Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Presiden Jokowi Tolak Rekomendasi Pansus Pelindo II yang Melenceng

23 Desember 2015   22:55 Diperbarui: 24 Desember 2015   00:31 7349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla I Dok Ninoy N Karundeng"][/caption]Duet Rieke Dyah Pitaloka dan Masinton Pasaribu sedang naik daun, mirip duo Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Presiden Jokowi dipastikan tidak akan menuruti kicauan dan rekomendasi Pansus Pelindo II DPR. Rekomendasi Pansus yang memerintahkan pencopotan Menteri BUMN Rini Soemarno dan RJ Lino sudah melenceng.

Presiden Jokowi pun tidak bisa diintervensi terkait pergantian menteri dan pejabat publik. Mari kita posisi Presiden Jokowi dengan hati gembira ria riang sentosa bahagia ngakak menertawai Rieke Dyah Pitaloka dan Masinton Pasaribu yang melakukan tekanan terhadap Presiden Jokowi senantiasa menari menyanyi selamanya

Rekomendasi yang meminta Presiden Jokowi memecat RJ Lino dan Menteri BUMN adalah intervensi tak perlu didengarkan oleh Presiden Jokowi. Kontrak JICT dengan Pelindo II sesuai temuan BPK tidak merugikan negara. Yang direkomendasikan oleh BPK adalah pengambilalihan manajemen. Maka temuan politis dan rekomendasi politis yang disampaikan oleh Rieke Dyah Pitaloka dan juga teriakan Masinton Pasaribu untuk memecat Rini Soemarno adalah teriakan orang kalap yang tak tahu aturan.

Menghadapi rekomendasi ini, tentu Presiden Jokowi akan meredamkan lewat Ibu Megawati agar membungkam Rieke Dyah Pitaloka dan Masinton Pasaribu. Tingkah laku duo PDIP yang tak karuan itu tidak memberikan iklim usaha dan bisnis yang baik: kisruh, gaduh yang diada-adakan dan dibuat.

Sikap Masinton dan Rieke patut mendapatkan perhatian karena semakin merusak PDIP sebagai partai pengusung Presiden Jokowi. PDIP kehilangan fungsi sebagai partai pendukung pemerintah. Sikap Rieke dan Masinton menampakkan PDIP sebagai partai yang tak siap memerintah. Rieke dan Masinton ingin segera menguasai kekuasaan dengan berbagai cara. Cara PDIP ini akan kontra-produktif dan justru tidak menunjukkan kemampuan pengendalian diri secara internal.

Presiden Jokowi, perlu diketahui, Menteri Rini Soemarno – bersama dengan Menteri ESDM Sudirman Said tengah membenahi – sektor paling dijadikan bancakan korupsi: energi, minyak dan gas. Perang melawan mafia ini hanya akan berhasil ketika ada kemampuan mengenali dari dalam. Menteri Rini sudah malang-melintang lama, dengan saudaranya Ari Soemarno, mereka memiliki kemampuan dan data yang luar biasa. Bahkan Faisal Basri pun terbantu oleh Ari Soemarno.

Komitmen untuk perbaikan di industri minyak dan gas dan pasokan energi Pertamina sangat penting. Masinton dan Rieke tidak banyak tahu dan mendengarkan dari unsur-unsur status quo yang menjebak mereka menjadi kepo. Padahal informasi yang diterima Masinton dan Rieke adalah informasi yang menjebak PDIP untuk bergerak cepat menyingkirkan Rini Soemarno dan Sudirman Said. Infiltrasi model status quo dan mafia ke dalam PDIP harus telah disadari oleh Presiden Jokowi dengan baik.

Jadi, Presiden Jokowi tidak akan memecat Menteri BUMN Rini Soemarno dan juga Sudirman Said yang sangat dimusuhi oleh sebagian lingkaran 1 PDIP. Ibu Megawati tampaknya harus diberi tahu terkait dengan sikap sebagian orang PDIP yang mulai ugal-ugalan terhadap Presiden Jokowi seperti Rieke dan Masinton. Pun rekomendasi Pansus Pelindo II yang melenceng itu tak perlu ditindaklanjuti oleh Presiden Jokowi. Justru PDIP melalui Ibu Megawati dipastikan akan membungkam Rieke dan Masinton seperti halya dibungkamnya Effendy Simbolon.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun