[caption id="attachment_301285" align="aligncenter" width="300" caption="Tuan Kucing"]
"Papi, tolong dong ceritain tentang parameter bahagia antara buruh dan Ratu Atut. Udah lama Papi ndak berbicara tentang bahagia!" pinta Monahara si remaja cantik jelita, semampai seksi, pandai berbahasa Arab, Hebrew, Inggris, Prancis, Jerman, Jawa, Manado, Betawi, Indonesia, kepada ayahnya Sabung tukang sabung ayam Bangkok tetangga saya di dekat kandang ayam.
Setiap manusia dikaruniai oleh alam - oleh tuhan - akal budi. Akal budi manusia di dunia mana pun menunjuk tentang rasa bahagia selalu sama. Bahagia adalah rasa yang tercipta ketika keinginan dan kebutuhan berselaras. Ketika sebagian kebutuhan dan keinginan terpenuhi maka bahagia tercipta. Rasa bahagia itu bisa berwujud dalam aneka perasaan seperti rasa puas (kepuasan), senang (kesenangan), senyum (ekspresi kegembiraan) dan seterusnya.
"Lalu apa parameter bahagia, Papi?" tanya Monahara si jelita sambil duduk di sadel Ducati milik Pingkan si ibu muda seksi cantik salah satu istri dari empat istri Dai.
Parameter rasa bahagia atau kebahagiaan satu orang dengan orang lain berbeda-beda. Banyak faktor yang memengaruhi parameter kebahagiaan seseorang. Untuk memahami rasa bahagia, maka secara umum parameter rasa bahagia terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor psikologis dan kejiwaan. Faktor di luar terkait kondisi dan peristiwa yang memengaruhi faktor internal.
"Pi, jelasnya apa dong? Ribet amat!" protes Monahara sambil memeluk si ganteng cerdas Michael Corleone yang berusia 7 tahun anak Pingkan si ibu muda jelita salah satu istri dari empat istri Dai yang semuanya cantik jelita.
Masing-masing manusia memiliki parameter tentang bahagia berdasarkan dua hal (pertama sisi psikologi dan kejiwaan) dan faktor di luar yang juga secara tak langsung memengaruhi sisi psikologi seorang individu. Misalnya, Pingkan merasa berbahagia ketika mengendarai Ducati-nya. Dua hal yang memengaruhi (1) secara kejiwaan dan psikologi Pingkan merasa bahwa naik Ducati memberikan dian rasa kebahagiaan. Dan (2) rasa bahagia itu didukung oleh kenyataan bahwa dia memiliki Ducati 650 cc yang bisa membuat dia puas dan tak kaget dengan ‘adanya' Ducati yang menjadi tunggangannya. Juga perasaan terpenuhinya kebutuhan (naik Ducati untuk alat transportasi ke Gandaria City) dan keinginan (memiliki barang bagus ekslusif yang membanggakan).
Jadi setiap orang yang berbuat sesuatu sebenarnya memiliki motif untuk mendapatkan atau merasakan bahagia. Perbuatan apapun dari manusia memiliki tujuan untuk mendapatkan kebahagiaan. Namun parameternya selalu berbeda-beda. Dari semua parameter tersebut jika diurai, akan dapat ditarik kesimpulan bahwa bahagia adalah unik bagi setiap manusia.
Akan tetapi di luar diri setiap individu ada yang disebut faktor ekternal yang memengaruhi setiap individu. Faktor eskternal itu bisa saja berwujud keumuman, sebagai perjanjian sosial, sesuatu yang disebut umum. Misalnya, banyak individu menyukai seorang public figure. Maka yang terjadi adalah faktor internal terkait dengan keunikan individu bertemu dengan keinginan atau ketertarikan pada sesuatu yang banyak orang memiliki perasaan sama. Maka ada ‘temu public figure' karena adanya kesamaan faktor internal individu dengan trigger di luar banyak individu yang memiliki perasaan yang sama.
"Makasih Papi...Monahara rasa bahagia sekali," kata Monahara si jelita sambil mencium Sabung, ayahnya.