[caption caption="Sunrise Magis di Gunung Salak I Dok Pribadi"][/caption]Selalu mentari terbit alias sunrise menjadi daya tarik di puncak gunung. Khusus mentari terbit Gunung Salak menyimpan nilai magis dan mistis. Maka sunrise di Puncak Salak pun menjadi daya tarik luar biasa. Upaya mengejar sunrise di Gunung Salak harus dilalui dengan usaha keras. Di balik itu ada kisah-kisah kebersamaan pendakian antar sesama pendaki. Rombongan dari tiga provinsi terdiri dari 14 pendaki menaklukkan terjalnya trek Gunung Salak. Inilah laporan gambaran petualangan ekspedisi mendaki Gunung Salak tanggal 09-11 Oktober 2015 dengan hati gembira ria pesta-pora suka-cita bahagia riang sentosa menari menyanyi selamanya senantiasa.
Tim tiga provinsi DKI-Jabar-Banten berkumpul di titik Tengerang dan Plangi. Mencapai Bogor hampir tengah malam. Dilanjutkan ke Cidahu Sukabumi. Sampai di sana pukul 02:00. Dingin. Tapi biasa. Tak membeku. Angkot yang mengangkut 14 orang tak kuat menanjak. Terpaksa 14 orang berjalan 2 km ke Cidahu. Bagus untuk penyesuain pagi harinya.
[caption caption="Ekspedisi Tiga Provinsi ke Gunung Salak I Dok Pribadi"]
Pukul 06:00 pagi tanggal 10 Oktober 2015 tim bergerak mulai petualangan, menembus hutan menuju Puncak Salak 1. Target sampai puncak pukul 15:00 paling lama. (Gunung Salak tidak disarankan untuk didaki malam hari: sangat berbahaya karena terjalnya tebing yang menyaru dengan akar dan rerumputan yang bisa longsor jatuh ke jurang dalam.)
[caption caption="Saling menolong I Dok Pribadi"]
Gunung Salak sungguh spektakuler. Trek yang menantang terdiri dari jalur basah, bebatuan, akar-akaran, tebing terjal setapak di kanan kiri, dan kemiringan antara 30 derajat sampai tegak lurus 90%. Gunung Salak ternyata tidak cocok untuk pendaki pemula. Tak seperti gunung lain, seperti Gunung Prau yang trek pendakiannya hanya kurang dari 1 kilo meter, Gunung Salak harus didaki sejauh 5 km. Pun dimulai persis di kaki terbawah Gunung Salak.
[caption caption="Membelah hutan Gunung Salak I Dok Pribadi"]
Semangat menyala ketika Tim Pendaki yang terdiri dari 4 pendaki professional, 6 pendaki semi-pro dan 4 pendaki amatiran dan pemula. Trek yang menantang. Vegetasi dan bunga-bungaan termasuk anggrek langka. Pun macan tutul dan juga berbagai jenis ular masih menghuni kelebatan kaki dan punggung Gunung Salak. Berbagai burung berkicau tak henti di pepohonan perawan Gunung Salak. Semua itu menjadi keindahan yang tak terkatakan. Spektakuler.
[caption caption="Anggrek Langka Gunung Salak I Dok Pribadi"]
Di tengah perjalanan menuju puncak memang berat. Namun bagi tim semangat tetap menyala. Begitu lepas dari gerbang menuju puncak, para amatir bergegas semangat. Yang semi dan pro tampak sabar mengatur langkah. Sampai di pos pertama berupa tanah lapang persimpangan Kawah Ratu terdapat Simpang Bajuri. Di sinilah bagi yang ingin membawa perbekalan air harus mengisi.
[caption caption="Pos Bajuri 5 km menuju puncak Gunung Salak I Dok Pribadi"]
Perjalanan sebanyak 20 patok alias 2 kilo meter. Trek tergolong landai. Di sini kelelahan mulai tampak: loyo. Minum, makan dan minum. Semakin jauh, perjalanan semakin berat. Pos kedua Rollingstone dicapai pada pukul 12:00. Terlambat 2 jam dari rencana. Penyebabnya karena trek terjal dan susah yang tak terbayangkan. Saling menunggu dan menolong. Memberi minum. Perjalanan semakin melambat. Trek makin terjal dan bahkan menggunakan tali-temali untuk naik. Makan siang mie instant rebus dan nasi sedikit plus tempe cukup memberi energi bagi seluruh tim.
[caption caption="Trek berkemiringan 85% harus dilalui dengan bantuan temali I Dok Pribadi"]
Pos berikutnya adalah Puncak Bayangan – yang hanya berjarak 1,200 meter dari puncak Gunung Salak dicapai pukul 15:00. Di sini telah banyak yang menyerah dan mendirikan tenda di Puncak Bayangan dan akan melanjutkan esok pagi.
[caption caption="Tim Ekspedisi Ujian Mapala Universitas Ahmad Dahlan Jakarta I Dok Pribadi"]
Tim kami bertekad tetap berjalan menuju puncak. Di sinilah tantangan sesungguhnya. Trek menantang. Hujan deras tiba. Tim tertahan di tebing trek tegak bertemali. Terpaksa 10 anggota membentangkan tenda menghindari hujan deras. Tertahan. Maka kegelapan dan rapatnya vegetasi membuat pendakian kian menyeramkan. Temaram dan gelap meski jam baru menunjukkan pukul 17:00. Nilai kesabaran, kebersamaan dan saling menolong dan memberi toleransi terbayar.
[caption caption="Tim Ekspedisi UIN I Dok Pribadi"]
Anggota tim terakhir sampai ke Puncak 1 Gunung Salak pukul 19:00. Sebagian empat orang mencapai puncak pukul 18:00 dan membantu mendirikan tenda. Lalu memasak makanan dan dimakan bersama-sama.
[caption caption="Memasak di kedinginan malam I Dok Pribadi"]
Di puncak Gunung Salak kedamaian, keindahan, dan keseyapan serta kesegaran berpadu. Malam hari dilalui dengan kedinginan yang beku. Langit kebetulan cerah. Terlihat milky way yang gemerlap di langit sekitar pukul 23-04 pagi. Indah. Saat yang ditunggu adalah keindahan sunrise alias mentari muncul.
[caption caption="Menikmati malam di kedinginan puncak Gunung Salak I Dok Pribadi"]
Keindahan sunrise Gunung Salak terletak pada siluet pepohonan dan warna bulat mentari dan pendaran warna langit jingga, merah dan biru. Selain itu pemandangan kabut dan pepohonan yang kokoh serta latar belakang Puncak 2 di kejauhan juga tampak angkuh dan perkasa: di tengah kelelehan mendaki Puncak 1. Puncak 2 sangat jarang didaki karena kebanyakan pendaki Gunung Salak tak pernah kembali naik karena kapok. He he he.
[caption caption="Menikmati keriuhan pagi hari di Puncak 1 Gunung Salak I Dok Pribadi"]
Sehabis menikmati keindahan sunrise, perjalanan pulang pun dimulai. Naik mendaki dan turun untuk Gunung Salak sama sulitnya. Perkiraan menuruni 9 jam ternyata 11 jam baru kelar. Yang sangat mengesankan dan berkesan serta spektakuler adalah di Gunung Salak, makanan dan minuman alias air menjadi barang yang sangat berharga.
[caption caption="Makanan segitu untuk 14 orang hehehe I Dok Pribadi"]
Di puncak, salah satu pendaki pemula mengalami hipotermia, kedinginan yang amat sangat. Ternyata Sinta ini kali pertama mendaki gunung, dan yang didaki Gunung Salak. Wah wah. Banyak yang panik. Akhirnya Sinta diberi minuman Vodka. Segar. Namun pukul 01:30 pas kedinginan mulai memuncak, Sinta harus diberi minuman lagi.
Berbagi telur, tempe, dan seteguk air adalah pengalaman spektakuler yang hanya dapat dinikmati ketika kondisi perbekalan mengurang. Keaslian sifat pribadi pendaki tampak di kondisi ekstrim. Yang berjiwa penolong akan menolong. Yang berjiwa egois akan melenggang cuek untuk tujuan sendiri. Berbagi lalu menjadi pertunjukan asli sifat pendaki.
Sifat dasar perorangan. Namun selalu kebanyakan solidaritas menjadi bagian dari seluruh penaik dan pendaki gunung. Tak terkecuali para pendaki Gunung Salak.
Jadi, filosofi mendaki gunung sangat berguna di dalam mencapai tujuan kehidupan. Bahwa kehidupan sangat menarik dan wajib mensyukuri yang dipunyai. Kerdil di hadapan alam menjadi pelajaran untuk hidup tanpa kesombongan. Di depan alam, antara hidup dan mati begitu dekat.
Di situlah keindahan, tantangan dan pelajaran kehidupan filosofis mendaki gunung tercapai. Silakan nikmati jepretan foto-foto professional selama ekspedisi Tiga Provinsi 14 pendaki gunung.
[caption caption="Sunrise Magis Gunung Salak 1 I Dok Pribadi"]
[caption caption="Sunrise Magis Gunung Salak II I Dok Pribadi"]
[caption caption="Sunrise Magis Gunung Salak III I Dok Pribadi"]
[caption caption="Sunrise Magis Gunung Salak V I Dok Pribadi"]
[caption caption="Sunrise Magis Gunung Salak VI I Dok Pribadi"]
Salam bahagia ala saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H