Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Situs Liyangan: Menikmati Jalan Batu Masa Kerajaan Mataram Kuno

22 Juli 2015   16:32 Diperbarui: 22 Juli 2015   16:37 5254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Candi Penyembahan Pribadi Raja di Pelataran I / Dok Pribadi"][/caption]

Anda ingin menikmati jalan batu masa abad ke-6 zaman Kerajaan Mataram Kuno? Datanglah ke Situs Liyangan. Di situ batu-batu asli tertata sebagai jalan. Masih asli. Situs Liyangan adalah situs peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. Liyangan terletak di lembah atau punggung Gunung Sindoro, Temanggung, Jawa Tengah. Telah dituliskan penjelasan umum tentang Situs Liyangan dalam tulisan terdahulu. Kini menindaklanjuti laporan tentang kemegahan situs Liyangan, ditampilkan foto-foto yang mendukung narasi analisis tentang peninggalan Kerajaan Mataram Kuno itu. Mari kita ikuti penerawangan dan analisis arkelogis situs Liyangan oleh Ki Sabdopanditoratu berdasarkan temuan faktual di lapangan dengan hati gembira ria senang sentosa suka cita riang bahagia pesta pora selamanya senantiasa.

[caption caption="Tembok, Candi Penyembahan dan Istana / Dok Pribadi"]

[/caption]

Foto di atas mendukung dugaan bahwa situs Liyangan adalah sebagian kecil dari Ibu Kota Mataram Kuno. Bentangan kawasan permukiman yang diperkirakan adalah perkampungan dekat tempat tinggal Raja Sanjaya. Raja pendiri Kerajaan Mataram Hindu atau Mataram Kuno. Demografi Liyangan yang terletak di antara percandian Gedongsongo dan percandian Dataran Tinggi Dieng sangat memungkinkan penguasaan di tengah wilayah kekuasaan.

Sebagaimana diketahui, dinasti Sanjaya berkuasa di wilayah Jawa Bagian Utara beragama Hindu. Dinasti Syailendra beragama Buddha berkuasa di bagian selatan Jawa. Bangunan Situs Liyangan memiliki kembaran yakni Kraton Prabu Baka. Dipastikan bahwa Kraton Prabu Baka merupakan tempat tinggal salah satu Raja Mataram wangsa Syailendra.

[caption caption="Sisa Fondasi Bangunan Kediaman Raja / Dok Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Umpak Batu untuk Berdiri Pilar Kayu / Dok Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Kemegahan Candi /Dok Pribadi"]

[/caption]

Foto berikutnya menunjukkan bahwa bangunan candi berderet lima memiliki atap. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya umpak atau fondasi peletakan pilar di setiap ujung bangunan dasar atau lantai. Umpak batu bulat itu menjadi penopang untuk pilar yang menopang atap bangunan yang terbuat dari kayu dengan atap terbuat dari ijuk – seperti yang biasa dibangun seperti pura-pura di Bali yang beratap ijuk. Foto di atas yang terdapat di bagian ujung barat Pelataran Barat menunjukkan batu-batu bulat sangat besar. Batu-batu itu adalah umpak penopang tiang-tiang besar Istana Raja. Sayang sekali hanya ditemukan dua buah batu bulat berlobang besar.

Tempat ini dipastikan sebagai kediaman Raja Sanjaya mengingat dibuat sangat besar. Sayangnya fondasi batunya di bagian tengah sudah banyak yang hilang. Hanya batu-batu mengelilingi undakan berbentuk empat persegi panjang setinggi 70 cm yang tersisa.

[caption caption="Batas Pelataran Barat dan Pelataran Tengah / Dok Pribadi"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun