[caption caption="Fahri Hamzah dan Kongsinya I Sumber Kompas.com"][/caption]
Pimpinan DPR yang baru pasca Setya Novanto lengser, entah Fadli Muhammad atau Ade Komaruddin atau yang lain, tetap saja akan diikuti oleh minimal jatuhnya Fahri Hamzah the lame duck dari posisi Wakil Ketua DPR RI. Blunder politik yang menghancurkan Setya Novanto dan nama partai agama PKS yang hancur berkeping membuat lengsernya Fahri Hamzah menjadi efek unexpected occurrence out of the target of the Operators. Mari kita telaah jatuhnya Fahri Hamzah dari kursi Pimpinan DPR dengan hati gembira ria riang sentosa bahagia suka-cita pesta-pora selamanya tertawa dan menertawai terbahak-bahak menonton jatuhnya Fahri Hamzah dari kursi Pimpian DPR RI tanpa jeda senantiasa.
Manuver akhir penyelamatan model Fahri Hamzah telah menghancurkan bukan saja Setya Novanto, namun juga Fahri Hamzah. Manuver beramai-ramai di DPR dan teriakan Ruhut Sitompoel dan pengaduan Akbar Faizal ke MKD mau tidak mau akan menjadi titik akhir jatuhnya Fahri Hamzah. DPR yang tak tahu malu, ndableg, buruk cermin, punangkat bicara untuk meminta Fahri Hamzah turun dan diganti.
Dan, juga partai agama PKS yang selama ini menikmati kisruh sebagai bagian strategi untuk mendapatkan suara dan menempatkan Fahri hamzah sebagai vote getter pun gerah. Omongan pelintiran terakhir yang menghina Presiden Jokowi dengan ucapan: “Pak Jokowi rakyat yang mana?” telah menjadikan kegerahan di kalangan warga partai dakwah kelas bawah pinggiran itu. Meskipun kalangan pentolan partai tetap menyetujui, namun akibat surat edaran anti ujaran kebencian telah membungkam ratusan link dan PKSPiyungan.
Maka, Fahri Hamzah, yang di masa tak ada kontrol ketika PKS menguasai jagad komunikasi dengan Kominfo di bawah rezim Tifatul Sembiring yang bahkan menganggap enteng keberadaan ISIS yang disebut sebagai Istri Solihah Idaman Suami (ISIS) sungguh kini Fahri Hamzah tidak lagi sejalan dengan metode dan konsep dakwah model PKSPiyungan yang sudah secara telak dicengkeram oleh Polri.
Dengan kondisi seperti itu, maka mau tidak mau, dengan berbagai tekanan di DPR, partai dan kader dakwah sendiri – yang di setiap kegiatan rohis di SMA dan SMP muncul gerakan menanyakan apakah konsep dan cara komunikasi yang terbaik untuk partai agama PKS dan para anggota rohis adalah dengan mencontoh gaya komunikasi Fahri Hamzah? Jawabnya: iya. Iya. Yes. Yes highly! Namun, seiring dengan perubahan dari berbagai lini politik, hukum dan publikasi yang dilakukan, maka dari dalam dan luar partai agama PKS pun berlangsung penggulingan terhadap Fahri Hamzah.
Kini, melihat gelagat yang demikian massif namun tampak dari paniknya Fahri Hamzah, yang disebut oleh Ruhut Sitompoel sebagai kalap, tak akan ada lagi ruangan bagi Fahri Hamzah yang secara jelas telah melanggar kode etik di DPR sendiri yang melangkahi kewenangan Fraksi NasDem dalam pergantian anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Sikap blunder itu tak akan memberi keuntungan dan ruang bagi Fahri Hamzah yang pentolan dan kongsi serta konco dan skondan bin kroni Setya Novanto telah lengser.
Karenanya, mau tidak mau terjadi percepatan hengkangnya Fahri Hamzah dari posisi Pimpinan DPR. Pun jika tidak turun, maka dapat dipastikan Fadel Muhammad atau bahkan Ade Komaruddin yang akan menjadi Ketua DPR tak akan sejalan dengan Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Fadel Muhammad dan Ade Komaruddin bukanlah OKB (orang kaya baru) seperti Fahri Hamzah; mereka tak akan kaget dengan kekayaan, ketenaran, kehebatan yang semuanya sudah direngkuh sejak lahir.
Dengan demikian DPR dan Pimpinan DPR akan lebih cool dan asyik dan hanya akan menyisakan cerita gaduh di masa lalu. Fadli dan Fahri akan menjadi penonton yang akan selalu digunduli oleh Ketua DPR RI yang baru yang kalau dari Golkar kemungkinan Ade Komaruddin atau Fadel Muhammad atau bahkan Bambang Soesatyo.
Maka pasca Setya Novanto – yang sekarang tengah berjuang lolos dari penjara akibat Papa Minta Saham yang mencatut nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla dan yang meliibatkan mafia Petral dan migas Riza Chalid atau Reza Chalid atau Muhammad Riza Chalid – gelombang besar menyapu dengan dahsyat Fahri Hamzah. Dan, the Operators pun tak perlu cawe-cawe dan ikut-ikutan dalam perkara keciiiiil begini.
Salam bahagia ala saya.