Benarkah di bawah Situs Pemujaan Prasejarah Gunung Padang atau Panghegar terdapat alat canggih elektronik, ruangan kosong? Beberapa waktu yang lalu satu tim beranggotakan para pejabat, teman pejabat, teman ahli, melakukan penelitian. Namun, penelitian itu didasari oleh hipotesa-obesesif. Hipotesa bahwa di bawah situs pemujaan Gunung Padang terdapat alat canggih. Lalu mereka melakukan pemboran di lokasi samping Pelataran V sedalam 14 meter. Hasilnya? Lubang itu diisi air dan tak bisa penuh. Lalu disimpulkan bahwa di bawah situs Gunung Padang terdapat ruangan kosong. Benarkah? Tidak.
Yang benar adalah steruktur tanah di bawah Gunung Padang terdiri bebatuan. Sehingga terdapat rongga di antara bebatuan. Akibatnya jika ada air di permukaan Gunung Padang, maka akan terserap cepat. Air tidak pernah menggenang di Situs Pemujaan Gunung Padang. Hal ini dibuktikan dengan posisi bebatuan yang mengalami pergeseran tak melebihi ukuran 5 meter dalam kurun waktu ratusan ribu tahun. Daya serap air Gunung Padang membantu stabilisasi tanah di Gunung Padang.
Jadi klaim para peneliti yang menyebutkan di bawah situs megalitikum Gunung Padang terdapat ruangan, alat canggih, sumber energi sentrifugal peradaban canggih Atlantis adalah omong kosong belaka. Para peneliti itu hanya melakukan upaya sensasi untuk Presiden SBY yang suka hal aneh dengan pemborosan biaya. Hasilnya? Omong kosong. Yang menyebutkan Gunung Padang sebagai pusat Atlantis, atau tanda peradaban mitologi Eropa Atlantis, tidaklah benar, kalau tak disebutkan sebagai penipuan.
Para ahli yang terlibat yang meneliti Gunung Padang belakangan ini, bahkan sampai melakukan peledakan menggunakan dinamit di lereng sungai Gunung Padang - dengan maksud mendapatkan struktur bangunan atau struktur buatan manusia di bawah Gunung Padang - lebih menunjukkan kengawuran dan ketidakwarasan dibandinngkan penelitian arkeologi ilmiah yang dilakukan. Perusakan situs akan lebih parah lagi jika obsesi para peneliti yang tak tahu diri itu dibiarkan menggorok tanah dan bumi di bawah Gunung Panghegar sebagai situs peradaban pemujaan prasejarah.
Jadi, yang benar, Gunung Padang (Panghegar) adalah pusat energi spiritual yang dikunjungi oleh para penguasa dari zaman prasejarah, Raja Siliwangi, Pu'un, dukun, spiritualis, yang menuja karuhun dan ingin mendapatkan energy positif dari posisi Gunung Panghegar yang memang ada di pusat wilayah yang dikelilingi gunung dan perbukitan. Dengan posisi seperti itu, pada saat bulan purnama, full moon, pengunjung yang duduk di Pelataran V menghadap utara Gunung Pangrango, maka energi positif sentrifugal-spiritual - bukan peradaban Atlantis - akan didapatkan. Energi spiritual-mistis Gunung Padang-Panghegar memang sangat kuat pada saat bulan purnama dan bulan mati. Gunung Padang adalah tempat paling hebat untuk mendapatkan energi positif bagi jiwa manusia.
Untuk itu Presiden Jokowi harus secara rasional mengkaji lagi terkait pengucuran dana bagi penelitian situs Gunung Padang dan bila perlu menghentikan setiap pencairan dana APBN bagi penelitian tak masuk akal bahwa di bawah perut Gunung Padang terdapat man-made structures alias bangunan buatan manusia. Itulah hasil penelitian independen Ki Sabdopanditoratu untuk meluruskan berita dan analisis ngawur terkait Gunung Padang.
Salam bahagia ala saya.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI