Bisik SBY: Berdasarkan informasi, rakyat tidak akan membela Novel. Tak akan ada gerakan seperti Chandra-Bibit. Masalah ini dikompromikan saja. Yang penting bagaimana agar Novel bisa keluar dari KPK dan menjadi pesakitan. Semuanya urusan kami nanti. Dengan keluarnya Novel dari KPK minimal kejengkelan Miranda S Goeltom, Hartati Murdaya dan Wa Ode serta Amran Batilipu sedikit terobati. Yang paling penting penyidik Djoko Susilo terjerat.
Nurani SBY: Jadi apa daya, saya harus bagaimana? Baiklah saya akan mengeluarkan pernyataan awal yang sifatnya normatif. Ini untuk memberi jalan bagi kompromi KPK dan Polri. Soalnya kasus ini sudah menjadi konsumsi dan perhatian publik. Rakyat menuntuk sikap saya tegas terhadap korupsi. Itu langkah awal saya. Setelah mengetahui reaksi rakyat, saya baru mengambil langkah B. Yang penting dicoba dulu. Saya akan tutupi pernyataan bahwa Kapolri tidak tahu kasus pengepungan dan sebagainya. Yang penting citra saya engage dan engage benar dengan penangan korupsi itu. Tunggu nanti pernyataan testing the water for people's reactions against or for my words and stance. Ya semacam tindakan untuk mengetes reaksi masyarakat mendukung atau menentang posisi saya dalam masalah KPK Vs Polri ini.
Bisik SBY: Jika KPK dibiarkan bergerak tanpa perlawanan dari para koruptor, maka bukan tidak mungkin KPK akan merangsek ke semua lini. Bahkan menjelang 2014, KPK bisa merusak citra banyak orang, mulai dari anggota DPR yang terhormat dan para pengurus partai yang sedang gerah dengan langkah KPK yang terlalu berani.
Nurani SBY: Tunggu hari Senin nanti omongan saya apa. Intinya ya seperti monolog saya ini, normatif, datar karena sudah telanjur di-blow-up.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H