Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Indah Wanita Jelita (7)

4 Desember 2012   15:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:12 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ini dia...Sandra..," teriak Roy ketika Sandra, perempuan jelita masuk ke restoran itu.

"Hai Roy...," sahut perempuan yang dipanggil Sandra.

Oh apakah Sandra ini yang pernah diceritakan oleh Iin? Perempuan itu tinggi semampai. Rambutnya hitam panjang. Kulit tubuhnya bersih kecoklatan cenderung kuning langsat. Mukanya stereo tipe kecantikan perempuan Jawa. Mengenakan pakaian casual, atasan berbahan kaos berwarna putih, selaras dengan kulit tubuhnya. Lengannya tampak tirus sebagai pancaran latihan yang dia lakukan. Pakaian atasan itu semakin menampakkan lekukan tubuhnya yang aduhai.

Aku jadi teringat omongan sepupu tetangga suamiku, Iin, yang teman sekolah di sekolah menengah tentang Sandra. Sandra ini perempuan yang aktif dan tak mau tinggal di rumah sepanjang waktu. Sejak bersekolah di sebuah SMP di Kota Yogyakarta, Sandra telah pintar bergaul.

Di sekolah Sandra menjadi sedikit anak perempuan bongsor dan tinggi. Parasnya yang elok di atas rata-rata menjadikannya kemenarikan bagi lingkungannya. Sejak kelas tiga SMP Sandra telah mengenal laki-laki - berpacaran dengan anak sekolah yang lebih tua, SMA. Iin pun juga sudah mengenal berpacaran. Sandra dan Iin pun melanjutkan pendidikan SMA mereka ke seolah Negeri paing elit di Yogyakarta, Smansa, SMAN 1 Yogyakarta.

Aku yang tumbuh dan besar di Bandung membayangkan Kota Yogyakarta pada tahun 1990-an yang seperti yang diceritakan. Yogyakarta adalah kota pelajar tempat istilah kumpul kebo menggantikan kata samen leven mulai diperkenalkan. Ini berkaitan dengan maraknya kehidupan seks bebas pada tahun 1980-an yang melanda dunia. Gerakan dan gaya hidup bebas ala hippies dan rock n roll telah mengubah Kota Yogyakarta menjadi kota yang pertama memeluk kebebasan. Kota yang sangat pluralis itu memelopori kebebasan hidup di kalangan mahasiswa dan pelajar dalam hal kebebasan hidup, dan yang paling spektakuler selain pendidikan adalah kumpul kebo di kalangan mahasiswa.

Di tengah perubahan itu, Sandra hidup di dunia yang sangat bebas, meski Yogyakarta sebagian besarnya sangat dekat pada kultur yang lebih taat pada budaya dan agama. Kraton sebagai pusat budaya Jawa menjadikan diri mereka sebagai panutan. Namun karena kurangnya publikasi dan pelahiran selibritas Kraton, maka rakyat Yogyakarta tidak memiliki role model seperti halnya Kerajaan Inggris misalnya. Atau Kerajaan Yordania dengan Ratu Noor dan belakangan Ratu Rania. Baru sekitar tahun 1980-an akhir muncul GKR Hemas yang ketika itu belum bergelar bangsawan. GKR Hemas adalah mantan model di Jakarta yang menjadi istri Pangeran Mangkubumi.

Maka ketika itu gaya hidup hedonis mulai dikenal di Yogya. Istilah Om Senang. Om Om pun dikenal di kalangan terbatas mahasiswi dan pelajar putri SMA -bahkan mungkin SMP. Pernah suatu kali Iin bercerita tentang suatu kejadian ketika menjelang lulus SMA. Iin tengah berjalan menuju rumah mereka ketika bertemu Sandra. Kebetulan rumah mereka satu arah.

"In...bareng yuk. Aku mau pulang pula nih," teriak Sandra sepulang kerja.

"Aku mau jalan kaki aja..." sahut Iin.

Maka Iin dan Sandra berjalan menyelusuri trotoar menuju ke jalan dekat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta UMY. Mereka berjalan beriringan. Saat kami berjalan banyak mobil yang lewat membunyikan klakson. Bagi Iin, sudah hal biasa jika ada orang iseng. Namun dia tak pernah menanggapi. Namun lain lagi dengan Sandra. Memang pelajar SMA dan SMP zaman dahulu mengenakan pakaian yang sangat menarik. Rok sebatas lutut dikenakan oleh para pelajar putri. Keanggunan dan keindahan serta kepribadian mereka muncul. Kerapian dan sikap dalam bergaul akan tampak. Sandra adalah perempuan yang sangat menarik. Dia cantik jelita. Tinggi semampai memang. Kulit kuning langsat cenderrung kecoklatan. Dia mirip dengan penyanyi zaman dahulu Nike Ardila. Bedanya adalah Sandra berhidung lebih bangir, lebih panjang.

"Hei itu pengendara mobil sedan kenapa membuka kaca dan mengikuti kita?" tanya Iin pada Sandra.

"Itu biasa, Om Om ... Kalau kamu mau..." sahut Sandra sambil tertawa.

"Wuih...amit-amit Sandra..." timpal Iin.

Iin dan Sandra tetap berjalan meniti trotoar. Aku lihat Sandra yang berjalan di sampingku memberi kode dengan menunjuk halte di depan kami dengan tangannya. Mobil itu berjalan dan berhenti di halte yang ditunjuk oleh Sandra. Sandra kelihatan memerhatikan Sementara aku sudah sampai di Gang Gondokusuman dan akan berbelok ke kiri. Sandra melanjutkan perjalanan ke halte di depannya. Seterusnya aku tak tahu.

Pagi esok harinya, Sandra terlihat kusut dan capek duduk di bangku di kelas. Aku mendekatinya.

"Aku traktir bakso ya Iin pas istirahat....hehhehe" kata Sandra tertawa.

"Tanggal tua begini. Kan kamu belum dapat kiriman. Emang banyak duit kamu?" tanyaku penasaran.

"Om om kemarin jalan ama aku semalam!" bisik Sandra lirih di telingaku.

"Trus kamu ngapain?" tanya Iin lirih.

"Biasa. Cuma tidur saja ama dia!"

"Wow, gila ya kamu Sandra..."

"Gak ada yang hilang kok. Amal tuh menyenangkan orang. Berbagi kebahagiaan. Aku suka. Dia suka. Klop. Dan dapat banyak uang cukup untuk makan sebulan hehehhe" sahut Sandra enteng.

"Berbagi enak saja. Memang badan kamu bisa untuk berbagi. Kayak tanah di Baduy saja. Hak ulayat ya. Hak pakai bersama....Ha ha ha.." timpal Iin geli juga.

"Kapan-kapan boleh ikut kalau mau aku kenalin yang agak mudaan..."

"Amit-amit deh Sandra. Ngaco kamu..." sahut Iin.

Sejak saat itu Iin tahu siapa Sandra. Itu yang aku ingat cerita Iin padaku.

"Hai. Ini Sri. Ini Vivi. Teman-teman aku," kata Roy memerkenalkan aku dan Vivi.

"Sandra!" kata perempuan yang dipanggil Sandra pendek. Dingin.

Apakah Sandra ini adalah Sandra mantan istri suamiku? Atau inikah Sandra yang Iin ceritakan? Jika jawabannya iya. Apa hubungan Sandra dengan Roy. Jika tidak siapakah Sandra ini? (to be continued)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun