Mohon tunggu...
nino indrianto
nino indrianto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen IAIN Jember

Dosen IAIN Jember

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meraih Takwa di Bulan Zulhijah

24 Juli 2020   10:33 Diperbarui: 24 Juli 2020   10:49 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Meraih Taqwa di Bulan Dzulhijjah
Nino Indrianto

Saat ini kita berada pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Ada apa dengan bulan Dzulhijjah? Apa keutamaan bulan dzulhijjah? Serta amal apa saja yang disunahkan untuk dikerjakan pada bulan dzulhijjah?

Bulan Dzulhijjah termasuk bulan haram yaitu bulan yang disucikan Allah SWT yang di dalamnya kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan. Orang Jawa bulan ini dengan bulan "Besar" karena bulan Dzulhijjah memang memiliki kebesaran, keutamaan, keistimewaan dibanding bulan-bulan lainya utamanya pada 10 hari pertama. Adapun keutamaan sepuluh hari pertama Dzulhijah diterangkan dalam hadits Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berikut,
. . .
"Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah)." Para sahabat bertanya: "Tidak pula jihad di jalan Allah?" Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun." (HR. Abu Daud no. 2438, At Tirmidzi no. 757, Ibnu Majah no. 1727, dan Ahmad no. 1968)

Dari hadist di tadi menunjukkan kepada kita agar di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini kita memperbanyak amal sholih, amal apa saja yang bisa kita kerjakan karena pahalanya sangat besar bahkan setara dengan pahala mati syahid dalam jihad fisabilillah. Hadist yang lain juga menyebutkan:
: .
"Imam Ahmad, rahimahullah, meriwayatkan dari Umar Radhiyallahu 'anhuma, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid".

Amal berupa membaca tahlil, takbir, dan tahmid ini adalah amalan yang semua orang bisa melakukan. Artinya Rasul ingin menunjukkan bahwa tidak ada alasan untuk tidak bisa beramal di bulan dzulhijjah.

Jika kita mampu beramal lebih dari pada itu tentu lebih baik. Misal dengan memperbanyak sedekah bagi yang memiliki kelebihan rezki atau memperbanyak puasa bagi yang kuat sebagaimana diriwayatkan bahwa:
- -
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah" (HR. Abu Daud no. 2437)

Meskipun di dalam hadis lain yang diriwayatkan dari Siti Aisyah di kesempatan yang lain Aisyah tidak melihat Rasululah berpuasa karena bisa jadi nabi takut klo nanti memberatkan umatnya.

Kalaupun kita tidak mampu berpuasa 9 hari penuh maka kita bisa mulai berpuasa pada hari ke delapan atau yang biasa disebut dengan puasa pada hari Tarwiyah. Sebagaima dalam sebuah hadist disebutkan.

"Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu."
Hadist ini memang dari segi periwayatannya dinilai dhoif (lemah) tetapi untuk fadhilatul amal kita bisa mengamalkannya.

Puasa yang perlu diperhatikan karena sayang sekali jika terlewatkan yaitu puasa pada hari kesembilan, atau disebut hari Arafah. Karena hari Arafah adalah sebaik-baik hari sebagaimana Nabi bersabda.
:
"Diriwayatkan dari huban Rahimahullah dalam dalam shohihnya dari Jabir Radhiyallahu 'anhuma bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda bersaabda: Sebaik-baik hari adalah hari Arofah"

Hari Arofah merupakan hari puncak pelaksaanaan ibadah haji dan pada hari ini pulalah agama Islam disempurnakan dengan diturunkannya surat al-Maidah ayat 3. Adapun keutamaan puasa Arofah adalah sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Qotadah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim no. 1162).

Amal puncak pada bulan Dzulhijjah adalah berkurban. Kurban berasal dari kata qaruba artinya dekat. Jadi kurban adalah upaya untuk mendekatkan pada sesuatu yang diinginkan. Tidak ada kesuksesan dan keberhasilan tanpa pengorbanan. Sebagaimana seorang pelajar jika ia ingin berprestasi dia harus berkorban biaya, tenaga, waktu untuk belajar. Dulu Para pejuang dan pahlawan bangsa untuk meraih kemerdekaan juga berkorban harta, raga bahkan jiwa.

Sedangkan kurban dalam istilah syara' adalah menyembelih udhiyah binatang sembelihan kambing, sapi, unta pada hari nahar yaitu hari raya Idul Adha dan hari tasyrik dalam rangka bertaqarrub mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena Taqwa merupakan kesuksesan yang paling utama. Hanya dengan taqwalah kita akan meraih kebahagian dunia-akhirat

Dalam ibadah kurban, fisiknya hewan yang disembelih, tetapi hakikatnya kurban ialah wujud pengorbanan, ketaatan, pengabdian diri sepenuh hati kepada Allah SWT. Yang kita sembelih memang hewan tetapi hakikatnya kita sedang menyembelih sifat-sifat kebinatangan yang ada pada diri kita seperti egois, kikir, tamak, nafsu,  dan sebagainya.

Secara fisik ibadah Kurban ialah berkorban materi atau seekor hewan. Namun, lebih dari itu secara ruhani berkurban hakikatnya melawan hawa nafsu yang bisa menghalangi kita meraih taqwa yaitu kedekatan dengan Allah SWT.

Oleh karena itu Rasullullah mengultimatum orang-orang yang mampu tetapi tidak mau berkurban untuk tidak mendekati masjid dimana rasulullah dan orang-orang beriman shalat di dalamnya. Karena pada hakikatnya hati mereka telah jauh dari Allah SWT.

Juga hadis riwayat Imam Ahmad dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah, Nabi Saw. bersabda;

"Barangsiapa mendapatkan kelapangan tetapi tidak berkurban, maka janganlah dia mendekati tempat salat kami."

Berkurban sejatinya adalah wujud sukur kita kepada Allah karena Allah telah memberikan nikmat yang banyak kepada kita berupa harta, keluarga, kesehatan dan nikmat-nikmat yang lainnya. Maka ketika Allah memerintahkan kita untuk berkurban terlebih dahulu Allah mengingatkan akan karunianya yang banyak yang telah diberikan kepada kita. Allah berfirman.
   
 "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus dari rahmat Allah" (QS Al-Kautsar: 1-3).

Semoga Allah memberikan kita rezki dan kemampuan untuk dapat berkurban pada tahun ini. Dan kita juga berdo'a semoga Allah menerima kurban kita dan memberikan ganti yang lebih baik atas harta yang telah kita kurbankan.. Aamiin... Ya Rabbal 'alamin....

Penulis adalah Dosen IAIN Jember

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun