Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Budi Gunawan Dilantik? Rakyat Tidak Jelas Tedjo, dan Instink Politik Jokowi Tumpul

26 Januari 2015   05:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:22 1636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Awalnya, tidak masalah jika Presiden Jokowi melanjutkan tekanan terhadap KPK dengan menahan Budi Gunawan dan memberikan jalan kepada Presiden Jokowi untuk membatalkan pelantikan Budi Gunawan. Namun, ketika Polri akan memasukkan Pandu dan DPR mengejar Abraham Samad, maka sikap jalan tengah itu akan berdampak merusak Presiden Jokowi sendiri.

Selanjutnya, pernyataan normatif dan sikap Presiden Jokowi yang mengumpulkan para tokoh untuk memberikan masukan terkait kriminalisasi terhadap Bambang Widjajanto tidak membuat kisruh itu mereda - dan belum menemukan jalan pemecahan.

Pun, Presiden Jokowi lupa bahwa sampai detik ini, di mata rakyat dan media terkait pemberantasan korupsi hanya KPK - dan bukan politikus di DPR - yang membela pemberantasan korupsi. Hanya KPK dan rakyat yang peduli pemberantasan korupsi saat ini. Polri dan DPR - bahkan Kejaksaan tak memiliki komitmen pemberantasan korupsi. Maka yang ada pada Jokowi adalah beberapa opsi berikut.

Pilihan yang ada pada Jokowi adalah (1) menunggu gerak KPK dengan harapan KPK membantu Jokowi, (2) membatalkan pencalonan budi Gunawan sebagai Kapolri, (3) memerintahkan Wakapolri untuk memecat Budi Waseso, (4) Presiden mengintervensi Polri untuk menerbitkan SP3, (5) membentuk Tim Pencari Fakta Independen untuk memeriksa kasus Budi Gunawan dan Bambang Widjajanto serta Pandu.

Lima pilihan itu semuanya sulit untuk meredakan karena (1) DPR (dan DPRD tentu) - sebagai penyuplai koruptor kelas kakap terbanyak di Indonesia - tengah memasang kuda-kuda untuk menjungkalkan Jokowi, (2) Polri merasa mendapat dukungan politik DPR dan sebaliknya, (3) rakyat yang mulai meragukan kemampuan Jokowi, dan tanpa dukungan rakyat Jokowi akan dengan mudah dijatuhkan oleh DPR.

Apa penyebabnya? Isntink politik Presiden Jokowi tumpul. Kenapa tumpul? Karena Jokowi tidak mendengarkan diri sendiri; tidak mendengarkan naluri membunuh lawan dengan kejam ala Senopati; tidak menggunakan kekuatan dan kekuasaan pada saat yang tepat; Jokowi meremehkan dukungan Sutarman dan Moeldoko karena tidak tegas membatalkan pencalonan Budi Gunawan. Kenapa?

Jokowi ketakutan di-impeach oleh DPR. Padahal dengan tetap adanya dukungan TNI-Polri, Presiden Jokowi bisa mengeluarkan dekrit presiden untuk membubarkan DPR dan MPR, dan Jokowi tidak akan bernasib seperti Presiden Gus Dur. Kenapa? Rakyat akan senang dengan Presiden Jokowi yang berani dan tegas seperti Susi Pudjiastuti yang menakutkan banyak orang. Lupakan 5 strategi dasar Jokowi untuk menghancurkan koalisi Prabowo. Fokuslah dulu untuk menyelamatkan diri sendiri akibat tumpulnya instink politik Jokowi.

Salam bahagia ala saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun