Russia dijadikan tandem pembanding dengan Amerika Serikat sebagai alat tekan untuk keperluan alutista persenjataan TNI. Di bidang ekonomi, Russia diminta untuk lebih banyak berperan meskipun Russia kini mengalami pemunduran ekonomi terkait sanksi oleh AS dan Eropa, terkait masalah Ukraina.
TERORISME dan ISIS. Pemberantasan terorisme yang dipimpin oleh Amerika Serikat menjadi prioritas khusus di dalam negeri Indonesia. Kerjasama intelejen terkait para teroris trans-nasional Saudi Arabia-Pakistan-Filipina-Thailand-Indonesia-Afghanistan menjadi hal yang penting. Para teroris di Indonesia selalu berakar dengan kelompok dari negara-negara tersebut.
TIMUR TENGAH. Hubungan dengan Timur Tengah dijalin dengan prioritas dengan Arab Saudi terkait dengan haji. Selain itu Iran dan Turki menjadi prioritas berikutnya. Geopolitik terkait masalah Palestina sebenarnya Jokowi harus menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Ini untuk kepentingan Indonesia.
Jokowi pun tak mau memberi peluang hubungan luar negeri Indonesia dimanfaatkan oleh kelompok dalam negeri radikal seperti Hizbut Tahrir, FPI dan juga PKS yang akan mengambil keuntungan. Salah satunya yang diperketat adalah aliran dana dari luar negeri yang diawasi dengan ketat untuk mencegah terorisme bekerjasama dengan berbagai negara. (Maka menjadi dapat dipahami kalau FPI sewot dengan Jokowi karena arah kebijakan politik Jokowi pasti akan memberantas radikalisme dengan mematikan aliran dana dari Timur Tengah.)
Jadi, itulah intisari kebijakan politik Indonesia yang berubah arah, dengan penekanan kepada kepentingan kedaulatan RI dengan karakter Bung Karno dan kepentingan ekonomi dalam bentuk pragmatism ala eyang saya Presiden Soeharto.
Salam bahagia ala saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H