Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Dilantik, Lalu Dimakzulkan, Politik Melankolis Koalisi Prabowo dan Strategi Jokowi

16 Oktober 2014   23:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:44 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selain itu, program-program Jokowi yang pro rakyat pun akan dijegal di DPR. Kondisi kisruh ini akan menghambat pembangunan dan Jokowi akan disalahkan. Pada saat seperti itulah upaya pemakzulan akan dilakukan. Mereka tak peduli bahwa DPR yang merecoki dan tak pro rakyat akan menemukan kecaman dari masyarakat dan media.

Akankah skenario pemakzulan dalam semangat politik melankolis ala kubu Prabowo benar-benar dilakukan? Jawabnya tidak. Kenapa?

Pertama, perlawanan Jokowi adalah menggembosi koalisi Prabowo dengan menyeret PPP, PAN dan Golkar keluar dari koalisi permanen. Nanti tinggal Gerindra, PKS dan Demokrat. Cara yang dilakukan Jokowi adalah mengganti menteri yang tak cakap.

Kedua, sosok Setya Novanto yang tidak memiliki kredibilitas tinggi di bidang hukum membuat bargaining position Ketua DPR rendah. Dengan demikian kubu Jokowi akan melakukan tekanan kepada Setya Novanto.

Ketiga, rakyat dalam posisi wait and see yang tidak disadari oleh kubu Prabowo yang terlena dengan politik melankolisme mereka. Gerakan rakyat membela Jokowi akan masif jika Jokowi tampak didzolimi oleh DPR dan MPR. Kekuatan rakyat dan pendukung Jokowi ini terlihat dengan jelas.

Keempat, kecerdikan dan ketegasan politik Jokowi secara politik yang tak dipahami publik dan kubu Prabowo. Jokowi memiliki kecerdikan terkait pencitraan, penegakan hukum dan kredibilitas dan akuntabilitas serta integritas yang kuat. Contoh, Jokowi tetap melanjutkan proses hukum terhadap kasus Obor Rakyat. Ini menunjukkan Jokowi bukan ‘pemaaf' dan memiliki jiwa ‘tegas'.

Ketegasan dan ketegaan Jokowi terbukti dengan meninggalkan Hashim dan Prabowo demi perjuangan lebih besar: menjadi Presiden RI. Padahal semua orang tahu peran Prabowo dan Hashim dalam mengangkat Jokowi menjadi gubernur DKI. Jokowi dengan tegas dan tega - tidak melankolis - meninggalkan Prabowo dan Hashim yang keki dan sewot.

Kelima, KPK dan Kejagung akan digunakan Jokowi sebagai alat dan senjata untuk membidik para anggota DPR, kroni kubu Prabowo yang bermasalah secara hukum. Dengan penekanan ini maka kompromi politik akan tercapai dan koalisi Prabowo akan ‘ngeper'. Bukan tidak mungkin melalui berbagai maneuver, koalisi Prabowo akan tinggal menyisakan PKS dan Gerindra dengan Demokrat menjadi seperti ayam tanpa induk.

Jadi, upaya dan wacana pemakzulan yang didasari oleh nafsu dendam politik melankolis itu akan berakhir justru menekan kubu Prabowo. Jokowi - dengan menerapkan program pro rakyat, dan terpakas menerapkan program pro rakyat - akan memenangi pertarungan dengan dukungan rakyat. Hasilnya justru DPR akan berpihak ke kubu Jokowi dengan PPP, PAN dan Golkar kabur dari koalisi Prabowo - dengan PKS dan Gerindra serta Demokrat menjadi tiga parpol sisa yang mengamalkan politik melankolis balas dendam ala Prabowo.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun