Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Andi, Angelina dan Tukang Gali Tanah (18)

30 Desember 2012   01:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:49 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Korupsi tidak bisa dihentikan karena masyarakat mendukung perilaku korup. Misalnya pengurusan KTP dan urusan dengan kepolisian selalu uang berbicara. Jika masyarakat berhenti melakukan dan mendukung korupsi dalam urusan paling sederhana. Itu sumbangan untuk mengikis budaya korupsi di negeri ini," kata Andi Palapeang.

Kalimat-kalimat itu muncul dari mulut Andi Palapeang, Tukang Gali Tanah yang mangkal dan tidur di jembatan yang melintas di atas Jalan Tol Jagorawi di dekat pintu masuk tol dekat Cibubur Junction.

Malam telah merambat naik. Pukul 22:00. Hujan deras melanda dalam perjalanan pulangku. Suasana hujan membuat jiwa nyaman dan tercipta suasana romantis tanpa disengaja. Aku tak berani menyentuh tangan Niko. Aku hanya menyimpan keinginan untuk sekedar tangan Niko memegang telapak tanganku dalam dinginnya malam itu.

"Niko, bagaimana cinta itu? Aku pengin tahu!" kataku pada Niko.

Niko diam tak menjawab. Niko meraih BB di sampingnya dan membuka. Disodorkannya karya puisinya berjudul Aku Cintai Kamu dalam Cinta Kaffah.

***lalu kau bertanya tentang cinta yang kaffah
aku katakan bahwa cinta kaffah cinta terindah
cinta kaffah sempurna dalam makna mawadah
karena dalam cinta itu jiwa begitu sumringah
cinta kaffah menyempurna begitu megah
karena semua rasa di jiwa membuncah
cinta kaffah hadir begitu indah tanpa jengah
karena ia memeluk jiwa raga tubuh meningkah
cinta kaffah selalu hadir bersembah
karena cinta meminta laku menyembah
cinta kaffah selalu mencinta jiwa satu tak terbelah
tajam menghunjam dalam jiwa tanpa lelah
cinta kaffah menghamba begitu mudah
karena cinta saling mencinta dalam rahmah
cinta kaffah tak mengenal gundah
karena semua rasa menjadi begitu mudah
cinta kaffah adalah perayaan pesta cinta meriah
karena cinta itu kenikmatan tanpa kata sudah
cinta kaffah mengaya jiwa menjadi cerah
karena cinta itu hadirkan kemegahan rasa illah
cinta kaffah adalah cinta sebagai berkah
karena semua kenikmatan hidup ada berwadah
dan semua penikmatan tubuh saling meningkah
merayakan kesempurnaan cinta menyembah
yang bersempurna berjalan meningkah melangkah
menyatu dalam persembahan rasa paling indah
yang hanya mampu kau-aku sirnakan rasa gundah
hingga yang tertinggal kenikmatan cinta kaffah
cinta yang kau dan aku sembah

"Thank you Niko!" kataku sehabis membacanya. Mataku menerawang jauh membayangkan cinta yang diucapkan oleh Niko. (To Be Continued)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun