Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Indah Wanita Jelita (12)

9 Desember 2012   14:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:56 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku baru pulang dari tempatku berjualan di kantin sebuah sekolah. Kakiku agak pegal setelah sekitar 4 jam bekerja. Pun aku harus mengendarai kendaraan sekitar dua jam. Macet. Aku naikkan kakiku di tembok tanpa melepaskan sepatu yang aku kenakan. Rok yang aku kenakan tersingkap ke bawah, ke arah pangkal paha.

Sejak kehadiran Niko dalam hidupku, kini aku lebih memahami arti tubuhku. Aku menghargai tubuhku.

"Sri...tubuhmu indah. Mukamu memiliki tekstur indah sebagai perempuan cantik. Bibirmu yang indah menjadi daya tarik. Tahi lalat sangat kecil halus berupa titik di bibir atas - atau bekas jerawat kecil sekali, aku tak tahu - membuat kamu tampak seksi!" kata Niko tentang aku.

"Hmmmm..." kataku meresapi kata-katanya.

Aku merasa bahagia mendengar kata-katanya yang menghargai aku. Selama menikah aku tak pernah mendapatkan penghargaan dan pujian dari suamiku. Yang ada hanya cacian dan kekurangan yang ada pada diriku. Aku merasakan jiwaku telah tumbuh dan berkembang.

"Kamu sebagai perempuan harus tersenyum di dalam jiwamu, agar air mukamu tampak indah!" katanya melanjutkan, "Nah, ya tersenyum dalam jiiwa seperti itu membuat kamu indah mukanya!"

"Tubuhmu adalah rumah bagi jiwa. Tubuhmu adalah sumber keindahan dan kenikmatan. Namun, uniknya kenikmatan itu bisa didapatkan dengan dua cara: menikmati diri dalam jiwa dan menikmati diri dalam jiwa dan raga dengan bantuan orang lain. Bantuan dari orang lain untuk menikmati diri harus berlangsung dalam keindahan jiwa dalam dan atas nama cinta!" jelas Niko.

"Penikmatan tubuh tanpa cinta menghasilkan derita!" timpalku. Lanjutku: "Contohnya, aku tak pernah merasakan kenikmatan berhubungan dengan suami aku. Aku selalu merasa tersiksa ketika suamiku memaksaku untuk melayaninya. Bahkan aku pernah membenci anak-anak yang aku lahirkan. Saking bencinya aku dengan suamiku, kedua anak-anakku sama sekali tak mirip denganku. Tak ada sedikitpun kemiripan anak-anakku denganku. Kedua anak-anakku, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, menjiplak suamiku!"

Kakiku yang mulus aku turunkan dari tembok karena aku dengar suamiku akan masuk ke kamarku. Aku menghindar darinya dan keluar kamar masuk ke kamar sebelah. Aku takut Raden Panji, suamiku masuk ke kamar dan melihat keindahan kakiku. Kini aku semakin protektif terhadap tubuhku. Aku tahu tubuh ini untuk Niko. Lelaki yang menghargai aku. Lama tak mendapat sejak pagi tadi, aku tanya kabarnya lewat pesan di BBM.

"Hai, kamu lagi di mana?" tanyaku lewat BBM.

"Aku ada di Hotel M Senayan!" sahut Niko.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun