Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Peta Politik Kekinian: Golkar Baku Tikam, DWP Ditangkap, Masinton-Rieke Senyap, Jokowi Petik Buah

22 Januari 2016   23:25 Diperbarui: 22 Januari 2016   23:30 4933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langkah-langkah the Operators, sejak kasus terbesar yakni menyingkirkan Setya Novanto dari kursi Ketua DPR dan Muhammad Riza Chalid, kini berlanjut untuk menangani kasus Golkar dengan satu tujuan: asal bukan ARB. Ade Komaruddin pun telah menjadi sekutu manis Presiden Jokowi semenjak diajak berbicara empat mata dengan Presiden Jokowi. Itulah sebabnya Setya Novanto gerah dan bertindak macam-macam seperti cacing kepanasan karena Setya Novanto menyadari bahwa ARB pasti akan jatuh ketika Munas Golkar diselenggarakan.

Kini, apapun yang dilakukan oleh Aburizal Bakrie dan Setya Novanto sama sekali tak memiliki makna apapun. Aburizal Bakrie kini menyandang the lame duck dan menunggu waktu jatuh dari kursi Ketum Golkar. Langkah baku tikam di internal Golkar telah cukup menyingkirkan Aburizal Bakrie seperti yang diinginkan oleh improvisasi the Operators.

Terkait partai lain, setelah PAN bergabung dan PPP juga, para partai oposisi tinggal 2 buah: Gerindra dan partai agama PKS. Partai Demokrat cukup diikat dengan informasi dari M. Nazaruddin dan Yulianis dengan KPK sebagai corong suara parau akan membuat Demokrat bertekuk lutut menyembunyikan kepala di ketiak.

Terkait dukungan parpol, Presiden Jokowi telah diingatkan oleh para penduknngnya dan tidak akan menarik partai agama PKS  ke dalam pemerintahan. Penyebabnya adalah begitu Presiden Jokowi menggandeng partai agama PKS, dipastikan dukungan kepada Presiden Jokowi akan merosot. Itu yang menjadi pertimbangan Presiden Jokowi menolak partai agama PKS bergabung mendukung Presiden Jokowi.

Jadi, jika diamati seluruh peristiwa politik itu, Presiden Jokowi mampu tetap berada dalam dukungan solid tinggi dari TNI, Polri, BIN, KPK dan Kejaksaan Agung, rakyat serta berbagai lembaga normal lain selain DPR. DPR tengah dipeluk dengan 100% memasukkan Golkar dan mencengkeram atau menyingkirkan ARB dan Setya Novanto. Berbagai program, strategi, dan langkah lain seperti politik, keamanan, hukum, ekonomi, terkait internal pendukung partai pendukung pemerintahan atau oposisi sebagian dilakukan dengan pengawasan penuh the Operators. Presiden Jokowi berkonsentrasi untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat. Demikian Ki Sabdopanditoratu.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun