Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ke Kompasianival Berbekal Harga BBM Baru, Interpelasi ala Aburizal Bakrie dan Kemiskinan Naik 6.7 Juta

22 November 2014   15:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:08 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dukungan dunia usaha. Dunia usaha sebagian besar mendukung langkah kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM yang disertai pengalihan pembangunan infrastruktur dengan dana Rp 50 triliun per tahun akan mampu membangun jaringan jalan, jembatan, pelabuhan, jalur kereta api, bandara kecil yang jelas akan meningkatkan kelancaran distribusi barang yang sangat menguntungkan dunia usaha dan rakyat.

Bisa dipahami dan tak mengherankan dunia usaha juga mendukung kenaikan harga BBM. Maka yang terjadi adalah dalam dunia usaha dan rakyat melihat langkah menaikkan harga BBM sebagai awal menghilangkan dan mengurai benang kusut kemiskinan di Indonesia.

Dengan demikian, reaksi terhadap kenaikan BBM selalu dikaitkan dengan kepentingan (1) Aburizal Bakrie dan kelompoknya menentang karena kue ekonominya tercerabut, maka mengusulan interpelasi dan pemakzuan Jokowi hanya gara-gara kenaikan BBM, ini hanya akan menjadi riak politik yang tak siginifikan dan rakyat tahu maksudnya, (2) dunia usaha mendukung karena adanya pengalihan pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan dunia usaha terjawab, (3) rakyat melihat subsidi bahan bakar alias BBM lebih banyak hanya menguntungkan kelompok pemilik kendaraan pribadi yang disubsidi besar (baca: bandingkan antara BLT yang Rp 300,000 per tiga bulan, berbanding Rp 4,9 juta per bulan pemilik kendaraan pribadi) yang membuat rakyat banyak mendukung kenaikan harga BBM.

Maka bisa dipahami jika teriakan Aburizal Bakrie untuk menjungkalkan Jokowi memalui interpelasi dll, tak mendapatkan sambutan kelompok menengah yang sebenarnya adalah agent of change. Juga kalangan politisi pun terbelah sebagai akibat gagal move on baik pendukung maupun penentang Jokowi. Rakyat hanya diam dan melihat karena kedua kubu memiliki kepentingan (baca: rakyat memiliki kepentingan kesejahteraan).

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun