Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

KPK Vs Polri, SBY dan 7 Keajaiban Prinsip Kepemimpinannya

6 Oktober 2012   08:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:11 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Papi, betapa SBY alias Susilo Bambang Yudhoyono cerdas sekali!" teriak Monahara jelita pada ayahnya, Sabung tukang adu ayam Bangkok tetangga saya.

"Hah? SBY cerdas?" balas Sabung terkejut mendengarnya.

"Dulu, ya dulu, dulu sekali tahun 2004, Presiden Megawati yang bersemboyan ‘diam adalah emas' ditelikung oleh Susilo Bambang Yudhoyono dengan 'berbicara pidato elok'. Kini delapan tahun berkuasa, artinya dua kali masa jabatan presiden Amerika Serikat, SBY justru menjadikan ‘diam adalah cara memimpin'," sahut Monahara.

"Memang bisa memimpin dengan diam?" tanya Pingkan si cantik istri Dai.

"Itulah kelebihan SBY," kata Monahara. Tambahnya: "Itulah hebatnya! Mau tahu teknik memimpin ala SBY?"

"Mauuuuu deh!"

"Nah, cara dan prinsip luar biasa dan satu-satunya presiden di dunia!"

Pertama, prinsip gelas setengah penuh sama dengan gelas setengah kosong. Ini filosofi tingkat tinggi. Makanya, bagi SBY tidak berbicara adalah berbicara. Prinsip ini bermakna bahwa tidak berbicara adalah bicara. Memilih tidak memilih adalah memilih. Jadi SBY akan ‘berbicara tanpa berbicara'. Seperti kerbau misalnya yang tidak berbicara, nah itu cara kerbau berbicara.

Kedua, prinsip leading by example. Artinya memimpin dengan memberi contoh. Karena prinsip pertama tadi maka tidak memberi contoh adalah memberi contoh. SBY tidak perlu memberi contoh dan memerintah, karena dalam benak SBY, tidak memimpin adalah cara memimpin.

Ketiga, prinsip takut adalah keberanian luar biasa. Presiden di negara manapun berani adalah hal umum. Presiden tegas adalah sudah biasa. Presiden decisive adalah biasa bagi presiden di seluruh dunia. Nah, SBY memilih keunikan yakni takut, ragu, bimbang. Perlu keberanian ekstra untuk berani ‘takut'. Makanya semua presiden di dunia pasti berani, hanya satu yang berani untuk menjadi presiden penakut; yakni SBY. Ini tentu rekor dunia.

Keempat, kepemimpinan gaya kucing. Prinsip tarik-ulur untuk melihat situasi digunakan untuk bertingkah seperti bayi. Jika sedang dibutuhkan akan jual mahal, pura-pura diam, pura-pura sibuk dan sok diperlukan, agar terlihat betapa pentingnya. Namun sesungguhnya kucing binatang pemalas. Maka ketika prinsip kucing ini dipakai maka SBY tampak selalu cantik dan bergaya yang dibuat-buat. Ini tentu gaya kepemimpinan paling baru. Banyak orang seperti serigala, macan, singa dan lain-lain. SBY kepemimpinannya genit cukup seperti kucing yang manis.

Kelima, prinsip mendelegasikan kewenangan sepenuhnya kepada bawahan tanpa mengawasi. Karena prinsip pertama begitu kuat, maka SBY memimpin dengan cara dipimpin oleh anak buahnya. Artinya SBY tak perlu tahu apapun yang dilakukan oleh misalnya Kapolri Timur Pradopo. SBY tidak akan mencampuri kewenangan para menterinya yang terindikasi korupsi misalnya. SBY tunduk kepada Golkar, PKS yang anggota Sekgab Koalisi, misalnya. Ini wujud prinsip ‘memimpin adalah dipimpin anak buah'. Nah, hebat bukan?
"Iya hahaha hebat! Trus..." sahut kami semua terpana mendengar kelebihan SBY yang dipaparkan si cantik Monahara.

Keenam, berkuasa dengan tidak berkuasa. Artinya sebagai penguasa, tidak perlu menunjukkan kekuasaannya. Toh semua orang tahu dia berkuasa. Makanya kekuasaannya diambil oleh banyak orang yang sok berkuasa. Nah, SBY nyaman sekali berkuasa tetapi tidak berkuasa. Dalam kasus SBY, semua menteri beramai-ramai menguasai kementeriannya tanpa campur tangan SBY.

"Bisa aja kamu Monahara! Ha ha ha," timpal Pingkan sambil tertawa.

Ketujuh, prinsip membosankan adalah menarik. Nah, makanya SBY kalau berpidato tidak menarik sama sekali. Anak-anak SD saja pernah di taman mini tertidur mendengar pidato SBY. Bagi SBY pidatonya menarik, namun bagi anak SD pidato SBY membosankan. He he he he.

Kedelapan, tidak tegas adalah ketegasan. Makanya ketika disuruh memilih antara memihak KPK atau Polri, SBY memilih diam artinya berbicara, takut artinya berani, tidak memimpin berarti memimpin, dan seterusnya....

"Terima kasih Monahara untuk pidato yang tidak menarik. Artinya, pidato kamu menarik! Hahahaha. Prinsip terbolak-balik. He he he," kataku.

Kami semua bertepuk tangan menyambut kepemimpinan SBY yang baru saja dipaparkan oleh Monahara.

Salam bahagia ala saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun