Fadli Zon tak memercayai hasil survei Litbang Kompas yang dipubilkasikan Harian Kompas pada Sabtu (21/6/2014) yang memaparkan keunggulan Jokowi-JK. Kekecewaan Fadli Zon ini sangat beralasan dan patut disimak dari sudut pandang yang lain yakni suasana batin Fadli Zon dan Timses Prabowo.
Sejak dua bulan lalu, memang elektabilitas Prabowo meningkat dan Jokowi cenderung stagnan atau turun. Harapan kubu Prabowo atau Fadli Zon tentu elektbilitas Prahara diharapkan cepat menyalip Jokowi-JK. Namun itu tak terpenuhi. Trend naiknya elektabilitas Prabowo seharusnnya - menurut harapan kubu Prabowo - lebih cepat dari kondisi sekarang yakni diharapkan Prahara telah menyalip Jokowi-JK. Namun tampaknya ada anomaly.
Melihat data internal kubu Prabowo, dia didukung oleh 58% suara kursi di DPR artinya suara rakyat. Secara teoritis, dukungan Gerindra, PKS, PPP, PAN, PBB, Golkar dan simpatisan Demokrat mampu menjungkirbalikkan elektabilitas dengan cepat. Namun nyatanya kenaikan elektabilitas Prabowo lambat. Padahal segala upaya telah dilakukan. Namun ternyata dukungan kepada Jokowi tetap lebih besar menjelang dua minggu lebih pencoblosan 9 Juli 2014.
Tampaknya ada anomaly perilaku mesin politik para parpol pendukung. Koalisi Prabowo tidak solid sehingga dukungan tak maksimal. Ini sungguh meresahkan Fadli Zon. Kondisi ini diperparah lagi oleh hasil survei Litbang Kompas. Tentu hasilnya mengecewakan karena menempatkan Prabowo masih di bawah Jokowi. Kecewa, maka Fadli Zon menuduh hasil survei Litbang Kompas adalah bayaran. Sesuatu hal yang sangat ngawur.
Padahal survei yang dilakukan oleh lembaga survei sekelas Litbang Kompas selalu mendekati hasil yang luar biasa tepat. Litbang Kompas dalam melakukan survei menjelang pileg juga tak melenceng jauh bahkan mendekati ketepatan. Hal ini disebabkan Litbang Kompas adalah lembaga survei independen yang dibiayai oleh Kompas sendiri, tanpa ada pesanan baik pihak Prabowo maupun Jokowi.
Luar biasa manusia yang satu ini: Fadli Zon. Sosok cerdas, ganteng, gagah, terhormat, cerdas, terhormat, pintar, jenius, santun, sopan, beriman, dan calon penghuni surga nomor 7 - saya yakin Fadli Zon akan masuk surga - setelah Prabowo masuk surga duluan tentunya, ini sungguh hebat. Militansi, perjuangan, kesetiaan, kepasrahan, bertekuk lutut dan pengabdian semuanya diberikan kepada junjungan Fadli Zon yang manusia maksum: Prabowo.
Jadi, tuduhan Fadli Zon itu sangat wajar karena sebenarnya Fadli Zon paham bahwa apa yang dipaparkan oleh Litbang Kompas adalah kebenaran yang merugikan publikasi Prabowo. Hal yang sama disampaikan oleh Hidayat Nur Wahid pada saat Pilgub DKI yang kalap sampai menyatakan bahwa survei bukanlah Tuhan. Nyatanya hasil survei Litbang Kompas benar dan HNW ternyata kalah, bahkan tak masuk ke putaran kedua. Kini hal serupa dilakukan oleh Fadli Zon yang kalap menanggapi hasil survei Litbang Kompas dengan menuduh sebagai survei bayaran. Aneh sekali. Mungkin kalau Prabowo dalam survei menang, Fadli Zon akan nyatakan: survei Litbang Kompas itu independen, karena menguntungkan buatnya.
Salam bahagia ala saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H