung jawab seorang diri. Saya tahu yang Oom lakukan adalah mengamankan NKRI, seperti halnya menghilangkan ancaman pengkhianat negeri dan penjual rahasia negeri adalah tugas setiap anak bangsa yang gagah berani.
Kini, hanya orang yang kurang waras yang masih akan menghina Prabowo Subianto pembela NKRI. Kenegarawanan Prabowo Subianto tetap ada di dalam jiwa dan hati. Tak akan ada lagi penghinaan atas Prabowo lagi yang telah dikibuli oleh teman-teman koalisi yakni para politikus semprul tak tahu diri.
Â
Salam bahagia ala saya.