Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ratu Atut Tak Berani ke KPK, Kalah Nyali dengan Warga Banten Ini

20 Desember 2013   11:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:42 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ratu Atut bersembunyi dan mengaku sakit. Takut. Alias tak berani. Sejatinya Ratu Atut takut ditahan KPK seusai diperiksa sebagai tersangka hari ini Jum'at (20/12/2013), maka alasan dan jurus sakit dipakai. Di Banten, gaya hidup ternyata memisahkan informasi dan pengetahuan. Ternyata tak semua warga tahu Ratu Atut menjadi tersangka kasus korupsi.

Beberapa orang ini memiliki gaya hidup yang berbeda dengan Ratu Atut. Ratu Atut memiliki kekayaan ratusan miliar rupiah. Sementara para warga ini ternyata juga memiliki harta benda yang sangat penting bagi mereka - meski tak banyak. Maka jangan coba bandingkan antara Ratu Atut dengan warga Ratu Atut ini. Ternyata, setelah diteliti dan diamati, para warga Banten ini mengalahkan Ratu Atut dalam hal keberanian. Seperti apa keberanian mereka?

Sajum dan Alim. Warga Banten ini Sajum namanya. Dia mengaku memiliki suami bernama Mursalim alias Alim. Mereka kaya menurut ukuran mereka. Rumah mereka beratap langit berlantai bumi. Tempat tinggalnya tak tetap. Namun setiap pagi dipastikan akan berada di pinggiran sungai Cisadane, Kota Tangerang, Banten. Apa kekayaan yang mereka miliki? Tak banyak. Lihat saja sendiri kantong plastik, botol kemasan. Alim tak memiliki Toyota Alphard atau Pajero Sport atau Lamborghini tentunya.

Sebagai warga Atut, Alim yang kini menderita struk dan jalan susah, tak tergantung dan tak mengeluhkan bantuan Gubernur Banten. Setiap hari Sajum dan Alim - yang jalannya susah bukan main - mencari makan di tempat sampah atau meminta makan di Pasar Lama, Tangerang.

Namun Atut kalah hebat jika dibandingkan dengan kedua orang warganya ini. Kedua orang ini adalah para pemberani. Meraka berani tidur di pinggir sungai Cisadane dan emperan masjid dan toko di Tangerang Banten. Ratu Atut dipastikan tak akan berani seperti mereka. 1-0.

Manujah. Warga berikutnya yang pemberani mengaku bernama Majunah - asal muasalnya katanya dari Banten. Kekayaannya yang dia punya adalah baju lusuh - bukan baju merek terkenal. Majunah juga tak memakai parfum mahal keluaran Paris seperti Ratu Atut. Perempuan bekas penderita kusta ini juga seorang pemberani. Dia berani duduk di trotoir depan Kantor Walikota lama dekat masjid dengan satu panci warna kuning penampung uang. Berjam-jam tak mengenal panas dia duduk meminta pengendara dan pejalan kaki. Ratu Atut jelas tak berani duduk-duduk santai seperti mereka. 2-0.

Miar. Satu lagi warga pemberani mengaku bernama Miar. Setiap hari bisa ditemui di Jalan Kisamaun Tangerang, Banten. Dia selalu berpakaian kumuh dan tak teratur. Sejak beberapa lama menurut para tukang parkir, Miar sudah berjuang di kekerasan Jabodetabek. Perempuan ini tangguh. Harta yang dimiliki adalah sepanjang pertokoan di sana, dan.

Miar. Miar termasuk pemberani. Dia berani duduk di lantai depan toko tanpa rasa malu. Kadang juga pakaiannya yang lusuh itu terbuka tanpa rasa malu. Keberanian, kenekatan, determinasi tinggi Miar tampak seperti orang gila. Ya memang Miar adalah orang gila alias hilang ingatan dan sakit. Nah, untuk yang satu ini tak usah dibandingkan apakah Ratu Atut berani duduk di lantai toko dan menguasai jalanan Kisamaun, Tangerang Banten seperti Miar? Kenapa karena Miar hilang iangatan. 3-0.

Begitulah Ratu Atut ternyata tak memerhatikan bahwa anak telantar dan rakyat wajib diperlihara oleh negara. Kenapa? Dan memang benar kalau seandainya Ratu Atut mau bekerja keras akan didukung oleh seluruh rakyat dan warga Jakarta. Sayang seribu kali sayang, Ratu Atut tak membangun dan bekerja sebagai kepanjangan pemerintah membasmi atau menyantuni fakir miskin - bukan malah jijik kepada mereka. Rakyat Banten bersyukur karena Ratu Atut ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Kini bagai jatuh tertimpa tangga, Ratu Atut sang pentolan Dinasti Ratu Atut tengah diupayakan oleh KPK ditahan, maka demi menutupi ketakutannya dia pergi ke kuburan untuk berdoa dan berziarah di makam Raja-raja Banten. Selain itu dia ngumpet di rumah emaknya.

Dari uraian di atas tampak Alim, Sajum, Miar dan Manujah lebih berani dibandingkan dengan Ratu Atut dalam hal tampil di depan publik dan tak takut bertemu wartawan. Atut sejak dinyatakan sebagai tersangka menghilang bahkan tak menghadiri 40 hari wafatnya Hikmat Tomet yang sangat penting. Akibat tak ada nyali, Arief Wismansyah sebagai walikota Kota Tangerang terpilih gagal dilantik.

Dan....orang-orang itu tak tahu kalau Ratu Atut adalah Gubernur Banten karena mereka hanya berpikir mengemis dan makan. Ratu Atut - yang tak berani memenuhi panggilan KPK - juga kalah berani dengan gelandangan Alim dan Sajun, Majunah penderita kusta, dan jangan dibandingkan dengan Miar yang orang hilang ingatan, yang sangat berani tampil di mana pun dengan pakaian apa adanya.

Salam bahagia ala saya.

13875145472036165882
13875145472036165882
1387514786545744878
1387514786545744878

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun