Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Beda Setya Novanto dan Medsos Tangkap Pesan Presiden Jokowi Usai Makan di Istana

29 Desember 2015   13:40 Diperbarui: 29 Desember 2015   13:40 3116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahkan Jokowi haters – baik yang rasional maupun yang membabi buta – yang  karena diundang makan di istana berubah 180 derajat begitu habis disuguhi magis makanan Istana. Memang tidak salah berganti haluan, dan Presiden Jokowi juga tidak memermasalahkan, namun kehilangan daya kritisnya setelah makan menjadi hal yang merugikan karena menjadi tidak obyektif. Lain halnya yang memang dari sononya Jokowi lovers – yang baik rasional maupun membabi-buta – tetap akan menulis segaris dengan keyakinannya, tanpa memermasalahkan obyektivitasnya terkadang.

Nah, makanya ketika salah satu media sosial penting seperti Kompasiana artikelnya menjadi sewarna dengan Presiden Jokowi dan kehilangan daya kritisnya, Presiden Jokowi tak menghendakinya. Karena, akibat para Jokowi haters berbalik haluan menjadi Jokowi lovers dan itu tak merisaukan siapapun termasuk Presiden Jokowi. Presiden Jokowi justru tidak merasa pesan beliau ditangkap dengan baik dan kehilangan daya kritisnya.

Bagi Presiden Jokowi pun tak penting seseorang sebagai Jokowi lovers atau haters karena bagi Presiden Jokowi itu berbeda tipis; hanya masalah persepsi. Yang tidak elok di mata Presiden Jokowi adalah begitu diundang makan berubah menjadi tukang puji Jokowi yang kehilangan integritas; itu tidak bermartabat dan cenderung carmuk alias cari muka. Jadi? Tetaplah menulis dengan hati dan daya kritis tetap keluar dan yakinlah Presiden Jokowi tak mempan dengan sikap cari muka.

Yang pasti adalah Presiden Jokowi tidak menginginkan semua media sosial adalah warna dirinya. Warna yang cenderung mencari muka, membaik-baiki yang tak perlu, memuji-muji yang tak sesuai fakta. Presiden Jokowi bukanlah seorang presiden yang gila hormat dari rakyatnya. Justru suatu kehormatan bagi Presiden Jokowi ketika bisa berbagi kebahagiaan dengan rakyat.

Salam bahagia ala saya.

 

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun