Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lumpur Lapindo, JK, dan Jokowi Akhiri Kiprah Ical dalam Politik Machiavelli Koalisi Prabowo

21 Desember 2014   22:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:47 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dengan bertekuk lututnya Ical, maka tamat sudah cerita skenario pendongkelan Jokowi oleh koalisi Prabowo yang diinisiasi oleh Hashim dan diyakini oleh seluruh pendukung koalisi Prabowo. Perlawanan secara frontal terhadap Jokowi ini digagalkan dengan strategi politik pecah-belah dan strategi penegakan hukum politik-hukum hukum-politik yang menghancurkan pendukung dan koalisi Prabowo. Kekuatan KPK, Kejaksaan Agung, dan PPATK dengan didukung intelejen ekonomi TNI, Polri, Imigrasi, dan BIN - itulah sebabnya penunjukan Kepala BIN ditunda agar pekerjaan segera bisa dilakukan - telah menghasilkan penangkapan terhadap banyak orang dan akan segera menjaring puluhan tersangka orang anggota koalisi Prabowo.

Rancangan lima strategi Ki Sabdopanditoratu untuk Presiden Jokowi benar-benar efektif mengakhiri kiprah koalisi Prabowo lebih cepat dari rancangan awal. Penyebabnya adalah Presiden Jokowi menunda penggantian kepala BIN dan Kapolri agar Presiden Jokowi dapat bekerja. (Jika Kepala BIN dan Kapolri diganti maka akan memakan waktu untuk konsolidasi.)

Jadi, dengan strategi jitu, Wapres Jusuf Kalla (1) memainkan politik pecah-belah Golkar sehingga (2) Presiden Jokowi merangkul dan memeluk Ical sampil menancapkan keris di pinggang Ical dan akibatnya (3) membenamkan kiprah politik Ical terakhir dalam koalisi Prabowo ke dalam Lumpur Lapindo. Maka Ical pun harus (1) berkompromi dengan Agung Laksono, dan (2) melemahkan dukungan kepada koalisi Prabowo yang diyakini kubu Agung Laksono tak memiliki kekuatan ekonomi dan politik yang merugikan banyak pejabat daerah berasal dari Golkar. Tamat Ical, tamat pula koalisi Prabowo.

Salam bahagia ala saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun