Selanjutnya, (2) Petral menjadi asset bergilir bagi para penguasa legislatif, yudikatif dan eksekutif, yang Riza Chalid akan mengatur tentang siapa dan bagaimana distribusi kue keuntungan KKN di Petral dibagikan.
Dari kalangan internal Jokowi (3) Ari H Soemarno pernah di dalam Petral sebagai tenaga ahli - kedekatan menteri BUMN dengan kalangan migas menjadi duri dalam daging tarik-menarik antara mafia migas, Faisal Basri bisa tergencet.
Lalu (4) Faisal Basri masuk ke dalam pusaran persaingan antar mafia - Effendi Simbolon berteriak lantang bahwa telah terjadi pergeseran keberadaan mafia migas dari satu kroni mafia migas ke mafia migas lainnya yang menunggangi pengadaan BBM bersubsidi.
Maka, tanpa membubarkan Petral, Faisal Basri tak akan mampu membongkar pengadaan BBM yang tidak transparan yang menjadi kepentingan begitu banyak pemain yang melibatkan pejabat Pertamina, SKK Migas, anggota DPR, kementerian ESDM, pejabat dan kalangan pengusaha yang semuanya diatur oleh orang kuat industri migas bernama: Riza Chalid yang sangat menguntungkan bagi banyak kalangan hitam.
Sekali lagi, Faisal Basri tak akan mampu membubarkan Petral dan akan beralasan bahwa (1) keberadaan Petral dan pembelian dari traders tidak selalu buruk, (2) reformasi dalam tubuh Petral akan dilakukan, (3) regulasi baru untuk membuat pengadaan minyak transparan. Itulah scenario kekuatan mafia migas yang menekan Faisal Basri baik disadari maupun tidak disadari.
Sepanjang Petral dan Riza Chalid tetap bermain, industri migas tetap akan menjadi kutukan kemiskinan bagi rakyat Indonesia.
Salam bahagia ala saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H