Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Sukses Shahrini, Sheikh Siti Jenar, dan Kisah Gunung Kemukus

28 Februari 2015   20:16 Diperbarui: 4 April 2017   17:50 36437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya. Gunung Kemukus. Namun ini bukan hanya cerita tentang wisata ziarah seks. Bukan. Memang, Malam Jum'at Pon dan Jum'at Kliwon adalah malam keramat ritual seks di Gunung Kemukus. Ratusan orang peziarah memadati lokasi makam Pangeran Samudra dan Dewi Purboayu (bukan Nyai Ontrowulan). Ini kisah tentang Shahrini, bukan nama sebenarnya, sejak tujuh tahun lalu berkunjung ke Gunung Kemukus sebelum menjadi selebritas. Juga tentang kisah Pangeran Samudro dan Dewi Purboayu. Mari kita ikuti kisah melalui penerawangan Ki Sabdonpanditoratu tentang versi ketiga kisah Pangeran Samudro dan ibu tirinya Dewi Purboayu.

Shahrini adalah fenomena di Gunung Kemukus. Perempuan itu mengaku bernama Shahrini. Publik tahu tentang Gunung Kemukus di Sragen, tempat ritual ziarah wisata seks terkenal. Gubernur Ganjar Pranowo pun mengakui adanya ziarah menyimpang di makan legendaris Pangeran Samudro. Siapakah Pangeran Samudro yang sebenarnya.

Kisah Pangeran Samudro dan ibu tirinya Dewi Purboayu yang dimakamkan di Gunung Kemukus harus diluruskan. Pangeran Samudro sebenarnya adalah murid Sheikh Siti Jenar. Mendengar Pangeran Samudro yang merupakan keturunan Brawijaya ke-5, yang nama aslinya Pangeran Bhurwanata. Di kemudian hari Pangeran Bhurnawata menjadi murid Siti Jenar. Hal ini membuat marah Sunan Kalijaga. Maka Sunan Kalijaga mengirimkan utusannya untuk mengembalikan keyakinan Islam Pangeran Samudro yang dianggap sesat.

Pangeran Samudra pun menolak meninggalkan keyakinan hakikat dan menjadi murid setia Sheikh Siti Jenar. Mendengar penolakan itu, Sunan Kalijaga pun murka. Maka para utusan diperintahkan untuk menghukum Pangeran Bhurwanata, alias Pangeran Samudra. Dikejarlah Pangeran yang dilindungi oleh Dewi Purboayu yang tinggal di dusun sisi kanan dekat Gunung Kemukus. Pangeran Samudro terdesak dan lari ke Gunung Kemukus. Utusan Sunan Kalijaga mengejar dan berhasil membunuh Pangeran dan sekaligus juga Dewi Purbaayu.

Dikisahkan, sebelum meninggal Pangeran Samudro mengucapkan wasiat berupa mantra. Mantra itu berbunyi,"mengko sak lawase manjing dino wengi Jum'at Pon lan Kliwon, pas sukmoku ilang marang sangkaraning dumadi, para cantrik lan murid Kanjeng Sunan Kalijaga ngger nglakoni ritual pasomahan kafitnahan sing katrap ning kawulo lan sesepuh kuwalon Dewi Purboayu'. Artinya. Nanti, selamanya setiap datang malam Jum'at Pond an Kliwon, ketika jiwaku hilang menuju ke keabadian, para pengikut Kanjeng Sunan Kalijaga akan mengalami laku ritual hubungan seks yang dituduhkan kepada saya dan ibu tiri saya Dewi Purboayu.

Jadi sebenarnya, Pangeran Samudro dan ibu tirinya Dewi Purboayu tak memiliki hubungan asmara dan cinta terlarang. Yang sebenarnya, karena mereka pengikut Sheikh Siti Jenar, maka para pengikut Sunan Kalijaga menghembuskan fitnah dan menuduh mereka melakukan cinta terlarang. Maka yang benar adalah akibat kutukan mantra itu, tak ada satu pun pengikut Sheikh Siti Jenar yang melakukan ritual seks di Gunung Kemukus. Justru pengikut Sunan Kalijaga sejak abad ke-19 melakukan ritual seks di Gunung Kemukus. Itulah awalnya banyak orang mengunjungi Gunung Kemukus karena tarikan mantra orang suci Pangeran Samudro dan Dewi Purboayu.

Dan, di zaman modern ini, salah satu orang yang percaya mistis Gunung Kemukus adalah Shahrini. Catatan harian Shahrini di Gunung Kemukus adalah catatan tentang nilai. Tentang inspirasi. Tentang keindahan contoh hidup. Kita angkat kisah catatan harian yang gemerlap. Shahrini. Dia adalah artis alias seniman. Namun belakangan lebih dikenal sebagai sosok selebritas.

Mari kita tengok kisah Shahrini, selebritas asli Bogor yang membuat para anak gadis remaja dan ibu-ibu muda yang keranjingan menjadikan anak-anak mereka sebagai selebritas. Orang terkenal. Kaya. Dan dipermak menjadi cantik jelita sepanjang masa. Kisah sukses Shahrini pun tak lepas dari Gunung Kemukus.

Di seluruh dunia American Idols tetap menjadi magnet. Di berbagai negara ada wabah idol. Kekuatan internet membuat kontes menjadi semakin marak. Mimpi meraih prestasi cepat dan instan merasuki banyak orang. Sifat sabar dan proses telah digantikan dengan cepat dan instan. Sabar menjadi pilihan kata kuno. Diksi yang membuang waktu. Kesabaran menjadi identik dengan kekalahan dan kemunduran. Itu pula sejalan dengan kisah pencari kekayaan jalan pintas: pesugihan alias pencarian kekayaan secara mistis di Gunung Kemukus masih berlangsung.

Gunung Kemukus sejak dulu adalah gambaran hedonisme dunia yang semakin menjadi. Tentang gemerlap kekayaan. Semua orang takjub. Semua orang terkesiap. Para remaja putri pun ingin mengikuti gaya hidup Shahrini. Para ibu yang punya anak perempuan memimpikan suatu saat anak mereka seperti Shahrini. Perempuan muda bermoral mana yang tak suka dengan gaya hidup Shahrini. Para ibu bermoral mana yang tak setuju dengan gaya urakan, sok pamer, sok cantik, dan tak memiliki rasa malu sama sekali. Maka Gunung Kemukus serasa menjanjikan kisah sukses seperti kisah Shahrini.

Ya, Shahrini adalah kisah hidup perempuan muda dari pelosok kampung yang tiba-tiba menjadi selebritas dunia-akhirat. Tak tanggung-tanggung Shahrini ini katanya berteman dengan Lady Gaga - kalau Syahrini bertemanan dengan Paris Hilton. Semua itu berkat Gunung Kemukus.

Tahun 2001, Shahrini kecil memulai karir selebritasnya ketika berusia 20 tahun. Berbekal kulit kecoklatan, body Shahrani pun dipoles dengan Cepok - obat pemutih oplosan bermerkuri. Maka kulitnya sekarang terlihat putih. Kulit putih diidentikkan dengan kecantikan. Berbekal hidung yang sedikit pesek, mengikuti saran temannya, Shahrini melakukan operasi plastik di klinik Haji Solehan. Klinik ini menerapkan operasi plastik model pijatan ala ketok magic Blitar.

Dalam usia belia, Shahrini selalu tampil di dang-pop tarling (dangdut pop tarian keliling). Kisah sukses masa lalu Inul Daratista - yang pada tahun 2015 dikabarkan mendapatkan penghasilan dari Inul Vista sekitar Rp 3 miliar per hari - menginspirasi. Mulailah dari dangdut tarling dan goyang vertical-horizontal. Itu gaya khas Shahrini selain maju-mundur, meleok ke bawah ke atas dan memutar pinggul sambil mengangkat kedua tangan ke atas lurus. Sambil melakukan gerakan itu pinggul digoyang dan tubuh diangkat ke atas. Itulah gaya Shahrini. Goyang vertical-horizontal.

Dalam usia belia, Shahrini bertemu pencipta lagu Jawa bernama Unang, diajak berduat dan sekaligus dipacari. Sejak saat itu karir Shahrini melesat bagai meteor. Shahrini yang masih meniti karir pun berubah menjadi selebritas dadakan. Itu semua didapatkan setelah ritual di Gunung Kemukus.

Kaget dengan kondisi barunya, aji mumpung menjadi pilihan. Maka, keluarlah Shahrini dari pelukan Unang. Unang pun berganti perempuan setelah diceraikan istrinya, Krisyatanti yang menikahi lelaki Flores bernama Rahul Remosh. Di tengah keterpurukan itu, Unang mendapatkan durian runtuh: mendapatkan pasangan baru bernama Asyandi dan menjadi politikus sebagai pembuka ruang money laundering.

Shahrini sedikit kaget. Maka, aji mumpung pun dilancarkan. Dunia selebritas yang sempat dicicipi pun menjadikan Shahrini kaget dan mengalami gegar budaya. Tas bermerek mahal, mobil super mewah, rumah mewah, restoran kelas atas, pelesir ke luar negeri, dan umroh menjadi lambang kesuksesan.

Shahrini pun keluar dari tatanan kampungnya di Sinargalih: perempuan harus menikah. Shahrini pun tidak memikirkan pernikahan. Penyebabnya? Kabarnya Shahrini telah dengan sengaja menghilangkan keperawanannya. Sesuatu yang tak penting bagi mereka berdua. Justru kehilangan keperawanan menurut dukun dan penasihat spiritual Shahrini dan orang tuanya akan memberikan keberuntungan.

Maka dengan bebas, Shahrini mengarungi dunia baru: dunia selebritas. Dunia selebritas adalah dunia nyata yang sangat memberi kenikmatan duniawi. Dari goyangan vertical-horizontal-lah gambaran Shahrini terbangun. Maka marketing Shahrini bukan tentang lagu atau kemampuannya bernyanyi, namun lebih pada kemampuan goyangnya.

Dunia selebritas yang tergambarkan lewat kemewahan Shahrini menjadi trade-mark di kampung-kampun dan pedalaman. Pengalaman mengalami rasa Shahrini menjadi obsesi dari Sultan Bruney sampai pula para sultan dan raja tanpa mahkota di Nusantara. Salah satu yang beruntung mengalami pengalaman bersama Shahrini adalah seorang pengusaha minyak dan gas: Alvian.

Alvian rupanya menginsipirasi para pengusaha lain yang memercayai guru spiritual mereka yang percaya bahwa Shahrini adalah titisan Kendedes dari garis Raja Pajajaran. Dikisahkan bahwa siapa yang berhasil mendapatkan kesempatan bercinta dengan Shahrini yang dihembuskan sabagai titisan Ken Dedes, maka dia akan mulia dan membawa hoki. Keyakikan itu menjadikan Shahrini laku keras di kalangan para pemercaya tuah keberuntungan jika bercinta dengan Shahrini.

Maka berlomba-lombalah para lelaki pengusaha mengejar Shahrini. Tarif alias ongkos kencan dengan Shahrini bernilai miliaran rupiah. Dikabarkan sekali kencan dengan Shahrini, pengusaha akan merogoh kocek minimal US $ 500,000 alias Rp 7 miliar. Kencan dengan Shahrini bukan di lokasi Gunung Kemukus, namun Paris, Las Vegas, atau New York. Namun, diwajibkan sebelum kencan dengan Shahrini, pria yang akan mengencaninya harus ritual di Gunung Kemukus dan membayar kuncen alias penjaga makam minimal Rp 5 juta.

Sebenarnya, kuncen makam Pangeran Samudro dan Dewi Purboayu - nama asli Nyai Ontrowulan - menjadi corong marketing atau pemasaran bagi Shahrini. Dari sinilah Shahrini mendapatkan banyak order. Bukan dari hasil menyanyi yang hanya mendapatkan Rp. 30 - 40 juta per show yang tak akan cukup untuk pergi selama seminggu dengan pesawat pribadi.

Itulah kisah Gunung Kemukus, kisah sukses Shahrini, dan Pangeran Samudro dan Dewi Purboayu alias Nyai Ontrowulan. Kisah intrik zaman Sunan Kalijaga dan Sheikh Siti Jenar yang sepektakuler yang dibelokkan oleh pengikut Sunan Kalijaga yang tak mau menerima ajaran Siti Jenar. Dalam zaman kini, Shahrini menjadi potret manfaat mistis Gunung Kemukus.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun