Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lengserkan Setya Novanto, Presiden Jokowi Mulai Hancurkan Mafia dan Koruptor

16 Desember 2015   20:57 Diperbarui: 17 Desember 2015   18:09 14902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla I Dok Ninoy N Karundeng"][/caption]

Pasca the Untouchable Setya Novanto lengser dari Ketua DPR, Kejaksaan Agung tak akan berhenti mengusut skandal Papa Minta Saham yang mencatut nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla. Langkah blunder Fahri Hamzah dan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) yang terjebak dalam rancangan skenario penyelamatan the untouchable, mighty, and unstoppable Setya Novanto dan mafia Petral Riza Chalid menjadi awal untuk tak hanya menghancurkan Setya Novanto dan Reza Chalid, maka akan dilanjutkan dengan upaya lebih dalam: menghentikan langkah Setya Novanto secara permanen dalam peta persekongkolan dengan Riza Chalid.

Keseriusan the Operators of silent operation dalam menangani kasus Setya Novanto mungkin tak dipahami oleh publik. Mari kita tengok langkah lanjutan pasca Setya Novanto mundur dengan hati gembira ngakak tertawa bahagia suka-cita senang sentosa melihat Setya Novanto hengkang dari kursi pimpinan DPR selamanya senantiasa.

Komitmen Presiden Jokowi untuk pemberantasan korupsi memang dimulai dari DPR. DPR/D adalah sarang awal sebagian besar korupsi di Indonesia dengan banggar sebagai alat utama membagi kue korupsi. Dan pentolan tertinggi yang disisir jelas pentolan DPR. 

Strategi awal sejak semula oleh Presiden Jokowi yang melakukan konsolidasi politik untuk melakukan perbaikan. Itulah langkah awal. Dengan kekuatan konsolidasi politik yakni menggalang dukungan TNI, Polri, BIN, Kejaksaan Agung, dan MK serta KPK, maka dengan kekuatan yang sudah mantap, Presiden Jokowi mulai melakukan pekerjaannya.

Kasus yang merugikan negara terbesar adalah Petral dan migas yang merugikan negara sebesar US $ 18 miliar atau setara hampir Rp 2,500 triliun. Maka ketika ada kesempatan mengendus sejak Desember 2014, dan kulminasi pada bulan Juni 2015, maka Presiden Jokowi pun menunggu kesempatan kekuatan penuh untuk menghancurkan mafia Petral dan migas: dan sasaran antaranya telah tertampakkan yakni Setya Novanto.

Maka, tak ingin target operasi lolos, yakni pemberantasan korupsi dengan segala upaya yang ada the Operators secara penuh memberikan dukungan kepada Presiden Jokowi untuk menghancurkan Setya Novanto yang dalam rekaman mencatut nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla. Kasus Papa Minta Saham itu menjadi pintu masuk bagi Presiden Jokowi untuk memberantas mafia dan korupsi.

Publik sempat meragukan sikap Presiden Jokowi, Jusuf Kalla, dan bahkan Jenderal Luhut Pandjaitan, yang memiliki berbagai sikap yang tampak berbeda terkait pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla. Namun, patut diperhatikan adalah bahwa Setya Novanto sesungguhnya benar-benar melakukan perlawanan yang begitu masif dan dengan kekuatannya hampir menang di MKD.

Strategi yang dilakukan oleh the Operators memang menjepit Setya Novanto dan MKD untuk memberantas korupsi dengan tiga strategi dasar yakni: (1) politik, (2) hukum, (3) komunikasi publik atau public relations. Akhirnya, dengan seluruh strategi dan perang antara Presiden Jokowi dan perlawanan koruptor terhadap Presiden Jokowi. Yang menjadikan the Operators all-out untuk memenangi perang itu adalah dalam rekaman itu yakni penyebutan penjatuhan Presiden Jokowi.

Jadi, PR alias pekerjaan rumah berikutnya adalah Kejaksaan Agung akan menjerat Setya Novanto dan Reza Chalid kalau pun perlu dengan persidangan in absentia karena Riza Chalid kabur. Sekali lagi, penjatuhan Setya Novanto adalah upaya yang memang menjadi target antara the Operators dalam mendukung Presiden Jokowi dalam perang melawan korupsi di Indonesia. Itulah akhir kisah orang terkuat di Indonesia Setya Novanto yang mencatut nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla.

Salam bahagia ala saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun