Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dari JFK, Gandhi Coba Pahami Nurul Arifin dan Amien Rais dari Sisi Psikologi Politik

10 November 2014   02:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:13 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Maka karena kekuasaan yang memabukkan itu Nurul Arifin dan Amien Rais akan melakukan seluruh cara, upaya dan perilaku yang cocok dengan karakter mereka dalam mencapai dan memertahankan kenikmatan sebagai pusat perhatian. Ketika prestasi di DPR tak muncul dan publik tak memilihnya lagi, Nurul Arifin justru menampakkan diri sebagai politikus: kejam dan tegas dalam memberikan pernyataan.

Keaslian sifat itu muncul sebagai akibat tekanan dari dalam jiwa yang meronta meminta kuasa dan kekuasaan yang hilang selama lima tahun dinikmati. Dalam diri Nurul, rakyat dan perasaan rakyat tak penting. Yang penting dia bisa menyalurkan rasa, perasaan hilang dan frustasi politik: itu tujuan dari seluruh aneka pernyataannya. Apalagi jika di dalam jiwa ada aliran politik yang meyakini diri sebagai bad girl, klop sudah.

Hal yang sama terjadi pada Amien Rais yang mabuk kehormatan masa lalu sehingga berubah dari nothing - something - nothing lagi. Lagi-lagi, bagi politikus yang pernah menikmati kehormatan, ketika kehormatan itu sirna, maka sifat aslinya ketika mendapat tekanan secara psikologi akan muncul. Amien Rais pun dalam seluruh sepakterjangnya menampakkan diri sebagai oaring yang tak rela kehormatan dan kekuasaan yang memabukkan itu sirna.

Maka melalului berbagai pernyataan Amien Rais dan Nurul Arifin sebangun identik menemani Fadli Zon, Fahri Hamzah, Sutan Bhatoegana dan sedikit porsi negatif Adian Napitupulu dan Ruhut Sitompul.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun