Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tentang Waktu Azali, Waktu Bumi, dan Perhitungan Tahun

1 Januari 2014   14:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:16 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_302832" align="aligncenter" width="641" caption="Fosil Berusia 200,000 - 2 Juta Tahun"][/caption]

Beberapa Kompasianers mengalami ketidakmampuan mencerna tentang waktu Bumi, waktu azali, dan kaitannya dengan keabadiaan jiwa setelah diciptakan oleh Allah. Fakta nyata tentang kenisbian dan keilusian waktu di Bumi memang menjadikan manusia begitu kecil di hadapan keabadian jiwa. Waktu (hidup) di Bumi hanya sekedar selama hayat setiap individu kandung. Begitu kematian menjemput maka berakhirlah waktu Bumi. Awal mulainya waktu Bumi bagi setiap individu adalah ketika manusia dilahirkan.

Kerancuan memahami waktu di Bumi yang usianya sudah berusia 4,5 miliar tahun setelah Bumi terbentuk mengakibatkan orientasi tentang waktu menjadi sangat pendek. Banyak yang berpikir bahwa usia Bumi ya seperti tahun berjumlah 2014. Padahal perhitungan tahun yang 2014 itu adalah tanda perhitungan tahun berdasarkan kelahiran Iesus, Yesus, Isa ( satu orang dengan nama berbeda sesuai bahasanya). Sejak saat itu perhitungan waktu per tahun dimulai sejak adanya peristiwa kelahiran Yesus tersebut.

Waktu Bumi ini bahkan bukan pula waktu dentang alam semesta karena umur Bumi yang sangat masih muda dibandingkan dengan alam semesta itu seperti bintang yang berusia puluhan miliar tahun - berdasarkan waktu Bumi sebagai patokan.

Berikut saya kutipkan tulisan tentang waktu tersebut sebagai bahan untuk lebih memahami tentang waktu ini. Waktu Bumi adalah perhitungan waktu yang ditentukan oleh peredaran benda angkasa berupa Bumi, Matahari, dan Bulan. Ketiganya adalah sumber adanya waktu yang kita kenal. Detik, menit, jam, hari, pekan, bulan, dan tahun adalah waktu temuan manusia di Bumi. Apa yang dimaksud dengan waktu azali dan waktu bumi?

Manusia menghitung pergeseran matahari dalam waktu 12 jam - rata-rata matahari bersinar dari fajar pagi sampai senja sore hari. Bayangan perhitungan matahari dalam satu titik dibagi menjadi enam, lalu diimajinasikan dikalikan empat menghasilkan waktu 24 jam. Waktu dua 24 jam itu pun adalah imajinasi manusia sendiri. Dari situlah waktu Bumi disebut sebagai waktu.

Namun sesungguhnya waktu Bumi hanyalah konsep dari manusia belaka. Waktu di Bumi ini hanyalah hasil peradaban umat manusia. Waktu di Bumi ini hanyalah waktu semu saja. Waktu yang tak mengikat pada keabadian. Waktu yang menjadi penanda kehidupan di Bumi saja, selama manusia hidup. Itulah waktu Bumi hasil peradaban manusia.

Sesungguhnya perhitungan tahun baru, tahun lama hanyalah upaya manusia menentukan titik berangkat dan titik pulang. Kelahiran anak manusia dianggap sebagai dimulianya waktu seseorang menjalani kehidupan di dunia. Maka hidup manusia dihitung berdasarkan peredaran Matahari, Bulan, dan Bumi. Oleh sebab itu maka akan ada anak berusia 1 bulan, 5 bulan, 1 tahun, 50 tahun dan seterusnya secara kehidupan di Bumi. Ciri waktu Bumi ini adalah lekang oleh masa. Dan ketika manusia meninggal dunia maka waktu Bumi berhenti seiring hancurnya tubuh manusia. Di situlah yang disebut umur hidup manusia.

Waktu azali adalah waktu abadi. Dentang waktu tercipta bagi setiap jiwa yang telah diciptakan oleh tuhan sebagai sunnatullah dimulai sejak penciptaan jiwa. Jadi setiap jiwa yang telah diciptakan oleh tuhan tidak akan berhenti dentang waktunya. Setiap jiwa yang tercipta akan memiliki waktu azali yang abadi tersebut.

Ciri waktu azali adalah dia tidak bergerak. Tak ada pergeseran waktu jiwa karena waktu azali ada dalam keabadian: konsep waktu dalam keabadian pun sebenarnya sirna. Kenapa? Karena keabadian tak mengenal pembagian waktu detik, menit, jam, hari dan seterusnya. Waktu dilayari dalam aneka peristiwa - bukan diukur oleh pergeseran dan pergerakan benda-benda seperti waktu di Bumi yang didasarkan pada perputaran dan pergerakan Matahari, Bumi dan Bulan - tergantung jenis kalendernya.

Maka sesungguhnya tak ada perubahan waktu antara kemarin sekarang dan besok atau nanti jika dilihat dari waktu abadi, waktu azali, waktu jiwa yang abadi. Keabadian jiwa disebutkan karena adanya kefanaan kehidupan di Bumi bagi setiap manusia.

Dalam konteks jiwa yang abadi, istilah waktu tak dikenal. Yang dikenal adalah peristiwa. Hal ini secara alami dialami oleh manusia purba yang mengalami peristiwa sebagai penanda kehidupan tanpa mengetahui rentang waktu. Manusia purba menandai peristiwa alam seperti banjir besar, jatuhnya meteor di Bumi, bencana alam lainnya, dengan menggambarkan di dalam gua-gua.

Maka sebenarnya, sesungguhnya perayaan Tahun Baru hanyalah perayaan ilusi manusia di Bumi. Perayaan yang sesungguhnya adalah ketika kita mau berbuat dengan memberikan tanda kehadiran kita di Bumi. Karena sesungguhnya sejak penciptaan telah terentang waktu abadi (baca: keabadian) hidup bagi setiap manusia. Penandaan detik, menit, jam, hari, pekan, bulan, tahun, windu,abad, milleneum hanyalah konsep yang ada dalam diri manusia belaka yang kebetulan terjebak dalam konsep waktu Bumi. Sedangkan ‘waktu' azali adalah dentang (waktu) keabadian jiwa manusia sejak diciptakan di alam laukhul mahfudz sana.

Lalu apakah perbedaan antara waktu Bumi dengan waktu azali alias keabadian? Waktu Bumi memiliki sifat (1) bisa dihitung karena ada (2) waktu mulainya dan (3) waktu berakhirnya berdasarkan peristiwa tertentu, dan (4) subyektif sifatnya. Untuk manusia, waktu Bumi dimulai ketika anak bayi lahir di dunia dan diakhiri ketika kematian terjadi pada seorang manusia. Itulah subyektivitas waktu Bumi.

Sedangkan waktu Azali sebenarnya terikat dengan penciptaan jiwa manusia. Jadi sifat waktu Azali adalah (1) mengikuti atau diawali ketika jiwa manusia diciptakan oleh Allah di laukhul mahfudz sana, (2) waktu azali ini bersifat obyekrif karena sifatnya yang abadi, (3) sifat abadi ini menimbulkan kesimpulan bahwa waktu menjadi tidak ada (3) karena tidak ada ukuran atau alat ukur untuk mengakhiri keabadiaan itu sendiri. Satu lagi yang penting adalah jika kita memercayai waktu abadi ini - adanya jiwa yang abadi - maka itu menunjukkan tentang (4) sifat abadi tuhan. Sejak jiwa diciptakan maka keabadian jiwa manusia menyamai salah satu dari dua sifat yakni (5) keilahian Allah SWT sendiri yang abadi. Itulah kehebatan Allah SWT yang meniupkan roh atau jiwa di dalam jiwa manusia sehingga setiap manusia memiliki keabadiaan jiwanya.

Nah, berdasarkan penjelasan itu, maka seharusnya orang tidak perlu gagal memahami tentang waktu. Termasuk waktu berupa tahun yang ditandai dengan kelahiran Yesus atau peristiwa hijriahnya Nabi Muhammad SAW - dan umur Bumi bukan didasarkan pada kedua peristiwa tersebut. Tahun 2014 hanyalah penanda peristiwa dimulainya sebuah peristiwa, bukan hakikat waktu. Pun untuk memahami jutaan tahun usia fosil menjadi tak sulit yang usianya mencapai 200,000 tahun sampai 2 juta tahun seperti fosil yang saya miliki. Memahami kekuasaan Raja Mesir yang 10 ribu tahun lampau, maka menjadi mudah dan tak dibingungkan dengan tahun 2014.Juga bahwa keabadian telah menghapus eksistensi waktu juga perlu dipahami.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun