Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Hadapi ISIS, TNI-Polri Sasar Kantong Terorisme secara Preventif

27 Desember 2014   15:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:22 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Para kelompok radikal dan teroris it tentu bergerak ke berbagai daerah, dengan berbagai macam cara menyembunyikan diri, namun gerakan mereka dengan mudah terpantau secara gamblang karena peta mereka sudah dikuasai. Pengenalan teroris di Indonesia semudah yang dilakukan oleh Inggris atau Spanyol dan Prancis dalam memetakan orang-orang yang rentan dan berpotensi menjadi teroris.

(Dalam konteks kekinian litsus lebih dalam dapat dilakukan untuk menelisik rekam jejak dan ideologi para pimpinan atau calon pimpinan daerah yang berafiliasi dan membahayakan keutuhan negara. Banyak tokoh daerah menjadi koruptor seperti Jefferson Rumajar Walikota Tomohon yang terilhami oleh keyakinan seperti para pemberontak masa lalu. Para koruptor yang nekad memiliki kedekatan ideologi antara butir pertama atau butir kedua. Catatan terkait Akil Mochtar yang menjadi simpatisan para koruptor lain yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan dana perjuangan patut ditelisik. Para pemimpin partai yang korup seperti Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, Suryadharma Ali pun patut diperhatikan rekam jejaknya karena sangat merugikan negara dan patut dihukum mati.)

Nah, akar ideologi seperti HTI, gerakan pemberontak, simpatisan mujahidin Afghanistan, anggota Jamaah Islamiyah dan NII menemukan momentum dengan kehadiran ISIS. Kondisi kedatangan ISIS ini benar-benar fenomenal dan mendapatkan dukungan dari kalangan fundamentalisme dan radikalisme dan kelompok teroris.

Maka, Densus 88, TNI dan Polri secara keseluruhan telah dengan gampang mendeteksi gerakan setiap orang yang terlibat dengan ISIS. Tak mengherankan Densus 88 - dengan bantuan intelejen Imigrasi - dengan mudah menangkap 6 orang anggota ISIS berdasarkan gerakan dan peta yang sudah jelas - meskipun menggunakan paspor palsu.

Jadi, secara keseluruhan langkah preventif menghentikan ISIS di Indonesia, Densus 88, TNI, dan intelejen berbagai kesatuan dan lembaga dan tentu BIN, adalah menyasar kantong-kantong akar terorisme dan mengembangkan antisipasi teori konspirasi yang melibatkan unsur anti pemerintahan. Jadi jangan kuatir masyarakat dan tak usah terlalu khawatir.

Salam bahagia ala saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun