Demikian pula SBY perlu dimata-matai untuk keperluan kebijakan luar negeri dan dalam negeri terkait manusia perahu, tambang, perburuhan dan tentu masalah Papua yang sangat ingin dikuasai oleh Australia dan AS. Selain itu, SBY juga memiliki fungsi strategis terkait isu ‘liberalisasi' ekonomi Indonesia dan arah ekonomi Indonesia.
Jadi, langkah AS, Australia dan Barat memata-matai Jokowi dan SBY adalah hal yang wajar di dunia intelejen dan spionase. Untuk pembuktian adanya penyadapan ya tak akan mungkin bisa dibuktikan. Operasi intelejen dan spionase berbiaya jutaan dollar tak akan mudah dilacak. Pelacakan hanya mungkin terjadi dan berhasil jika ‘operasi kontra intelejen' berhasil menangkap ‘agen' atau intelejen dari pihak lawan.
Namun terkadang ‘kesalahan terjadi' ketika perang ‘kontra intelejen' dengan menangkap intelejen sendiri yang dicurigai - yang hasilnya justru informasi palsu akibat pengakuan yang dipaksakan. Oleh karena itu, terkait penyadapan terhadap SBY, Jokowi, dan semua pemimpin Eropa seperti Angela Merkel dan Francois Hollande - seperti yang disebutkan oleh Edward Snowden - tak akan bisa dibuktikan, dan Amerika Serikat, Australia dan banyak negara lain. Spionase dan penyadapan adalah hal yang biasa.
Salam bahagia ala saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H