Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

KPSI, La Nyalla 6 - 0 Jokowi, Menuju Aburizal Bakrie - La Nyalla 2014 for President

29 Oktober 2012   03:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:16 3636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepakbola Indonesia yang dicampur dengan intrik politik menjadi menarik. Mari sedikit melupakan intrik-intrik politik dan politik dalam tubuh PSSI dan KPSI. Mari kita pandang dan tandingkan tokoh di balik keberhasilan KPSI, La Nyalla yang atas prestasi kerjanya telah berhasil mendongkrak prestasi PSSI hingga peringkatnya paling rendah dalam sejarah, dengan Joko Widodo alias Jokowi.

Dalam rangka mencari pendamping Aburizal Bakrie maka kita coba membandingkan dua orang ini. Mari kita lihat rekam jejak dari dua orang tokoh yang sangat luar biasa ini. Jokowi adalah tokoh yang sedang diincar oleh DPRD DKI. Sedangkan La Nyalla adalah tokoh penting yang sedang mengincar Djohar Arifin. Mari kita lihat beberapa aspek kesamaan dan perbedaan di antara keduanya. Jokowi dan La Nyalla adalah sama-sama tokoh yang dikenal luas oleh publik. Siapa lebih hebat di antara Jokowi dan La Nyalla dan layak mendampingi Aburizal Bakrie sebagai calon Presiden 2014?

Ketua. Ketua ini penting. Maka siapapun yang menyandang ketua jabatan ini pasti hebat. Contoh Ketua PKC Mao. Ketua Fidel Castro. Ketua DPR. Ketua MPR. Ketua posisinya setingkat presiden. Contohnya Ketua PKS adalah Presiden PKS. Jadi ketua sama dengan presiden. He he he.

La Nyalla dikenal sebagai Ketua Umum PSSI versi KPSI. Dia juga Ketua Kadin Jawa Timur. Pejabat di ormas Pemuda Pancasila. Maka tidak mengherankan jika reputasi dan ketenaran di mata publik seorang La Nyalla adalah sungguh luar biasa. Jokowi dalam hal jabatan ketua jelas kalah. Jokowi tidak punya jabatan ketua. Ketua RT dan RW pun Jokowi tak punya. Jadi dari segi pemimpin dan ketua Jokowi tidak ada apa-apanya. Untuk Ketua La Nyalla memegang dua jabatan. Ketua: La Nyalla 1 - 0 Jokowi.

Lingkup jabatan. La Nyalla menguasai 80% organisasi di lingkuangannya yakni anggota-anggota PSSI. Jokowi sebagai anggota Forum Komunikasi Kepala Daeah / Gubernur di Indonesia hanya mewakili 3% dari anggota. Cuma satu wilayah kecil, yakni DKI Jakarta yang dia wakili. Sedangkan La Nyalla reputasi jabatannya seluruh Indonesia. Jokowi cuma dan hanya lingkup DKI Jakarta saja. Untuk jabatan: La Nyalla 1 - 0 Jokowi.

Pengagum atau fans. La Nyalla dikagumi oleh seluruh rakyat Indonesia, 230 juta dikurangi satu (karena saya tidak mengagumi La Nyalla, maaf) untuk kiprahnya yang luar biasa di KPSI. Sedangkan Jokowi cuma dikagumi oleh 3,789,980 orang pemilih di DKI. Tak sebanding sama sekali Jokowi soal pengagum. Pengagum alias fans: La Nyalla 1 - 0 Jokowi.

Mentor. La Nyalla memiliki mentor selain Nurdin Halid, juga Aburizal Bakrie, orang kaya-raya pemilik kerajaan bisnis apa saja. Juga Ketua Umum Partai Golkar. Calon presiden 2014. Mentor ini memiliki kepentingan mencari dukungan rakyat banyak. Potensi besarnya adalah para pecinta sepakbola. Ditambah Djamal Aziz sang anggota Joint-Committee dan anggota DPR.

(Djamal Aziz ini yang menganggap semua pemain sepakbola adalah milik klub; hingga jika harus membela Timnas Indonesia, mereka tergantung klub. Namun, yang menjadi masalah adalah jika klub tak mengizinkan para pemain masuk Timnas, apa jadinya? Dalam diri mereka nasionalisme tak perlu rupanya. KPSI menyaratkan Alfred Riedl masuk sebagai pelatih bersama Nil Maizar agar KPSI mengizinkan para pemain ISL berlaga membela Negara alias masuk Timnas).

Jadi, betapa hebatnya La Nyalla didukung oleh Presiden Aburizal Bakrie, eh baru calon, dan Djamal Aziz, calon terkuat Ketua Umum PSSI 2012-2016. Sementara Mentor Jokowi hanya mantan Presiden RI dan putri pendiri bangsa Indonesia, Bung Karno. Cuma mantan presiden doang. Dari segi kehebatan mentor: La Nyalla 1 - 0 Jokowi.

Prestasi. La Nyalla berprestasi menggalang dukungan 90% anggota PSSI untuk mendongkel Djohar Arifin kurang dari sebulan kepemimpinan DAH di PSSI. La Nyalla bisa menjadi Ketua PSSI, meski sudah ada Ketum PSSI. Cuma Ketum PSSI versi dia ditambah menjadi Ketua Umum PSSI versi KPSI. La Nyalla telah berhasil menyandera para pemain sepakbola di ISL yang nyata-nyata sebagian besar lebih baik dari para pemail IPL. Ini prestasi spektakuler.
Upaya menghalangi pemain masuk Timnas ini sungguh sistematis dan menarik. Contohnya: mengajukan secara bersamaan para pemain untuk berlaga di Piala AFF. KPSI menyodorkan pemain mereka. Padahal sesuai peraturan hanya satu Timnas dan yang disampaikan oleh PSSI yang dianggap mewakili Indonesia. Para pemain ISL dan IPL secara bersamaan juga merasa kurang sempurna sebagai pemain Timnas. Apalagi TImnas KPSI. Seharusnya menurut nalar semua pemain sepakbola, hanya ada satu Timnas, yakni Timnas Indonesia. La Nyalla berhasil menghambat dan memerkeruh suasana sepakbola Indonesia. Nah, dari segi prestasi Jokowi hanya menjadi salah satu walikota terbaik di dunia. Jokowi juga cuma mengubah birokrasi semrawut Kota Solo menjadi rapi dan pelayanan terhadap warga menjadi lebih cepat. Prestasi: La Nyalla 1 - 0 Jokowi.

Kepribadian. La Nyalla hidup pantang menyerah dan berjuang untuk dirinya dan kelompoknya dengan gigih tanpa kenal menyerah. Tegas. Trengginas. Cepat bertindak tanpa berpikir. Dia tipe yang asal tabrak dan dobrak tanpa memikirkan akibat bagi tindakannya. Contoh dengan adanya KPSI yang mencoba terus mendongkel Djohar Arifin, Timnas menjadi babak belur. Kalah 10-0 melawan Bahrain. Kalah melawan Brunei Darussalam. Tidak pernah juara sejak 1991. Dan, rupanya La Nyalla diinginkan oleh semua manusia di dunia dan akhirat sebagai model pejuang dan petarung yang tak kenal lelah membela sepakbola Indonesia; dengan dukungan kekuasaan Aburizal Bakrie. Sedang Jokowi hanya orang sederhana. Santun. Nyante. Jokowi juga memaafkan orang seperti Bibit Waluyo juga menunjukkan kebesaran jiwanya. Kepribadian La Nyalla 1 - 0 Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun