Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hanya Jokowi dan Prabowo Bertarung, Golkar dan Demokrat Jadi Penumpang Gelap

13 Mei 2014   21:42 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:32 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan menarik. Dipastikan hanya ada dua capres. Jokowi dan Prabowo. Ini fenomena menarik. Penyebabnya adalah Golkar dan Demokrat. Golkar yang tak laku dan lambannya Demokrat telah memakan korban. Golkar yang memaksakan Ical alias Aburizal Bakrie tak mendapatkan teman koalisi. Demokrat pun yang sejak awal disebut sebagai king maker dan key player dan penentu koalisi akhirnya menjadi korban kelambanan gerak mencari mitra koalisi. Kini, Golkar dan Demokrat kesulitan membangun koalisi. Bahkan Golkar dan Demokrat jika bergabung pun sudah kehilangan momentum. Di samping itu, kedua partai tak memiliki capres yang layak dijual. Ke mana arah dukungan kedua partai tersebut dan apa implikasinya?

Golkar dan Demokrat realistis tak mampu membangun koalisi. Hasil konvensi capres partai Demokrat tak menghasilkan apapun bagi para calon. Golkar pun yang memaksakan pencalonan Ical yang 100% pasti kalah akhirnya mundur dan harus mendukung partai atau capres lain. Bahkan jika Golkar dan Demokrat memaksakan capres dan cawapres pun tak akan disambut oleh rakyat. Momentum membangun koalisi terbuang percuma.

Langkah Jokowi yang gesit dan upaya tak kenal lelah Prabowo telah menghasilkan koalisi. Bermodal kekuatan sebagai pemenang Jokowi cepat meraih dukungan NasDem. Sementara Prabowo dengan manhuvernya mendapatkan dukungan PKS, PPP dan PAN belakangan. Golkar justru bermain-main dengan tawaran capres Ical dan bahkan menurunkan niat menjadi capres: dengan bersedia menjadi cawapres bagi Jokowi. Jokowi menawarkan alternatif Jusuf Kalla sebagai kader Golkar. Prabowo pun menerima Golkar dengan Ginanjar Kartasasmita - tetapi tetap menolak Ical. Namun, Prabowo pada akhirnya didukung oleh Hatta Rajasa - Hatta Rajasa diyakini sebagai penumpang gelap utusan SBY.

Kini, sangat ironis peran Golkar dan Demokrat digantikan oleh partai kecil seperti Gerindra, PKS, PPP, PAN, dan PKB bahkan NasDem dan Hanura. Para partai menengah itu merecoki gerak politik Golkar dan Demokrat yang sudah telanjur merasa besar dan penting - Golkar pemenang kedua (14%) dan Demokrat keeempat (10%). Padahal Golkar dan Demokrat tak memiliki calon presiden yang sekelas Jokowi atau bahkan Prabowo. PDIP dengan Jokowi dan Gerindra dengan Prabowo lebih menarik partai kecil untuk merapat dan mendukung mereka - dan Golkar dan Demokrat ditinggalkan.

Kini yang tersisa, Golkar dan Demokrat hanya memerankan diri menjadi penumpang gelap baik bagi Jokowi maupun Prabowo - tergantung arah dukungannya. Peran Golkar dan Demokrat hanya akan menjadi beban politik - karena mereka dibutuhkan di parlemen tapi tak dibutuhkan dalam pilpres - baik bagi Prabowo maupun Jokowi.

Beban politik itu adalah sosok Ical yang tak diterima masyarakat karena telanjur terstigma Lumpur Lapindo dan Demokrat yang porak-poranda akibat dihukum oleh rakyat akibat korupsi masif para pentolan partai seperti Anas, Angie dan Andi. Dan, beban politik itu hanya akan ngribetin timses Prabowo atau pun Jokowi dalam pilpres 2014 - siapapun yang didukung.

Adakah Prabowo atau Jokowi berani menolak Demokrat dan Golkar karena beban politik yang berat itu?

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun