Dengan kalangan pemimpin pengawal seperti Kebo Ijo sang pengawal Akuwu Tunggul Ametung, Ken Arok berhasil masuk menjadi pengawal Tunggul Ametung. (Presiden Jokowi pun bisa melihat dukungan TNI dan BIN sebagai kekuatan untuk melawan DPR jika DPR akan bertindak untuk melakukan kriminalisasi terhadap Presiden Jokowi.
Dengan kalangan bangsawan dan penguasa Kediri, Ken Arok menjalin kerjasama untuk memerkuat posisi dirinya. Dengan mengetahui kekuatan sesungguhnya, Ken Arok, setelah menumbangkan Akuwu Tungggul Ametung, menyerbu Kediri dan Tumapel berdiri menjadi Kerajaan Singasari. (Presiden Jokowi dalam hal ini hanya bisa mengandalkan kekuatan media sosial dan dukungan media massa; alias dukungan real masyarakat. Selain media, maka KPK dan Kejaksaan Agung juga bisa memerkuat posisi Presiden Jokowi. Kebobrokan para anggota DPR dalam kasus mafia haji, mafia migas, dan aneka kongkalikig lainnya yang sedang disidik oleh KPK, akan menjadi catatan untuk memerkuat posisi Presiden Jokowi.)
Jadi, benar kata Buya Syafe'I Ma'arif. Melantik atau tidak melantik Budi Gunawan, Presiden Jokowi tetap berisiko untuk dijatuhkan. Nah, kini pilihannya adalah Presiden Jokowi masih didukung oleh TNI dan BIN serta rakyat dan media sosial. Maka, tak ada alasan untuk ketakutan menolak dan membatalkan pelantikan Budi Gunawan sebagai Kapolri. Presiden Jokowi harus bertindak seperti Ken Arok dan Ken Dedes dalam memahami politik dan kekuasaan. Itulah nasihat dari terawangan Ki Sabdopanditoratu.
Salam bahagia ala saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H