Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kritik SBY ke Jokowi, Bukti Kenegarawanan?

30 Agustus 2015   14:35 Diperbarui: 30 Agustus 2015   14:35 5749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Politikus akan melihat pencapaian tertinggi adalah kekuasaan seumur hidup di partai. Poltikus melihat kekuasan sebagai tujuan, bukan pengabdian kepada negara. Hanya sedikit yang bisa menjadi negarawan.

Bung Karno, eyang saya Presiden Soeharto adalah contoh negarawan sekaligus politikus. Presiden ke-3 BJ Habibie murni negarawan. Presiden ke-4 Gus Dur 2,000% negarawan. Ibu Presiden ke-5 Megawati jelas negarawan dan politikus. Nah, SBY cuma berhenti di politikus doang.

Prabowo Subianto justru dalam pandangan Ki Sabdopanditoratu adalah negarawan. Tak ada manusia yang meragukan gelagak rasa kebangsaan dan kenegarawanan Prabowo. Prabowo kalah dari Presiden Jokowi hanyalah karena faktor kekalahan yakni Ical, Suryadharma Ali, Jero Wacik, Hatta Rajasa, SBY, Amien Rais, Anis Matta, Fadli Zon dan Fahri Hamzah dan para orang yang publik melihat berlawanan dengan idealisme kebangsaan dan kenegarawanan Prabowo.

Maka publik bukannya tidak respek kepada Prabowo, namun kepada kesalahan memilih teman saja. Karena faktor psikologisnya sendiri, SBY hanya berhenti menjadi seorang politikus. Jiwa kenegarawanannya tak muncul sama sekali karena memang bukan keturunan kalangan kerajaan dan hanya berasal dari orang kebanyakan.

SBY ini sangat berbeda dengan Prabowo – dan juga Presiden Jokowi – yang keturunan Mataram dan Majapahit. Bahkan juga SBY berbeda jauh dengan eyang saya Presiden Soeharto yang terdongkrak kebangsawanan eyang Uti Ibu Raden Ajeng Siti ‘Tien’ Hartinah Soeharto. SBY tak punya akar keturunan kebangsawanan Jawa dan Majapahit.

Jadi karena faktor psikologis dan keturunan maka SBY menjadi politikus sejati. Bukan negarawan sama sekali. Maka biarkan saja SBY berteriak dan bercuit-cuit dan pidato di Facebook atau Twitter sak karepa dewe alias semaunya sendiri untuk sekedar pemuasan sisi psikologisnya yang mengalami post-power syndrome akut. Dan Presiden Jokowi tak perlu menanggapi orang macam SBY ini. Cukup Ki Sabdopanditoratu yang menjawab, bukan level Presiden Jokowi. Jarno ae omongane wong politikus culum kayak SBY itu.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun