"Wie - siapa?" tanya Nyi Sadea sedikit terkejut.
"De heer Philip," sahut opsir itu.
Maka Nyi Sadea pun diajak Tuan Philip menyingkir dari keramaian pesta ronggeng sekitar pukul 03:30. Mereka berjalan kea rah selatan menuju Stasiun Kereta Api Lampagan yang dihiasi lampu-lampu malam itu. Mereka berdua menyusuri kegelapan malam dan masuk ke Terowongan Lampagan. Dan sejak saat itu Nyi Sadea dan Tuan Philip menghilang.
Faktanya, dalam sejarah, ternyata dalam daftar para pejabat, tak ada nama Tuan Philip baik dalam arsip Hindia Belanda ataupun pemerintahan Bupati Priangan yang berkedudukan di Cianjur. Siapakah Philip von Humboldt dan siapakah ronggeng Nyi Sadea?
*******
Inilah kisah panjang yang menghiasi misteri Terowongan Lampagan yang termashur sampai sekarang dalam pandangan mistis masa lalu. Maka kisah pesta dan hilangnya Nyi Sadea di atas yang diyakini penduduk setempat menjadi kisah yang tak lekang oleh zaman sampai sekarang.
Peristiwa pesta itu kembali diterawang oleh Ki Sabdopanditoratu yang juga meneliti Gunung Padang. Dengan ritual jarak jauh dan meminta izin pepunden di sekitar Gunung Padang dan kampung Cibokor Cibeber Cianjur, Ki Sabdopanditoratu mengungkap kisah spektakuler penari Ronggeng Nyi Dedeh dan Nyi Sadea dengan latar belakangnya.
Bunyi tetabuhan dan alunan nyanyian lagu, lagu dari Chevalier berjudul Duchess of Fife yang popular pada tahun 1890-an di Belanda. Namun anehnya dinyanyikan oleh seorang perempuan. Suara nyanyian perempuan di Terowongan Lampagan mengagetkan warga yang tinggal di sekitar Terowongan Lampagan mengagetkan warga. Itu terjadi berkali-kali. Kisah lagu Duchess of Wife atau Hertogin van Fife sangat merdu.
Dikisahkan sekitar tahun 1840 Mark von Humboldt menikah dengan gadis Belanda di Den Haag bernama Ellen van den Bosch. Pernikahan ini menghasilkan tiga anak; dua laki-laki dan satu perempuan. Meraka adalah Johan dan Philip von Humboldt.
(Kisah pernikahan dua warga negara Jerman dan Belanda ini menciptakan kisah yang mengilhami lahirnya buku the Earth of Mankind alias Bumi Manusia karya Pramudya Ananta Toer. Pernikahan Mark dan Ellen melahirkan anak perempuan bernama Annelia - yang dalam karya Pram bernama Annelis. Mark adalah seorang serdadu Prancis keturunan Jerman-Yahudi yang membantu penemuan batu Rosetta di Mesir pada tahub 1799. Batu Rosetta yang mengungkap sejarah Mesir kuno. Ellen dan Mark kelak memiliki anak yang kelak hidup di Hindia Belanda yakni Philip von Humbold yang lahir tahun 1850.)
Mark dan Ellen von Humboldt sebagai warga negara keturunan Yahudi adalah warga negara kelas dua baik di Prancis maupun di Jerman. Mark bekerja sebagai serdadu bayaran. Ellen bekerja di toko roti di dekat pelabuhan Rotterdam. Kehidupan yang sulit memaksa mereka berpisah. Sepulang dari ekspedisi ke Afrika, Mark pulang ke Rotterdam pada tahun 1849. Sepulang dari ekspedisi, Mark dan Ellen membuka toko souvenir di samping toko roti tempat Ellen bekerja.