Para pendukung Ical lainnya adalah para pengusaha yang memberikan dukungan setengah hati kepada Prabowo dan Ical yang gagal berkuasa di pemerintahan. Para pengusaha melakukan eksodus mendukung Jokowi-JK yang memiliki kekuasaan riil, nyata dan berkuasa. Para pengusaha adalah individu yang memerhitungkan dukungan dengan manfaat ekonomi: tak ada makan siang gratis adalah motto pengusaha. Maka jika tak mendapatkan apa-apa dengan mendukung Ical dan Prabowo, maka para pengusaha akan kabur.
Dukungan Jusuf Kalla paralel dengan dukungan politik yang dimiliki JK sebagai kader Golkar yang memiliki pengaruh sebagai Wakil Presiden RI. JK adalah politikus ulung yang menjadi satu-satunya wakil presiden yang menjabat dua kali - kayak nggak ada orang lain saja hehehe. Pengaruh nasihat JK ini diberikan kepada Agung Laksono, Priyo Budi Santoso - yang memiliki kepentingan berlindung dari kasus hukum yang disebut melibatkannya terkait kasus korupsi Al Qur'an Zulkarnaen Djabbar, dan Yorrys Raweyai di Semarang pada tanggal 3 Desember 2014.
Gelombang dukungan kepada Munas Yorrys ini akan kuat karena MKGR, Kosgoro, Soksi, AMPG, mendukung Munas Ancol. Dukungan yang terpecah itu juga diberikan oleh Siswono, Suhardiman, dan berbagai tokoh lainnya kepada Yorrys. Seperti kisah menangnya Ki Juru Martani yang didukung oleh para wali (yang dianggap legitimasi) dan kekalahan Arya Penangsang kemenangan strategi Jusuf Kalla mendukung Yorrys yang didkung oleh Pemerintah (baca: Mendagri dan Kemenhukum HAM) dan kekalahan Ical pun tergambarkan parallel. Jelas Pemerintah akan mendukung Yorrys dan membiarkan Golkar versi Ical berjuang di pengadilan seperti PPP yang terpecah dan yang mendukung Jokowi yakni kubu Romi didukung.
Jadi, tamsil sejarah Pajang-Mataram terjadi lagi menurut uraian Ki Sabdopanditoratu, Ical dengan Munas Bali merupakan langkah awal tersingkir dari politik atau awal perpecahan Golkar yang akan menghancurkan Golkar secara keseluruhan. Dan, peran perpecahan itu hanya menguntungkan Jusuf Kalla sebagai arsitek (baca: Ki Juru Martani) dan menghancurkan Prabowo dengan koalisinya (baca: Arya Penangsang dengan Sultan Kudus dan Sultan Pajang yang akhirnya dilemahkan pula). Akhirnya yang berdiri malah Mataram dengan strategi dan ahlinya Ki Juru Martani (baca: Pemerintahan Jokowi-JK menguat dengan ahli strategi dan arsiteknya JK).
Salam bahagia ala saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H