Mohon tunggu...
nino indrianto
nino indrianto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen IAIN Jember

Dosen IAIN Jember

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Refleksi Kemerdekaan dan Hijrah

21 Agustus 2020   12:59 Diperbarui: 21 Agustus 2020   13:07 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Artinya: "Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan". (At-Taubah: 20)

Nyatanya mempertahankan dan mengisi kemerdekaan itu tidak lebih mudah daripada merebut kemerdekaan. Melaksanakan ibadah dalam rangka taat kepada Allah subhanahu wa ta'ala juga tidaklah lebih mudah daripada hijrah meninggalkan kampung halaman. Karena musuh kita saat ini bukankah para penjajah, musuh kita saat ini bukanlah orang kafir Quraisy tetapi musuh kita saat ini adalah diri kita sendiri yaitu nafsu kita.

Melawan hawa nafsu merupakan subtansi dan esensi dari jihad. Sebab jika seseorang telah mampu mengalahkan hawa nafsunya tentu mudah baginya untuk menundukkan musuh-musuhnya. Tidak mengherankan jika Rasulullah menyebutkan bahwa jihad yag paling besar adalah jihad melawan hawa nafsu. Diriwayatkan sesaat umat Islam mengalahkan kaum Quraisy dalam Perang Badar.  Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

Artinya: "Kita telah usai dari jihad kecil menuju jihad yang lebih besar. Kemudian para sahabat bertanya lihat apa yang lebih besar maka Rasulullah menjawab jihad melawan diri yaitu hawa nafsu".

Atau dalam riwayat lain:

Artinya: "Jihad yang paling utama adalah seseorang berjihad (berjuang) melawan dirinya dan hawa nafsunya". (HR. Ibnu Najjar)

Betapa sering kita dikalahkan oleh rasa pesimis, rasa putus asa, merasa tidak berdaya, malas, menjadi pengecut, kikir, egois, dan mementingkan diri sendiri. Inilah penjajah-penjajah yang ada dalam diri kita yang harus kita lawan agar kita dapat hidup merdeka. Sebab itu nabi memberikan contoh doa agar kita terbebas dari sifat-sifat tersebut.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari sifat pesimis dan keputus asaan. Aku berlindung kepada Engkau dari ketidakberdayaan dan kemalasan. Aku berlindung kepada Engkau dari sifat pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia".

Semoga di momen yang bersejarah ini, dengan semangat kemerdekaan kita dibebaskan dari segala bentuk penjajahan baik penjajahan yang berupa fisik maupun non-fisik, baik yang dari luar maupun dari diri kita sendiri. 

Dengan semangat hijrah semoga kita diberi kekuatan untuk dapat berhirah dari keterpurukan iman, ilmu, amal, ekonomi, sosial, budaya menuju iman yang kuat, ilmu yang manfaat dan barokah, amal yang sholih dan ikhlas, ekonomi yang sejahtera, kehidupan sosial yang rukun dan damai, budaya yang beradab dan bermartabat. Aamiin Ya Rabbal alamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun