Twitter dengan kondisi demikian tentunya menjadi pro-kontra bagi kalangan masyarakat. Banyak politisi yang diuntungkan karena efektifitas penyebarannya yang luar biasa.Â
Namun banyak juga yang dirugikan dengan adanya banyak isu-isu yang seharusnya menjadi ranah personal ataupun scenario politik yang terkesan murahan dan kurang mengedukasi.
Hal ini malah menjadikan twitter yang tadinya bertujuan menebarkan politik positif menjadi edukasi politik yang negatif. Politik menjadi tampil menakutkan bagi beberapa kalangan yang melihat para pemimpin mereka "berperang". Hal ini menjadikan politik seakan-akan hanya soal elektoral dan kemenangan belaka. Politik, karena twitter, kehilangan cita rasanya. Begitu juga sebaliknya.
"Yang pasti sebuah kemenangan politik tidaklah sebanding dengan edukasi moral bangsa yang dikorbankan. Karena pada hakiatnya politik dan rakyat adalah satu."Â
Author : Mahasiswa Bodoh.
Untuk artikel lainnya klik di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H