Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mahfud MD, Din Syamsuddin Vs Sudi Silalahi dan Mafia Narkoba

12 November 2012   23:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:31 1245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makin menarik apa yang dipaparkan oleh Mahfud MD di harian Kompas (13/11/2012). Serangan Sudi Silalahi yang meminta Mahfud MD diam dan membuktikan omongannya ternyata mendapatkan tanggapan yang mengejutkan. Ternyata Mahkamah Agung memberikan rekomendasi menolak grasi dengan suratnya No 203/TU/12/10/186/SUS/MA/2010 tanggal 23 Desember 2010. Lalu surat tersebut masuk ke Sekretariat Negara. Dari sanalah keputusan dan pertimbangan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didapatkan. Maka keluarlah grasi kepada duli yang maha terhormat gembong narkotika Meirika Pranola alias Ola.

Yang aneh adalah siapa yang memberikan pertimbangan tentang Pranola yang bukan pengedar, cuma kurir saja. Juga dalam pertimbangan kepada presiden disampaikan ‘kasihan si Pranola ini orang miskin, membiayai keluarganya, dan rumahnya juga mencicil'. Siapa yang menyampaikan hal ini kalau bukan Sekretariat Negara selaku pengusul lanjutan dari Menteri Hukum dan Ham? Siapapun tahu bahkan Michael Corleone saja yang baru berusia 7 tahun tahu hal itu perbuatan mafia.

Akibatnya SBY yang memang hobinya tidak cermat dan lemah oleh pengaruh bisikan dengan bercucuran air mata menandatangani grasi. Perlu diselidiki pula karena grasi diberikan kepada Schapelle Corby, Hanky Gunawan, Hillary Chimenezie. Akibatnya, Ola dengan gembira langsung bekerjasama dengan mafia melakukan pengendalian transaksi narkoba.

Kemarahan Sudi Silalahi menunjukkan siapa yang paling bersalah dalam kasus ini. Ibaratnya, jika dalam satu ruangan ada orang kentut, maka yang bermuka merah dan marah atau berteriak ‘saya tidak kentut', maka orang tersebut akan menjadi tertuduh sebagai orang yang mengeluarkan gas, maaf, kentut.

Yang jelas jawaban Mahfud MD dan dukungan Din Samsyuddin kepada Mahfud menunjukkan adanya hal yang tak beres di lingkungan Istana. Ada mafia-mafia yang bergentayangan dan memengaruhi para pejabat atau karyawan di Istana. Sehingga dengan enaknya memberikan rekomendasi menyesatkan kepada presiden. Presiden sudah lemah, lebih dilemahkan oleh para pembantu yang terkontaminasi oleh mafia. Lengkaplah sudah kelemahan presiden ditambah dengan kekuatan jaringan mafia hukum.

Dengan demikian, jawaban dan bukti dari MA yang diperoleh dan ditunjukkan kepada Sudi Silalahi dan Menteri Hukum dan Ham menjadi bukti otentik bermainnya mafia hukum dan narkoba di Istana. Sudi Silalahi lupa integritas luar biasa Mahfud MD. Mahfud MD dalam urusan integritas jelas lebih dipercaya daripada Sudi Silalahi. Maka sinyalemen mafia narkoba dan hukum di lingkungan Istana adalah benar adanya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun