Mohon tunggu...
nino indrianto
nino indrianto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen IAIN Jember

Dosen IAIN Jember

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi Kemerdekaan dan Hijrah

21 Agustus 2020   12:59 Diperbarui: 21 Agustus 2020   13:07 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dr. Nino Indrianto, M.Pd.

Saat ini kita berada pada dua momen yang bersejarah yaitu momen kemerdekaan Republik Indonesia dan momen hijrah. Kedua momen tersebut mengajarkan kepada kita arti perjuangan, arti pengorbanan, arti kemerdekaan dan semangat menuju kebaikan.

Kemerdekaan yang kita rasakan saat ini adalah hasil perjuangan, hasil pengorbanan harta, darah bahkan nyawa para pejuang bangsa ini. Mereka rela melakukan itu semua dengan satu tujuan yaitu meraih kemerdekaan dan terbebas dari penjajahan.

Demikian juga agama Islam yang telah sampai kepada kita dan kita peluk saat ini adalah berkat perjuangan dan pengorbanan nabi kita beserta para sahabat yang rela meninggalkan istri, anak, harta dan bahkan mempertaruhkan nyawanya demi tegaknya Islam. Nabi dan para sahabat rela meninggalkan kampung halaman yaitu kota Mekah menuju Yatsrib (dulu) atau Madinah (sekarang) agar terbebas dari intimidasi kaum kafir Quraisy.

Kita tidak lagi merasakan sengsaranya hidup di bawah penindasan, kita tak lagi merasakan beratnya mengusir penjajah, kita tak lagi berkorban untuk meraih kemerdekaan. Saat ini kita tinggal menikmati kemerdekaan. Maka pertama yang wajib kita lakukan adalah bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala. 

Sebagaimana dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 bahwa kemerdekaan yang kita raih saat ini adalah atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Yang kedua, kita wajib berterima kasih kepada para pejuang dan para mujahid yang telah gugur memperjuangkan kemerdekaan tanpa ikut merasakan kemerdekaan. 

Selanjutnya, bagaimana cara kita bersyukur? Yaitu dengan melanjutkan perjuangan para pahlawan yaitu dengan mempertahankan kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan sesuai dengan apa yang diridhoi Allah subhanahu wa ta'ala.

Setiap anak bangsa apapun profesinya berhak dan wajib mengisi kemerdekaan Indonesia. Bagi seorang pelajar atau mahasiswa maka cara mengisi kemerdekaan adalah dengan belajar yang rajin. 

Bagi para pendidik guru dosen maka perjuangan saat ini adalah mencerdaskan para peserta didiknya. Bagi pejabat maka perjuangan dalam mengisi kemerdekaan adalah dengan melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya, tidak korupsi dan bertanggung jawab atas amanah yang diembannya. 

Begitu juga para pedagang, para pengusaha, para petani mereka pun berhak dan juga wajib mengisi kemerdekaan negara kita ini dengan cara bekerja profesional, jujur, dan ikhlas bekerja karena Allah. Ini lah jihad dan hijrah kita saat ini. 

Jihad tidak mesti berperang di medan perang, hijrah tidak mesti meninggalkan kampung halaman. Berbuat terbaik yang bisa kita lakukan untuk mengisi kemerdekaan agar Indonesia lebih maju, bermartabat, lebih makmur dan sejahtera itu juga bagian dari jihad dan hijarah. Dengan demikian, kita akan mendapatkan derajat yang mulia di sisi Allah subhanahu wa ta'ala sebagaimana di dalam surat at-Taubah ayat 20 Allah berfirman:

Artinya: "Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan". (At-Taubah: 20)

Nyatanya mempertahankan dan mengisi kemerdekaan itu tidak lebih mudah daripada merebut kemerdekaan. Melaksanakan ibadah dalam rangka taat kepada Allah subhanahu wa ta'ala juga tidaklah lebih mudah daripada hijrah meninggalkan kampung halaman. Karena musuh kita saat ini bukankah para penjajah, musuh kita saat ini bukanlah orang kafir Quraisy tetapi musuh kita saat ini adalah diri kita sendiri yaitu nafsu kita.

Melawan hawa nafsu merupakan subtansi dan esensi dari jihad. Sebab jika seseorang telah mampu mengalahkan hawa nafsunya tentu mudah baginya untuk menundukkan musuh-musuhnya. Tidak mengherankan jika Rasulullah menyebutkan bahwa jihad yag paling besar adalah jihad melawan hawa nafsu. Diriwayatkan sesaat umat Islam mengalahkan kaum Quraisy dalam Perang Badar.  Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

Artinya: "Kita telah usai dari jihad kecil menuju jihad yang lebih besar. Kemudian para sahabat bertanya lihat apa yang lebih besar maka Rasulullah menjawab jihad melawan diri yaitu hawa nafsu".

Atau dalam riwayat lain:

Artinya: "Jihad yang paling utama adalah seseorang berjihad (berjuang) melawan dirinya dan hawa nafsunya". (HR. Ibnu Najjar)

Betapa sering kita dikalahkan oleh rasa pesimis, rasa putus asa, merasa tidak berdaya, malas, menjadi pengecut, kikir, egois, dan mementingkan diri sendiri. Inilah penjajah-penjajah yang ada dalam diri kita yang harus kita lawan agar kita dapat hidup merdeka. Sebab itu nabi memberikan contoh doa agar kita terbebas dari sifat-sifat tersebut.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari sifat pesimis dan keputus asaan. Aku berlindung kepada Engkau dari ketidakberdayaan dan kemalasan. Aku berlindung kepada Engkau dari sifat pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia".

Semoga di momen yang bersejarah ini, dengan semangat kemerdekaan kita dibebaskan dari segala bentuk penjajahan baik penjajahan yang berupa fisik maupun non-fisik, baik yang dari luar maupun dari diri kita sendiri. 

Dengan semangat hijrah semoga kita diberi kekuatan untuk dapat berhirah dari keterpurukan iman, ilmu, amal, ekonomi, sosial, budaya menuju iman yang kuat, ilmu yang manfaat dan barokah, amal yang sholih dan ikhlas, ekonomi yang sejahtera, kehidupan sosial yang rukun dan damai, budaya yang beradab dan bermartabat. Aamiin Ya Rabbal alamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun